Equity World | Wall Street Memerah: Dow Turun 4 Hari Beruntun Dipicu Kekhawatiran AS Bangkrut
Equity World | Wall Street berakhir turun pada perdagangan Rabu (24/5). Terseret pembicaraan berlarut-larut tanpa kesepakatan antara Gedung Putih dan perwakilan Partai Republik tentang peningkatan plafon utang Amerika Serikat (AS).
Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 255,59 poin atau 0,77% menjadi 32.799,92, S&P 500 kehilangan 30,34 poin atau 0,73% menjadi 4.115,24, dan Nasdaq Composite turun 76,08 poin atau 0,61% menjadi 12.484,16.
Kurangnya kemajuan dalam meningkatkan batas utang pemerintah AS sebesar US$31,4 triliun menjelang tenggat waktu 1 Juni, telah membuat investor gelisah karena risiko bencana gagal bayar semakin besar.
Presiden AS Joe Biden dari Partai Demokrat dan negosiator utama Kongres dari Partai Republik Kevin McCarthy menggelar apa yang disebut Gedung Putih sebagai pembicaraan produktif.
"Sampai kemarin, investor sangat optimis dengan resolusi plafon utang AS," kata Angelo Kourkafas, senior investment strategist di Edward Jones.
"Tapi sekarang saat kita semakin dekat ... ke tanggal 1 Juni, kita melihat beberapa kehati-hatian lagi."
Sepuluh dari 11 sektor S&P 500 berakhir di wilayah negatif, dengan real estat paling banyak jatuh. Energi adalah satu-satunya pemenang sektor.
Indeks Volatilitas CBOE, yang dikenal sebagai pengukur ketakutan Wall Street, melayang di sekitar level tertinggi tiga minggu.
Kebijakan Federal Reserve juga menjadi fokus. Saham menahan penurunan mereka setelah rilis risalah dari pertemuan Fed 2-3 Mei menunjukkan bahwa pejabat The Fed "secara umum setuju" bulan lalu bahwa perlunya kenaikan suku bunga lebih lanjut "menjadi kurang pasti."
Investor mengharapkan bank sentral menghentikan kampanye kenaikan suku bunga yang agresif pada pertemuan 13-14 Juni.
Gubernur The Fed Christopher Waller mengatakan, prihatin dengan kurangnya kemajuan inflasi dan sementara melewatkan kenaikan suku bunga pada pertemuan bank sentral bulan depan mungkin saja terjadi, akhir kampanye kenaikan tidak mungkin terjadi.
"Ekonomi masih baik-baik saja, dan dari sudut pandang The Fed sebenarnya tidak ada alasan untuk mundur dari kebijakan moneter yang lebih ketat," kata Paul Nolte, senior wealth advisor and market strategist di Murphy & Sylvest Wealth Management.
Sementara itu berita seputar perusahaan, saham Citigroup Inc turun 3,1% karena bank membatalkan penjualan unit konsumen Banamex Meksiko senilai US$7 milia.
Saham Agilent Technologies Inc turun sekitar 6% setelah perusahaan memangkas perkiraan penjualan dan laba tahunannya.
Saham pemilik TurboTax, Intuit Inc turun 7,5% setelah perkiraan laba yang mengecewakan.