Equityworld Futures | Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di tengah sentimen positif global.
"IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya hari ini," kata Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang Senin (1/11/2021).
Harga Emas Sepanjang Oktober Masih Lesu, Ini Penyebabnya | Equityworld Futures
Dia mengatakan potensi penguatan merujuk naiknya indeks Dow Jones di bursa AS sebesar 0,25%, serta naiknya harga beberapa komoditas di antaranya minyak, minyak sawit mentah (CPO), nikel dan timah.
Di sisi lain, pelaku pasar menunggu rilis data inflasi Oktober Indonesia yang diperkirakan sebesar 0,1%.
Sementara meski selama seminggu lalu IHSG turun sebesar 0,79% disertai jual investor asing sebesar Rp 663.29 miliar, tetapi selama bulan Oktober ternyata IHSG menguat sebesar 4,74% disertai net buy asing sebesar Rp 7,51 triliun. Sementara bulan November secara historis berpeluang turun seiring selesainya rilis laporan keuangan.
Di lain pihak, tekanan jual diperkirakan akan kembali menghantam saham berbasis batu bara menyusul kembali terjungkalnya harga komoditas itu pada Jumat sebesar 10.55 persen untuk pengiriman bulan Desember 2021 serta proyeksi tekanan jual atas saham berbasis emas setelah turun sebesar 1,02% menjadi faktor negatif bagi perdagangan Senin ini.
Riset MNC menyatakan, secara teknikal IHSG pada perdagangan hari ini akan bergerak di rentang 6.547 - 6.642.
Pasar modal AS kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Jumat (29/10/2021) di Wall Street. Bulan Oktober sejauh ini menjadi bulan terbaik Wall Street. S&P 500 naik 0,19% ke 4.605,38. Dow Jones Industrial Average naik 0,25% ke 35.819,56. Nasdaq naik 0,33% ke 15.498,39. Ketiga indeks acuan tersebut ditutup di rekor tertinggi. Oktober adalah bulan terbaik Nasdaq dan S&P 500 sejak November 2020.
Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) Jumat (29/10/2021) mencapai 6.596.77. Sebanyak 327 saham harganya naik, 188 saham turun dan 152 saham stagnan. Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 12,93 triliun. Investor asing mencatat transaksi jual bersih di semua pasar sebesar Rp 345,33 miliar.