Senin, 16 Juni 2014

Soal Sepakbola, Indonesia Bisa Ikuti Jejak Brasil

Selama 12 Juni hingga 13 Juli 2014 perhatian setengah populasi dunia tertuju ke Brasil, baik menonton lewat televisi maupun datang langsung. Brasil tengah menjadi tuan rumah turnamen olahraga terpopuler di muka bumi, Piala Dunia Sepakbola. 

Ini bukan sekadar kejuaraan olahraga tapi sudah menjadi pesta hiburan istimewa bagi penggemar sepakbola di penjuru dunia, yang harus menunggu setiap empat tahun. 32 tim mancanegara beradu kemampuan untuk menjadi nomor satu dan mengangkat Piala Emas FIFA (Federasi Sepakbola Dunia). Sebagai tuan rumah dan juara lima kali, Brasil sangat difavoritkan. 

Di Negeri Samba itu, sepakbola bukan lagi olahraga, tapi sudah menjadi "kekayaan alam" dan industri dengan pendapatan besar. Bakat menjadi pesepakbola hebat sudah mendarahdaging bagi banyak warga Brasil.

Itulah sebabnya mereka menjadi "komoditas andalan" untuk menggerakkan perekonomian Brasil dengan saat direkrut di berbagai negara. Bahkan sudah muncul kesan bagi banyak klub sepakbola bahwa belum afdol rasanya bila belum merekrut pemain Brasil. 

Maka, bagi warga Brasil, bayaran menjadi pesepakbola profesional, terutama di negara-negara Eropa, luar biasa menggiurkan. Tidak hanya pemain, pelatih asal Brasil pun laku direkrut. Kontribusi mereka kepada negara, baik dalam bentuk pembayaran pajak maupun memperkuat citra Brasil sebagai "Negeri Biangnya Sepakbola" tidak diragukan lagi.

Namun, Duta Besar Brasil untuk Indonesia, Paulo Alberto Da Silveira Soares, menepis pandangan bahwa pemerintah di negaranya punya andil besar menjadikan negeri itu sukses  di industri sepak bola. Ditemui secara khusus oleh VIVAnews di kediamannya di Simprug, Jakarta Selatan pada Selasa, 10 Juni 2014, dia memaparkan panjang lebar mengenai makna sepak bola bagi warga Brazil.

Diplomat yang memulai tugasnya di Indonesia sejak tahun 2011 itu menyebut kecintaan rakyat terhadap si kulit bundar-lah yang menyebabkan Brasil banyak menghasilkan deretan seniman sepakbola legendaris, mulai dari Pele, Zico, Ronaldo hingga bintang masa kini, Neymar da Silva Santos Junior.

"Sepak bola bagi kami sangat penting. Sepak bola itu seperti tarian, balet. Kami sangat mencintai olah raga itu," ungkap Soares.

Mantan Duta Besar Brasil untuk Singapura itu juga mengatakan, di Brasil, hanya sepak bola satu-satunya olah raga yang dimainkan oleh orang dari beragam kalangan. Bahkan, para pemain terkenal dari negaranya, ungkap Soares, berasal dari keluarga yang sederhana.

Kendati sempat membuat publik khawatir dengan masalah infrastruktur jelang pertandingan pertama pada Jumat dini hari kemarin, namun Brasil sukses membuktikan semua berjalan lancar. Soares mengungkap sebagai tuan rumah, mungkin mereka tidak bisa berbuat hal yang sempurna untuk menutupi hal-hal detail di bidang infrastruktur.

"Karena kami warga Brazil, bukan dari Swiss atau Skandinavia. Kesempurnaan hanya milik Tuhan," ujar Soares.

Apalagi hal lain yang diucapkan diplomat yang pernah bertugas di Mahkamah Agung Brazil itu? Berikut petikan wawancaranya:

Jelang dimulainya Piala Dunia, Brasil masih disibukkan dengan masalah infrastruktur. Ada beberapa stadion yang belum rampung pengerjaannya. Bagaimana pendapat Anda mengenai hal itu?
Itu merupakan hal-hal kecil apabila mengenai kesiapan stadion yang akan digunakan untuk pertandingan perdana di Arena Corinthians, Sao Paulo. Selain itu, semua persiapan sudah rampung. Mungkin satu atau dua masalah di bagian utara,  daerah Amazon dan di pusat Brasil. Tapi itu semua ditargetkan rampung pada Jumat, 12 Juni 2014 (hari pembukaan Piala Dunia).

