Equity World | Harga Emas Dunia Naik Menyentuh Level Tertinggi Dalam Sebulan Terakhir
Equity World | Harga emas dunia mencapai level tertingginya dalam satu bulan terakhir pada penutupan perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB). Hal ini dipicu melonjaknya inflasi Amerika Serikat (AS) sehingga meningkatkan dya tarik emas sebagai aset lindung nilai inflasi.
Mengutip CNBC, Kamis (14/4/2022), harga emas dunia di pasar spot naik 0,6 persen ke level 1.978,21 dollar AS per troy ounce. Level penutupan ini menjadi yang tertinggi sejak 14 Maret lalu yang saat itu emas ada di level 1,981.30 dollar AS per troy ounce.
Sementara harga emas berjangka Comex New York Exchange terpantau naik 0,4 persen menjadi ke level 1.984,70 dollar AS per troy ounce.
"Emas tampaknya mengabaikan kenaikan suku bunga acuan AS dan sangat fokus pada inflasi yang tinggi," kata Edward Meir, Analis ED&F Man Capital Markets.
Data indeks harga konsumen bulanan AS yang dirilis Selasa kemarin, menunjukkan terjadi lonjakan inflasi pada Maret. Ini sekaligus memperkuat potensi kenaikan kembali suku bunga acuan oleh Bank Sentral AS sebesar 50 basis poin pada Mei mendatang guna mengatasi tingginya inflasi.
Emas memang dianggap sebagai aset lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik. Namun kenaikan suku bunga tidak menguntungkan emas, sebab meningkatkan peluang kerugian memegang emas yang memang tidak memberikan imbal hasil.
Kenaikan suku bunga AS sebesar 25 bps pada Maret lalu sempat membuat imbal hasil obligasi pemerintah AS melonjak, begitu pula nilai mata uang dollar AS yang bahkan sempat menyentuh ke level tertinggi selama dua tahun terakhir.
Namun kondisi geopolitik Rusia-Ukraina yang masih terus memanas dan tingginya inflasi AS, membuat tren harga emas kembali terkerak, sebab investor kembali tertarik untuk mengamankan dananya di aset safe haven emas.
Seperti diketahui, pada Selasa kemarin, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan Ukraina menggagalkan pembicaraan damai, sehingga pihaknya akan tetap melanjutkan 'operasi militer khusus' terhadap negara tetangganya itu.
"Perang terus berlanjut dan tanpa solusi yang jelas dan menjadi bukti bahwa itu menjadi masalah jangka panjang (dan mendukung kenaikan harga emas)," kata Carlo Alberto De Casa, Analis Pasar Eksternal di Kinesis.