Equity World | The Fed Sebut Investor Lebay! Harga Emas Akhirnya Melandai
Equity World | Euforia kenaikan harga emas mulai mereda. Emas melandai setelah pejabat bank sentral Amerika Serikat (AS) atau The Federal Reserve (The Fed) kembali mengirim sinyal kelanjutan kebijakan hawkish mereka.
Pada perdagangan Selasa (15/11/2022) pukul 06:32 WIB, harga emas dunia di pasar spot turun 0,1% ke posisi US$ 1.770,02 per troy ons.
Pelemahan ini mengakhiri tren positif emas yang sudah berlangsung sejak Kamis pekan lalu atau tiga hari terakhir. Pada perdagangan Senin (14/11/2022), harga emas menguat tipis 0,06% ke posisi US$ 1.771,8 per troy ons.
Dalam sepekan, harga emas masih menguat 3,4% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas juga melonjak 7,8% sementara dalam setahun anjlok 5%.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan investor lebay alias bereaksi berlebihan terhadap data inflasi yang lemah minggu lalu. Dia mengatakan pasar harus bersiap untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut.
Sebagai catatan, inflasi AS melandai ke 7,7% (year on year/yoy) pada Oktober dari 8,2% pada September. Melandainya inflasi membuat pasar berekspektasi jika The Fed akan segera melonggarkan kebijakan moneternya.
Pernyataan hawkish Waller pun langsung melambungkan dolar AS. Indeks dolar naik 0,35% ke posisi 106,66 kemarin.
"Emas diperkirakan melemah hingga akhir tahun. Pernyataan hawkish kebijakan The Fed menegaskan jika bank sentral akan tetap menaikkan suku bunga untuk membawa inflasi ke sasaran mereka. Data inflasi sepertinya tidak cukup membuat Fed mulai melonggarkan kebijakan pada musim panas mendatang," tutur analsi dari UBS Giovanni Staunovo, dikutip dari Reuters.
Staunovo bahkan memperkirakan harga logam mulai seperti emas akan terus tertekan dalam jangka pendek.
Analis OANDA Edward Moya mengatakan meskipun emas diperkirakan melemah dalam jangka pendek tetapi titik support emas masih cukup tinggi. Emas juga masih berpeluang menguat ke level psikologis Us$ 1.800 per troy ons.
"Titik resistance emas sekarang ada di level US$ 1.800 dan titik support ada di US$ 1.750," tutur Moya.