Equity World | Bursa Asia Lesu, IHSG Terseret dari Level 6.400
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup melemah pada akhir perdagangan hari ini, Selasa (16/7/2019).
Berdasarkan data Bloomberg, IHSG ditutup ditutup melemah 0,11 persen atau 7,27 poin ke level 6.394,61 dari level penutupan perdagangan sebelumnya. Pada perdagangan Selasa (16/7), IHSG berakhir terkoreksi 0,25 persen atau 16,35 poin di level 6.401,88.
Indeks mulai tergelincir dari level 6.400 dengan dibuka turun 0,10 persen atau 6,42 poin di posisi 6.395,46 pagi tadi. Sepanjang perdagangan hari ini, IHSG bergerak di level 6.377,50 – 6.403,50.
Delapan dari sembilan sektor ditutup melemah, didorong oleh sektor aneka industri yang melemah 3,66 persen dan disusul sektor infrastruktur yang melemah 0,51 persen. Adapun hanya sektor barang konsumsi yang positif dengan penguatan 0,96 persen.
Dari 652 saham yang diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia (BEI) hari ini, sebanyak 164 saham menguat, 254 saham melemah, dan 234 saham lainnya stagnan.
Saham PT Astra International Tbk. (ASII) dan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. (BMRI) yang masing-masing melemah 4,70 persen dan 1,24 persen menjadi penekan utama pergerakan IHSG hari ini.
Indeks saham lainnya di Asia cenderung melemah dengan volume perdagangan cenderung tipis. Indeks Nikkei 225 dan Topix Jepang melemah masing-masing 0,31 persen dan 0,08 persen.
Di China, dua indeks saham utamanya, Shanghai Composite dan CSI 300 melemah masing-masing 0,2 persen dan 0,06 persen, indeks Hang Seng melemah 0,09 persen, sedangkan indeks Kospi Korea Selatan turun 0,91 persen.
Dilansir Reuters, sentimen untuk aset berisiko terbebani setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan bahwa AS dan China masih memerlukan waktu yang panjang sebelum dapat mencapai kesepakatan dagang.
Tak hanya itu, Trump juga mengancam dapat memberlakukan tarif lebih lanjut terhadap barang-barang asal China senilai US$325 miliar apabila diperlukan.
Padahal, dirinya dan Presiden China Xi Jinping telah sepakat untuk menunda penambahan tarif dalam gencatan senjata perang dagang yang dicapai pada pertemuan terakhir mereka di Osaka bulan lalu.
Dampak kebuntuan sengketa perdagangan antara dua negara berekonomi terbesar dunia ini terlihat jelas dalam rilis data dari Singapura, di mana ekspornya lanjut melemah pada Juni.
Data dari Enterprise Singapore yang dirilis Rabu (17/7) mencatat ekspor domestik non-minyak turun 17,3 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy), lebih dalam dari pelemahan pada Mei yang mencapai 16,3 persen.
Sementara itu, data yang mengejutkan datang dari penjualan ritel AS yang dirilis semalam, yang melampaui pelemahan dalam output industri untuk kuartal kedua tahun ini. Namun, data tersebut hampir tidak menggerakkan spekulasi pasar pada pemotongan suku bunga Federal Reserve bulan ini.
Equity World
IHSG Berakhir Terpeleset ke Level 6.394 Iringi Kejatuhan Bursa Asia | Equity World
Presiden The Fed Wilayah Chicago, Charles Evans menggembar-gemborkan penurunan suku bunga the Fed yang lebih agresif, meningkatkan probabilitas pemangkasan sebesar 50 basis poin pada pertemuan kebijakan The Fed akhir bulan ini menjadi 25 persen. Sementara itu, probabilitas pemangkasan sebesar 25 basis poin telah mencapai 100 persen,
"Kami tidak mengharapkan data (ritel) yang solid ini berdampak pada keputusan Fed untuk menurunkan suku bunga pada akhir bulan," kata Michelle Girard, kepala ekonom AS di NatWest Markets, seperti dikutip Reuters.
"The Fed tahu konsumen AS kuat; mereka khawatir tentang risiko penurunan yang terkait dengan pertumbuhan global dan investasi manufaktur/bisnis yang lemah, itulah sebabnya mereka percaya pemotongan suku bunga merupakan hal yang tepat," lanjutnya.