PT Equityworld | Harga emas dunia semakin mereka pada akhir perdagangan Rabu waktu setempat (Kamis pagi WIB), imbas melemahnya dolar dan suramnya laporan ketenagakerjaan AS. Hal ini semakin mendukung permintaan terhadap logam safe-haven di tengah memanasnya konflik antara Rusia dan Barat atas Ukraina.
Mengutip Antara, Kamis, 3 Februari 2022, kontrak emas paling aktif untuk pengiriman April di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak USD8,80 atau 0,5 persen, menjadi menetap di USD1.810,30 per ons.
Analis pasar senior OANDA Edward Moya menilai emas masih melayang di atas USD1.800. Data payrolss sawasta AS secara tak terduga turun pada Januari sehingga menekan dolar dan imbal hasil obligasi pemerintah.
"Jika emas dapat terus stabil di atas USD1.800 dolar beberapa investor mungkin akan mulai kembali," terang Moya.
Adapun daya tarik emas semakin besar setelah Presiden AS Joe Biden menyetujui pengiriman pasukan tambahan ke Eropa timur atas ancaman Rusia untuk menyerang Ukraina. Meskipun emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap inflasi dan risiko geopolitik yang lebih tinggi, kenaikan suku bunga tetap menjadi hambatan potensial karena menyebabkan peluang kerugian yang lebih tinggi dalam memegang emas.
Investor pun menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa dan bank sentral Inggris (BOE) pada Kamis waktu setempat untuk menetahui isyarat pengetatan kebijakan moneter dalam menghadapi inflasi yang melonjak.