Equity World | Kok Harga Emas Perlahan Menanjak? Coba Cari Tahu Disini
Equity World | Harga emas mulai menguat. Pada perdagangan Senin (5/9/2022) pukul 16: 02 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.711,7 per troy ons. Harga emas menguat tipis 0,015%. Penguatan tersebut membalikkan arah pergerakan emas yang melemah pada pagi hari ini.
Dalam sepekan, harga emas masih melandai 1,5% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas sudah amblas 3,5% sementara dalam setahun anjlok 6,1%.
Harga emas anjlok dalam dua pekan terakhir setelah the Fed mengeluarkan pernyataan hawkishnya terkait suku bunga. Harga sang logam mulia bahkan sempat terlempar dari level US$ 1.700 pada Kamis pekan lalu.
Matt Simpson, analis dari City Index, mengatakan harga emas cenderung diam di tempat atau naik tipis karena investor tengah mencari sinyal lanjutan kebijakan moneter Amerika Serikat (AS).
Bank sentral AS The Federal Reserve (the Fed) akan menggelar pertemuan pada 20-21 September mendatang. Artinya, pekan depan adalah "blackout period" atau periode di mana tidak ada pernyataan apapun yang akan keluar dari pejabat the Fed.
"Pertemuan the Fed bakal digelar dua pekan ke depan dan ada masa "blackout period". Pernyataan apapun dari the Fed pada minggu ini akan diteliti oleh pasar karena mereka harus menjahit informasi apapun untuk mengetahui kebijakan the Fed," tutur Matt Simpson, kepada Reuters.
Simpson menjelaskan pernyataan the Fed mengenai suku bunga akan menjadi penggerak utama harga emas pekan ini.
"Pernyataan apapun yang menyinggung kenaikan 75 bps akan membuat emas tertekan," ujarnya.
Sementara itu, ANZ dalam keterangannya mengatakan emas sempat menguat pada Jumat lalu atau setelah keluarnya data tenaga kerja AS. Data tersebut sedikit di bawah ekspektasi pasar sehingga menopang pergerakan emas.
AS mengumumkan jumlah lapangan kerja yang tercipta pada Agustus mencapai 315.000. Sedikit di atas perkiraan pasar yakni 300.000.
Tingkat pengangguran di AS naik tipis menjadi 3,7% pada Agustus, dari 3,5% pada Juli.
"Emas menguat pada Jumat karena pelaku pasar melihat data tenaga kerja dan dampaknya. Data tenaga kerja yang memburuk akan membuat the Fed melunak," tulis ANZ, seperti dikutip dari Reuters.