Equity World | Wall Street berarkhir menguat pada perdagangan Selasa (8/2), terangkat saham Apple dan Microsoft, sementara lonjakan imbal hasil US Treasury mengerek saham bank menjelang pembacaan data inflasi pekan ini.
Indeks Dow Jones Industrial Average naik 371,65 poin atau 1,06% ke 35.462,78, S&P 500 naik 37,67 poin atau 0,84% ke 4.521,54 dan Nasdaq Composite naik 178,79 poin atau 1,28% ke 14.194,46.
Volume perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,3 miliar saham dengan rata-rata 12,3 miliar dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Benchmark S&P 500 dan Nasdaq yang sarat teknologi membalikkan kerugian awal dan naik di bagian akhir sesi, dengan saham Amazon Inc naik 2,2% dan saham Apple dan Microsoft naik lebih dari 1%.
Indeks perbankan S&P 500 menguat 1,9% setelah benchmark imbal hasil Treasury AS 10-tahun mencapai level tertinggi sejak November 2019 di tengah meningkatnya ekspektasi Federal Reserve AS akan mulai mengetatkan kebijakan moneter.
Saham Bank of America Corp, JPMorgan Chase & Co dan Wells Fargo semuanya naik lebih dari 1%.
Indeks sektor energi S&P 500 merosot 2,1% karena investor khawatir dimulainya kembali pembicaraan tidak langsung antara Amerika Serikat dan Iran dapat menghidupkan kembali perjanjian nuklir internasional dan memungkinkan lebih banyak ekspor minyak dari produsen OPEC.
Komentar optimistis dari Presiden Prancis Emmanuel Macron tentang pertemuannya dengan Presiden Rusia Vladimir Putin mengenai krisis Ukraina juga mengurangi harga minyak dan mengurangi kecemasan di Wall Street, kata Scott Ladner, kepala investasi di perusahaan manajemen kekayaan Horizon Investments yang berbasis di Charlotte.
"Kenaikan hari ini mungkin karena beberapa berita utama Macron, tetapi itu juga hanya pengakuan dari fakta bahwa ekonomi berada dalam kondisi yang cukup baik, dan kami mungkin sedikit berlebihan ke sisi negatifnya," kata Ladner seperti dikutip Reuters.
Dengan kenaikan hari Selasa, S&P 500 tetap turun sekitar 5% sepanjang tahun ini, sementara Nasdaq telah kehilangan sekitar 9%.
Data inflasi AS, yang akan dirilis pada hari Kamis, diperkirakan berada pada level tertinggi empat dekade di 7,3%. Angka-angka tersebut mengikuti data tenaga kerja AS yang kuat pekan lalu yang menambah kekhawatiran investor bahwa Fed akan memperketat suku bunga lebih cepat dari yang diperkirakan.
Kekhawatiran seputar pengetatan kebijakan agresif oleh bank sentral AS, ketegangan geopolitik di Ukraina dan hasil beragam dari Big Tech telah membebani indeks utama AS sejak awal tahun.