Equity World | Saham Microsoft, Alphabet, dan Twitter Melonjak di Tengah Pelemahan Wall Street
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup merah pada perdagangan awal pekan, Senin (25/4/2022). Pergerakan indeks masih dibayangi oleh lonjakan Covid-19 di China serta rencana The Fed menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.
Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,6 persen, S&P 500 turun 0,77 persen, dan Nasdaq terkoreksi 0,7 persen. Saham – saham teknologi seperti Microsoft, Alphabet, Amazon, Twitter, dan Facebook menguat ditengah pelemahan indeks.
Microsoft naik 2,4 persen, Alphabet yang merupakan induk Google juga naik hampir 2,9 persen, dan Facebook Meta bertambah sekitar 1,6 persen. Twitter melonjak sekitar 5,7 persen setelah perusahaan mengumumkan menerima kesepakatan dengan Elon Musk senilai sekitar 44 miliar dollar AS.
Mengutip CNBC, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di China saat ini, bisa mendorong penurunan suku bunga. Indeks Asia berakhir merah pada penutupan Senin, sementara imbal hasil Treasury 10 tahun juga turun ke level 2,8 persen.
Jeff Kilburg, kepala investasi dan manajer portofolio Sanctuary Wealth mengatakan, saham - saham teknologi rebound karena potensi penurunan suku bunga. Ini juga memberikan angin segar menjelang rilis laporan pendapatan kuartalan yang dijadwalkan akhir pekan ini.
“Kami memiliki fokus pada saham-saham teknologi besar minggu ini dan ini sangat ramai terjual. Jadi ada banyak aksi beli dan peluang (pada saham teknologi),” kata Kilburg.
JC O'Hara dari MKM menilai, saat ini Wall Street bersiap untuk menghadapi musim laporan kinerja kuartalan emiten, tertuama dari perusahaan teknologi besar. Pekan ini, sekitar 160 perusahaan di S&P 500 diperkirakan akan melaporkan pendapatan kuartalannya, termasuk Amazon, Apple, Alphabet, Meta Platforms, dan Microsoft.
“Minggu ini mungkin dengan mudah mendapat profit pada ekuitas, saham akan digerakkan dari bawah dengan latar belakang makro yang menantang selama tiga pekan terakhir,” ujar JC O'Hara.
Saham Coca-Cola ditutup naik hampir 1,1 persen setelah perusahaan melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Saham energi merah, dengan penurunan Chevron sekitar 2,2 persen, dan Exxon Mobil yang juga ambles hampir 3,4 persen.
Kekhawatiran investor akan potensi perlambatan ekonomi global, juga mendorong harga minyak lebih rendah. Minyak mentah WTI turun 3,5 persen, dan kembali di bawah level 100 dollar AS per barel.