Equity World | Banjir Dana Asing, IHSG Juara se-Asia di Semester Pertama!
Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menorehkan kinerja positif sepanjang semester I tahun 2022.
IHSG memberikan return sebesar 5,02% hingga akhir Juni 2022. Capaian tersebut menghantarkan IHSG menjadi indeks saham dengan imbal hasil terbaik di kawasan Asia Pasifik.
Ranking IHSG dibandingkan indeks saham global lainnya juga terbilang baik. IHSG sukses menduduki peringkat kelima terbaik dunia dari sisi return.
Apabila IHSG tidak mengalami koreksi 4 hari beruntun di pekan ini, sebenarnya peluang IHSG menjadi 3 teratas sangat besar.
Namun mau bagaimana lagi, sentimen eksternal yang tidak mendukung membuat IHSG gagal masuk 3 besar.
Sejak awal tahun, sentimen negatif untuk aset berisiko datang bertubi-tubi mulai dari inflasi yang membuat ekonomi overheat dan terancam stagflasi, perang Rusia-Ukraina hingga pengetatan moneter.
Dolar AS yang terus menguat juga membuat nilai tukar rupiah menjadi tumbal. Sepanjang tahun ini rupiah telah terdepresiasi lebih dari 4%.
Imbal hasil (yield) SBN 10 tahun juga naik lebih dari 50 basis poin (bps). Kenaikan yield mencerminkan harga aset pendapatan tetap yang terkoreksi.
Dengan pelemahan rupiah dan harga SBN, memang patut disyukuri IHSG masih tangguh dengan kinerja positif.
Kinerja IHSG yang moncer tak terlepas dari banjir dana asing yang masuk ke pasar saham. Data perdagangan mencatat asing net buy Rp 52,29 triliun di pasar reguler sepanjang tahun ini.
Padahal di saat yang sama aset berupa SBN cenderung dilepas oleh asing dengan net sell jumbo mencapai lebih dari Rp 100 triliun.
Secara makro, Indonesia memang diuntungkan dengan kenaikan harga komoditas terutama batu bara dan minyak sawit mentah (CPO).
Kenaikan harga komoditas menjadi katalis positif untuk kinerja keuangan emiten komoditas. Peningkatan harga jual rata-rata (Average Selling Price/ASP) dan laba bersih hingga nilai dividen jumbo yang dibagikan memantik inflow dan kenaikan valuasi saham-saham komoditas.
Di sisi lain kabar baik datang dari kinerja sektor perbankan yang solid dengan pertumbuhan kredit dan perbaikan kualitas aset serta peningkatan tajam dari sisi laba bersih.
Kondisi ekonomi domestik yang tetap tangguh dan berhasil mencatatkan pertumbuhan 5% di kuartal I-2022 meski didera gelombang ketiga Covid-19 juga menjadi katalis lain yang mendorong asing getol belanja saham di Indonesia.
Itulah beberapa faktor utama yang menyebabkan IHSG masih bisa memberikan imbal hasil positif ketika mayoritas indeks saham global terbenam di zona merah.