Equity World | ARB 4 Hari, Yenny Wahid Cs Gagal 'Cuan'Jumbo di Saham WIRG
Equity World | 'Bulan madu' reli kenaikan saham emiten teknologi metaverse pendatang baru PT WIR Asia Tbk (WIRG) akhirnya terhenti. Ini ditandai dengan harga saham WIRG anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 7% selama 4 hari beruntun.
Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham WIRG ditutup turun 6,91% ke Rp 1.010/saham.
Kemarin, saham WIRG ambles 6,87% ke Rp 1.085/unit dengan nilai transaksi Rp 2,99 miliar dan volume perdagangan 2,76 juta saham.
Sebelumnya, pada Kamis (21/4) dan Jumat (22/4) saham WIRG juga terkena ARB, masing-masing minus 6,72% dan 6,80%.
Adapun, pada Rabu (20/4) saham WIRG ditutup turun 1,83%.
Ini artinya, reli kenaikan saham selama 10 hari beruntun sejak debut perdana pada 4 April lalu dibalas dengan koreksi selama 5 hari beruntun.
Sejak awal resmi melakukan penawaran saham perdana (IPO) di harga Rp 168/unit, saham WIRG memang tampil 'perkasa' dengan sempat menembus batas auto rejection atas (ARA) selama 7 hari perdagangan beruntun.
Bahkan, pihak BEI sempat melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham WIRG pada Senin (18/4) lantaran terjadinya lonjakan harga yang signifikan.
Asal tahu saja, dalam IPO, WIRG menawarkan saham di harga Rp 168/unit dan meraih dana segar Rp 431,89 miliar.
Memang, kendati mengalami ARB 4 hari tanpa putus, harga saham WIRG masih meroket 501,19%.
Saham WIRG sendiri mencuri perhatian sejak awal debut lantaran sebagian sahamnya dipegang oleh nama-nama terkenal, mulai dari putri presiden RI ke-4 Gus Dur Yenny Wahid, pengusaha Pieter Tanuri, sampai para petinggi perusahaan energi PT Indika Energy Tbk (INDY).
Lonjakan tinggi harga saham WIRG tentu membuat valuasi saham para pemegang saham pra-IPO mengangkasa juga.
Namun, sayangnya, ARB berjilid-jilid akhir-akhir ini membuat potensi raihan 'cuan' Yenny Wahid Cs tidak semaksimal saat harga saham WIRG mencatatkan reli, sebut saja per Selasa pekan lalu (19/2).
Pada Selasa (19/2), harga saham WIRG menyentuh level tertinggi sejak IPO Rp 1.365/unit.
Lantas, berapa potensi keuntungan para pemegang saham yang hilang akibat saham WIRB terkena ARB 4 hari beruntun?
Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia hanya akan berfokus pada sejumlah nama penting, sembari menyinggung sedikit nama-nama besar lainnya.
Tentu saja, ini hanya hitung-hitungan kasar untuk menggambarkan potensi keuntungan--dan penurunan 'cuan'--yang dialami para pemegang saham lama WIRG.
Dua nama pertama adalah pemegang saham mayoritas WIRG, yakni PT Laut Biru Teknologi yang menggenggam 28,24% dan PT WIR Global Kreatif yang menguasai 17,61% saham WIRG.
Laut Biru Teknologi dikuasai oleh Tri Ramadi yang memiliki 90,0% saham di perusahaan tersebut. Tri Ramadi sendiri sempat menjabat sebagai Direktur Utama emiten properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Sekarang, ia berfokus dengan perusahaan properti miliknya Vasanta Group.
Sementara, WIR Global Kreatif dikendalikan oleh para petinggi WIRG.
Sebut saja, Direktur Utama WIRG Michel Budi Wirjatmo (menggenggam 25,0% saham WIR Global Kreatif), Komisaris Utama WIRG Daniel Surya Wirjatmo menguasai 25,5% saham WIR Global, dan Komisaris WIRG Philip Cahyono memiliki 25,0% saham WIR GLobal.
Bersama Tri Ramadi, ketiga pengendali WIR Global Kreatif yang sekaligus petinggi WIRG tersebut menjadi pemegang saham pengendali dan pemilik manfaat WIRG.
Mari kita hitung potensi cuan dan 'kerugian' PT Laut Biru Teknologi dan PT WIR Global Kreatif, dimulai dari nama pertama.
Laut Biru Teknologi menggenggam 3.366.600.000 atau 28,24% saham WIRG pasca-IPO. Dengan berpatokan dengan harga IPO WIRG sebesar Rp 168/saham dan harga saat level tertinggi pada Kamis (19/4) di Rp 1.365/saham, Laut Biru berpotensi meraup capital gain 'maksimal' sebesar Rp 4,03 triliun.