Walaupun begitu, mungkin apa yang kami lakukan tidak bisa sempurna sesuai dengan standar Swiss atau Skandinavia, karena memang kami bukan negara tersebut. Kami warga Brasil, sama informalnya seperti Indonesia.

Masalah tersebut akan selesai dengan kemampuan yang bisa dicapai oleh manusia. Kesempurnaan hanya milik Tuhan. Karena kami bukan Tuhan, kami manusia dan kami warga Brasil, tapi kami yakin dapat mencapai kesuksesan yang besar. Karena, semua orang terlihat begitu antusias menanti Piala Dunia.

Media dan warga dari belahan dunia yang berjumlah jutaan telah tiba di Brasil. Sebanyak lebih dari 50 ribu orang telah tiba di sana. [Kementerian Pariwisata Brasil memprediksi akan ada 1,9 juta hingga 3,7 juta orang yang berkunjung ke Brasil selama Piala Dunia 2014 - Redaksi]

Ini merupakan kali kedua Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia, maka ini menjadi sesuatu yang unik. [Brasil menjadi tuan rumah Piala Dunia di tahun 1950. Saat itu, Brasil sebagai tuan rumah berhasil dikalahkan oleh Uruguay pada pertandingan final]

Apa yang akan berbeda dari Brasil ketika menjadi tuan rumah di tahun 1950 dengan saat ini?
Tentu sangat berbeda, karena Piala Dunia saat itu diselenggarakan pada tahun 1950. Belum ada televisi seperti sekarang, sementara saat ini sudah memasuki era digital.

Saat itu semua orang mengikuti jalannya pertandingan melalui radio. Bagi saya, saat itu sangat romantis. Kini, kita semua teracuni dengan kehadiran peralatan digital, sehingga membuat Anda semakin malas dan kurang pintar.

Ketika Anda mendengarkan siaran pertandingan lewat radio, Anda bisa membayangkan jalannya pertandingan. Sementara ketika Anda menyaksikan lewat televisi atau media digital, semua mimpi dan imajinasi itu lenyap. Sangat disayangkan, tetapi itulah kenyataan saat ini yang dihadapi di abad ke-21.

Dan terkait dengan infrastruktur di Brasil, kami telah membangun banyak hal. Kini, kami memiliki kereta bawah tanah, jembatan, jalanan baru, pelabuah dan bandar udara baru.
Kami membangun ini semua tidak hanya untuk menunjang Piala Dunia, tetapi juga mengakomodir penyelenggaraan Olimpiade di tahun 2016. [Komite Olimpiade Internasional (IOC) pada tahun 2009 lalu, memutuskan Brasil menjadi tuan rumah Olimpiade Musim Panas yang akan digelar sejak tanggal 5 hingga 21 Agustus 2016]

Infrastruktur akan tetap bisa digunakan untuk publik, turis dan konsumen. Ini merupakan investasi yang berguna dan setimpal.
Kami mengeluarkan miliaran dollar  tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan hasil imbal balik yang akan kami raih untuk penduduk Brasil dan turis. [Menurut data dari Kementerian Olah Raga Brasil, untuk persiapan Piala Dunia 2014, mereka mengeluarkan dana senilai R$25,6 miliar atau setara Rp135 triliun]

Jadi, hasilnya sangat positif.

Apakah itu keuntungan ekonomi yang akan diraih Brasil sebagai tuan rumah?
Iya, itu merupakan salah satu keuntungan dari pembangunan infrastruktur, yaitu bisa digunakan bagi kepentingan penduduk Brasil sendiri.

Tapi, sebagian besar warga Brasil berpikir nominal anggaran sedemikian besar bisa dialokasikan untuk bidang lain seperti pembangunan di bidang kesehatan dan pendidikan. Bagaimana tanggapan Anda mengenai hal tersebut?
Kami telah mengalokasikan dana untuk hal itu. Namun, tetap akan ada orang yang tidak puas dan kerap mengeluh. Mereka hanya berpikir jangka pendek, esok hari dan lusa. Mereka tidak berpikir jangka medium dan panjang.

Mereka hanya berpikir mengenai diri sendiri dan tidak mempedulikan nasib anak-anak dan cucu mereka. Saya memikirkan nasib mereka dan menikmati pembangunan yang hebat sebagai hasil dari persiapan Piala Dunia dan Olimpiade 2016.

