Equity World | Bursa Saham Asia Semringah Jelang Rilis Data Ekonomi China
Equity World | Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Senin pagi (30/5/2022) seiring investor bakal mencermati data ekonomi.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 naik 1,21 persen pada awal perdagangan seiring saham produsen robot Fanuc melompat lebih dari dua persen. Indeks topix menguat lebih dari 1,01 persen.
Indeks Kospi menguat 1,07 persen, sedangkan indeks Australia ASX bertambah 0,31 persen. Indeks MSCI Asia Pasifik menguat 0,28 persen. Demikian mengutip dari laman CNBC, Senin pagi ini.
Beberapa rilis data utama bakal keluar akhir pekan ini. China akan mengumumkan Indeks Manajer Pembelian Manufaktur Mei 2022 pada Selasa, 31 Mei 2022 dengan investor mencari petunjuk tentang dampak ekonomi dari penguncian terkait COVID-19 di daratan China.
Data pekerjaan AS diharapkan rilis pada Jumat pekan ini. Sedangkan bursa saham AS libur awal pekan ini.
Indeks dolar AS berada di posisi 101,70 dari sebelumnya di atas 102. Yen Jepang diperdagangkan di kisran 127,27 per dolar AS. Dolar Australia berada di posisi 0,7158.
Sebelumnya, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street kompak menguat pada perdagangan Jumat, 27 Mei 2022. Indeks Dow Jones Industrial Average dan indeks S&P 500 menutup pekan terbaik sejak November 2020.
Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melonjak 575,77 poin atau hampir 1,8 persen ke posisi 33.212,96. Indeks S&P 500 bertambah 2,5 persen menjadi 4.158,24. Indeks Nasdaq menguat 3,3 persen menjadi 12.131,13. Penguatan indeks Nasdaq tersebut didorong laba yang kuat dari perusahaan perangkat lunak dan penurunan imbal hasil obligasi pemerintah AS atau treasury bertenor 10 tahun.
Rata-rata indeks acuan lebih tinggi. Indeks Dow Jones naik 6,2 persen pada pekan ini dan menghentikan penurunan beruntun terpanjangnya dalam delapan minggu sejak 1923. Indeks S&P 500 naik 6,5 persen dan Nasdaq bertambah 6,8 persen pada pekan ini.
Dua indeks acuan tersebut akhiri penurunan beruntun dalam tujuh minggu. Sebagian dari kenaikan indeks acuan pada pekan ini terjadi pada Kamis dan Jumat ketika ketiga rata-rata indeks acuan menguat karena laba ritel yang kuat dan laporan inflasi yang melambat mengangkat sentimen.
“Kami mengambil nafas di sini dan membuat beberapa penyesuaian di pasar untuk memungkinkan hal itu,” ujar Senior Portfolio Manager Globalt Investments, demikian mengutip dari CNBC, Sabtu, 28 Mei 2022.
Ia menambahkan, bursa saham telah turun jauh dengan cukup cepat. "Dan jika dapat stabil di sini, penurunan yang kami lihat mungkin adalah semua yang dibutuhkan, atau sesuatu yang mendekati itu,” kata dia.
Sebuah laporan yang menunjukkan inflasi sedikit melambat membantu memberikan dorongan saham pada Jumat, 27 Mei 2022. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi inti naik 4,9 persen pada April 2022, turun dari kecepatan 5,2 persen yang terlihat pada bulan sebelumnya. Laporan khusus ini diawasi ketat oleh the Federal Reserve saat menetapkan kebijakan.
Investor juga mengurai mengenai laba ritel. Saham Ulta Beauty naik hampir 12,5 persen setelah perusahaan melaporkan hasil kuartalan yang lebih baik dari perkiraan. Sementara saham Gap bertambah 4,3 persen meskipun memangkas panduan labanya.
“Konsumen tampaknya memiliki pendekatan untuk pembelanjaan, kebutuhan kelas bawah dan pengalaman/barang mewah kelas atas baik-baik saja. Sementara pembelanjaan barang dagangan umum tertunda seperti furnitur,” ujar Christopher Harvey dari Wells Fargo, demikian mengutip dari laman CNBC, Sabtu, 28 Mei 2022.
Sementara itu, saham-saham teknologi termasuk di antara pencetak untung terbesar atau top gainers pada Rabu, 25 Mei 2022. Perusahaan perangkat lunak Autodesk naik 10,3 persen setelah melaporkan ritel yang kuat untuk kuartal terakhir.
Saham Dell Technologies melompat 12,8 persen dan produsen chip Marvell melonjak 6,7 persen. Saham Zscaler dan Datadog masing-masing naik sekitar 12,6 persen dan 9,4 persen.
Pergerakan itu terjadi ketika investor menilai keberlanjutan reli pekan ini, dan apakah pembalikan arah yang menguat melegakan dan apakah itu menandai aksi jual panjang pada 2022.
Namun, rata-rata jauh dari posisi tertingginya dengan indeks Nasdaq Composite masih berada di wilayah bearish. Indeks S&P 500 turun lebih dari 20 persen di bawah rekornya pada pekan lalu.
Indeks Nasdaq susut 25,2 persen dari posisi rekornya. Indeks S&P 500 dan Dow Jones masing-masing melemah 13,7 persen dan 10,1 persen.
Chief Investment Officer Sanctuary Wealth Jeff Kilburg menuturkan, pasar treasury sebagai “petunjuk atau cahaya” untuk pasar saham. Imbal hasil treasury bertenor 10 tahun turun di bawah 2,75 persen dari puncaknya yang melebihi 3 persen pada 2022.
“Saya tidak menyebutnya sebagai reli bearish, hanya reposisi. Banyak orang menjadi terlalu pesimis,” ujar dia.
Ia menambahkan, pihaknya ke suku bunga. “Ketika Anda melihat treasurys memiliki imbal hasil di atas 3 persen, itu tidak berkelanjutan. Ketika berada di bawah 2,75 persen yang memungkinkan saham pulih, itu adalah jangka pendek yang jelas untuk kembali ke saham,” kata dia.