Equity World | Naik sih... Tapi Kalau ke Level Ini, Emas Kian Tak Berharga!
Equity World | Emas berusaha bangkit dari keterpurukan. Pada perdagangan Jumat (2/9/2022) pukul 06:34 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.697,49 per troy ons, menguat 0,08%.
Penguatan hari ini terjadi setelah emas babak belur dan terlempar dari level psikologis US$ 1.700. Pada perdagangan kemarin, harga emas melandai 0,85% ke posisi US$ 1.696,09. Artinya, emas kembali terjerembab ke level US$ 1.600 setelah terakhir berada di posisi tersebut pada 20 Juli lalu.
Dalam sepekan, harga emas sudah jatuh 2,3% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 3,5% sementara dalam setahun anjlok 6,2%.
Daniel Ghali, analis TD Securities, mengatakan sulit bagi emas untuk terus menguat setelah pernyataan hawkish dari pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve/the Fed. Pada pekan lalu, the Fed menegaskan sikapnya untuk tetap berperang melawan inflasi meskipun itu akan berdampak buruk ke perekonomian AS.
"Jika the Fed tetap berpegang teguh pada mandat untuk memerangi inflasi maka suku bunga acuan akan tetap naik. Mandat itu juga membuat the Fed tidak mungkin memangkas suku bunga meskipun ada resesi. Ini jelas alamat buruk bagi emas," tutur Ghali, seperti dikutip dari Reuters.
Ghali menambahkan titik krusial emas ada di posisi US$ 1.675 per troy ons, Jika emas terus turun dan jatuh melewati titik tersebut maka harga emas akan semakin jatuh. "Jika emas jatuh ke US$ 1.675 maka tekanan untuk menjual emas semakin besar," imbuhnya.
Analis independen Ross Norman mengatakan pergerakan harga emas diperkirakan belum akan menggembirakan ke depan karena perkasanya dolar AS. Dollar Index melambung ke 109,59 kemarin. Level tersebut adalah yang tertinggi dalam 20 tahun lebih.
"Arah gerak emas diperkirakan akan terus bergerak melemah dari posisi sekarang. Emas mungkin bisa diperdagangkan di kisaran US$ 1.680," ujar Norman.