Brasil merupakan negara besar, bukan negara  pulau yang kecil seperti Singapura. Brasil merupakan negara terbesar keempat di dunia dan berbeda pula dengan Indonesia, karena ini merupakan negara kepulauan.

Apa makna sepakbola bagi sebagian besar warga Brasil? Ada yang mengatakan mereka menyamakannya sebagai agama?
Sepakbola bagi kami sangat penting. Itu sebuah seni seperti tarian, balet. Bagi kami, mungkin hal yang paling penting dalam hidup. Mungkin saya agak sedikit berlebihan, tetapi kami rela melakukan apa pun untuk sepakbola. Kami sangat mencintai olah raga itu.

Rasanya itu tidak berlebihan, karena kami telah memenangkan Piala Dunia sebanyak lima kali [1958, 1962, 1970, 1994 dan 2002]. Dan yang paling menarik, sepak bola merupakan olah raga yang dapat dimainkan oleh siapa pun dan dalam keadaan apa pun, karena Anda bahkan dapat bermain sepak bola dalam keadaan bugil, apabila Anda mau.

Golf tidak bisa dimainkan dengan pakaian yang asal-asalan kan? Tenis atau olah raga apa pun begitu.
Tapi di Brasil, anak-anak, remaja, dewasa dan orang tua, baik mengenakan celana pendek atau tidak, mereka semua dapat bermain sepak bola di pantai. Bahkan, kita semua dapat memainkannya tanpa sepatu, baju dan tanpa apa pun.

Kelebihan lainnya, olah raga ini menyenangkan dan membuat orang bersemangat bersama-sama. Itu hal yang menarik. Khususnya gaya sepak bola di Brasil, karena unik.

Kami, warga Brasil, bermain sepak bola bukan untuk menang, tapi kami menikmati 90 menit permainan itu. Gaya kami betul-betul berbeda dari cara orang Eropa memainkan sepak bola.

Kami tidak bermain secara serius, tetapi seolah-olah tengah menarikan ballet, karena kami seniman dari bola itu.

Apakah Anda juga meluangkan waktu untuk bermain sepak bola di Indonesia?
Tidak lagi, karena saya sudah berusia 67 tahun. Tapi, terkadang apabila saya memiliki waktu luang dan ketika kedua putra saya sedang berada di Indonesia, maka saya biasanya bermain bersama mereka.

Saya dulu sering bermain sepak bola di Brasil ketika masih muda. Bermain sepak bola di pantai jauh lebih sulit ketimbang di lapangan hijau yang biasa.

Warga Brasil kali pertama bermain sepak bola di pantai, yang menuntut lebih banyak stamina dan kondisi fisik.

Apa rahasia Brasil sehingga banyak pemain berbakat dan terkenal bisa terlahir dari sana? Apakah pemerintah banyak terlibat dalam pembentukan generasi baru sepak bola?
Tidak. Para pemain itu tidak bergantung kepada pemerintah. Mereka mengandalkan diri mereka sendiri, karena cinta dengan olah raga itu, makanya mereka pergi ke pantai untuk bermain sepak bola.

Sebagian besar pemain hebat Brasil, berasal dari keluarga yang sangat sederhana dan mereka bermetamorfosis.

Jadi, apa yang bisa Indonesia lakukan agar bisa memiliki pemain yang sama hebatnya seperti Brasil?
Rekrut beberapa pelatih dari Brasil, sama seperti yang dilakukan oleh Jepang. Mereka merekrut Arthur Antunes Coimbra atau yang biasa disebut Zico untuk melatih tim nasional Jepang dari tahun 2002 hingga 2006.
Zico dulu merupakan seorang pemain hebat dan kini dia mendirikan sebuah sekolah sepak bola di Jepang.
[Selain mendirikan sekolah sepak bola di Jepang, Zico juga membangun sebuah sekolah sepak bola di Panama untuk anak-anak yang tidak mampu, namun memiliki prestasi cemerlang di sekolah. Saat ini Zico menjadi pelatih tim nasional Irak]

Oleh sebab itu, tim nasional Jepang bisa masuk ke dalam kualifikasi Piala Dunia.

Apakah Anda optimistis Brasil akan kembali memboyong trofi Piala Dunia untuk keenam kalinya?
Apabila saya Tuhan, maka saya katakan iya. Sayangnya saya bukan Tuhan.