Namun, akibat saham WIRG 'nyungsep' ke batas ARB selama 4 hari beruntun, valuasi saham milik Laut Biru menyusut Rp 1,19 triliun menjadi sebesar Rp 2,83 triliun.
Kemudian, dengan kepemilikan 2.099.560.000 saham WIRG, hingga Kamis (19/4) saham WIRG WIR Global Kreatif berpotensi 'cuan' Rp 2,51 triliun.
Namun, WIR Global harus rela valuasi sahamnya terkikis sebesar Rp 745,34 miliar lantara ARB beruntun WIRG.
Selanjutnya, ada pesohor Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenny Wahid, putri presiden RI ke-4 mendiang Gus Dur.
Yenny Wahid, yang memiliki 280.420.000 atau 2,35% saham WIRG, berpotensi mengantongi capital gain Rp 335,66 miliar pada 19 April 2022.
Sayangnya, per Selasa ini (26/4), potensi 'cuan' Yenny tergerus sebesar Rp 99,55 miliar. Walaupun, tetap saja capital gain Yenny masih besar, yakni Rp 236,11 miliar.
Asal tahu saja, saat ini Yenny Wahid juga menjabat sebagai Komisaris Independen emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Selain Yenny, ada nama Pieter Tanuri, mantan pemilik emiten ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan pemegang saham klub bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang memiliki 60.000.000 saham atau 0,50% saham WIRG setelah IPO.
Pieter Tanuri juga berpotensi 'menggondol cuan' dari saham WIRG Rp 71,82 miliar pada 19 April 2022. Akan tetapi, saat ini, potensi 'cuan' Pieter Tanuri 'hanya' sebesar Rp 50,52 miliar.
Di samping nama-nama di atas, masih banyak pengusaha besar lainnya yang ikut menjadi pemegang saham minoritas di WIRG dan ikut berpotensi untung gede--sekaligus mengalami penurunan keuntungan--dari pergerakan luar biasa harga saham emiten tersebut.
Mari kita hitung potensi cuan dan 'kerugian' PT Laut Biru Teknologi dan PT WIR Global Kreatif, dimulai dari nama pertama.
Laut Biru Teknologi menggenggam 3.366.600.000 atau 28,24% saham WIRG pasca-IPO. Dengan berpatokan dengan harga IPO WIRG sebesar Rp 168/saham dan harga saat level tertinggi pada Kamis (19/4) di Rp 1.365/saham, Laut Biru berpotensi meraup capital gain 'maksimal' sebesar Rp 4,03 triliun.
Namun, akibat saham WIRG 'nyungsep' ke batas ARB selama 4 hari beruntun, valuasi saham milik Laut Biru menyusut Rp 1,19 triliun menjadi sebesar Rp 2,83 triliun.
Kemudian, dengan kepemilikan 2.099.560.000 saham WIRG, hingga Kamis (19/4) saham WIRG WIR Global Kreatif berpotensi 'cuan' Rp 2,51 triliun.
Namun, WIR Global harus rela valuasi sahamnya terkikis sebesar Rp 745,34 miliar lantara ARB beruntun WIRG.
Selanjutnya, ada pesohor Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenny Wahid, putri presiden RI ke-4 mendiang Gus Dur.
Yenny Wahid, yang memiliki 280.420.000 atau 2,35% saham WIRG, berpotensi mengantongi capital gain Rp 335,66 miliar pada 19 April 2022.
Sayangnya, per Selasa ini (26/4), potensi 'cuan' Yenny tergerus sebesar Rp 99,55 miliar. Walaupun, tetap saja capital gain Yenny masih besar, yakni Rp 236,11 miliar.
Asal tahu saja, saat ini Yenny Wahid juga menjabat sebagai Komisaris Independen emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).
Selain Yenny, ada nama Pieter Tanuri, mantan pemilik emiten ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan pemegang saham klub bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang memiliki 60.000.000 saham atau 0,50% saham WIRG setelah IPO.
Pieter Tanuri juga berpotensi 'menggondol cuan' dari saham WIRG Rp 71,82 miliar pada 19 April 2022. Akan tetapi, saat ini, potensi 'cuan' Pieter Tanuri 'hanya' sebesar Rp 50,52 miliar.
Di samping nama-nama di atas, masih banyak pengusaha besar lainnya yang ikut menjadi pemegang saham minoritas di WIRG dan ikut berpotensi untung gede--sekaligus mengalami penurunan keuntungan--dari pergerakan luar biasa harga saham emiten tersebut.