Kamis, 19 Maret 2020

PT Equity World | Cuma Naik Sehari, Harga Emas Dunia Nyungsep Lagi

PT Equity World | Cuma Naik Sehari, Harga Emas Dunia Nyungsep Lagi

PT Equity World | Harga emas dunia pada perdagangan Selasa lalu menguat 0,95%, setelah mengalami kemerosotan dalam lima perdagangan sebelumnya. Total selama periode tersebut, harga emas dunia ambles nyaris 10%.

Sementara pada perdagangan Rabu kemarin (18/3/2020) harga emas kembali merosot 2,77% ke Rp 1.486/troy ons di pasar spot, melansir data Refinitiv.

Namun yang menarik, penurunan harga emas kemarin kembali terjadi saat bursa saham mengalami aksi jual. Bursa saham Asia kembali memerah, indeks Shanghai Composite China dan Nikkei Jepang melemah lebih dari 1,5%, sementara Hang Seng Hong Kong dan Kospi Korea Selatan ambles lebih dari 4%.

Kemudian dari Eropa, indeks DAX 20 Jerman memimpin pelemahan sebesar 3,5%, disusul FTSE 100 Inggris nyaris 3%, CAC 40 Perancis nyaris 2%, dan FTSE MIB Italia lebih dari 1%.

Indeks berjangka (futures) Wall Street juga kembali merosot, hingga sore ini, Dow Jones, S&P 500, dan Nasdaq futures merosot sekitar 4%. Kembali memerahnya indeks futures tersebut menjadi indikasi Wall Street kembali merosot pada hari ini, setelah Selasa kemarin menguat tajam.

Benar saja, Kamis pagi ini (19/3), Dow Jones ditutup minus hingga 6,30%, juga S&P 500 minus 5,18% dan Nasdaq turun 4,70%.

Pergerakan pasar saham yang memerah tersebut menunjukkan masih buruknya sentimen pelaku pasar akibat pandemi virus corona (COVID-19).


Rekomendasi Harga Emas 19 Maret 2020: Turun Tajam Karena Ketakutan Menyerbu Pasar | PT Equity World

Emas merupakan aset yang dipandang aman (safe haven) dan menjadi buruan pelaku pasar saat bursa saham yang merupakan aset berisiko mengalami aksi jual. Dengan kata lain, ketika bursa saham sedang merosot tajam, harga emas akan melesat naik.

Tetapi hal tersebut tidak terjadi saat ini. Kemerosotan tajam di pasar saham tentunya membuat banyak investor mengalami margin call atau pemberitahuan untuk membayar kekurangan dana.

Sementara harga emas sudah cukup tinggi, bahkan sempat menyentuh level tertinggi sejak tahun 2012. Akibatnya, pelaku pasar mencairkan keuntungan dari investasi emas, dan memasukkan kembali di bursa saham untuk menghindari kekurangan dana, dengan harapan bursa saham akan bangkit ketika wabah virus corona berakhir.

Akibatnya harga emas turut merosot mengiringi kejatuhan bursa saham global.