Siapa saingan terberat bagi Brazil menurut Anda di Piala Dunia 2014?
Saya berharap Brasil bisa mengalahkan semua lawannya dan masuk ke final. Saya kira di final nanti Brasil akan bertemu Spanyol. Itu akan fantastis, karena istri saya berasal dari Spanyol. Jadi, akan ada pertarungan antara saya dan istri.
***
Hubungan Bilateral RI-Brasil:
Indonesia dan Brasil merupakan anggota G20 dan siap menjadi negara ekonomi yang baru. Masalah apa yang menjadi kepedulian kedua pemimpin negara?
Kita tidak akan menjadi negara dengan perekonomian terbesar di dunia di masa mendatang atau kita memang sudah ada di posisi itu. Karena seperti yang Anda lihat, Indonesia dan Brasil merupakan negara berkembang yang pertumbuhan ekonominya paling cepat di dunia, karena kedua negara sama-sama memiliki populasi penduduk yang besar.

Brasil memiliki 200 juta penduduk, sementara Indonesia 250 juta penduduk. Kedua negara sama-sama memiliki sumber daya alam mineral, hutan, pertanian, dan teknologi. Yang diperlukan hanya perlu menempatkan pemimpin yang tepat, entah itu sebagai gubernur atau pejabat lainnya di sektor publik, swasta, dan investor asing.

Sebagai negara berkembang, yang dibutuhkan adalah pengambil keputusan politik yang berdedikasi dan memastikan negara ini maju, seperti yang sudah dilakukan selama ini oleh Presiden SBY di Indonesia dan Partai Buruh. Indonesia dan Brasil bukan lagi negara masa depan, tetapi juga sudah menjadi negara dengan perkembangan ekonomi yang pesat di masa kini.

Kedua negara memiliki hubungan dagang yang baik, dalam hal pembelian pesawat militer atau alutsista pertahanan lainnya dan banyak produk pertanian. Kami mengimpor minyak kelapa sawit, karet, sepatu tenis dan beberapa produk semi industri dari Indonesia.
[Pada 2010 lalu, Kementerian Pertahanan membeli satu skuadron pesawat militer jenis Super Tucano Turboprop EMB 314 dari Brasil senilai US$284 juta atau Rp3,3 triliun. Pesawat itu dibeli dari perusahaan Embraer untuk menggantikan pesawat militer OV-10 Bronco yang telah beroperasi sejak tahun 1976]

Apakah Indonesia sudah dikenal luas di Brasil?
Belum. Pemerintah Indonesia bisa meniru langkah China yang tidak lelah mempromosikan negaranya setiap hari.

Karena Anda sebelumnya telah menyebutkan peran signifikan teknologi di abad ke-21, pemimpin RI dan Brasil diketahui menjadi korban penyadapan Amerika Serikat melalui teknologi tersebut. Apakah ada komunikasi dan kerjasama di antara kedua negara untuk mencegah aksi itu terulang kembali?
Banyak sekali, contohnya baru-baru ini kami mengadakan pertemuan pertama mengenai pengaturan Internet di Brasil dan turut hadir dalam kegiatan itu perwakilan dari Indonesia.

Tujuan dari pertemuan tersebut yakni adanya aturan pengelolaan dunia maya. Artinya pemerintah harus menghormati hak setiap individu untuk tidak disadap oleh siapa pun. Ada aturan jelas untuk tidak menyadap komunikasi di antara pemimpin negara dan individu.

Oknum yang melakukan penyadapan ini merupakan orang jahat. Mereka tidak berkontribusi terhadap perbaikan di dunia, justru mereka memperburuk. Oleh sebab itu, kami mempromosikan perlunya pengaturan dunia maya. Kedua negara diketahui sangat aktif menyuarakan itu.

Brasil telah mengusulkan ke PBB adanya kode etika baru yang mengatur soal pemantauan di dunia maya ini di seluruh dunia. Pemerintah Brasil bahkan telah menyerahkan tuntutan mereka ke Sidang Umum PBB di bulan September mendatang.

Di Brasil sendiri aturan di dunia akan segera diberlakukan. Sehingga kami ingin membuktikan bahwa era digital seharusnya menguntungkan manusia bukan malah menghancurkan satu sama lain.

Kami merupakan negara dan masyarakat yang damai seperti Indonesia. Dan kami menginginkan bekerja secara damai dan kreatif. Mungkin untuk sebagian negara dan masyarakat seperti Brasil dan Indonesia menjadi pemain besar di dunia

Tidak hanya di bidang olahraga sepak bola, tetapi juga ekonomi.

Sumber : Viva.co.id