Selasa, 27 Juni 2023

Equity World | Aksi Jual Saham-saham Teknologi, Wall Street Ditutup Merah

Equity World | Aksi Jual Saham-saham Teknologi, Wall Street Ditutup Merah

Equity World | Bursa saham AS atau Wall Street ditutup di zona merah pada akhir perdagangan Senin (26/6/2023) waktu setempat. Penurunan terdalam terjadi pada saham-saham teknologi yang membebani Nasdaq.

Nasdaq kehilangan 1 persen karena investor melakukan aksi jual saham-saham teknologi di pekan terakhir bulan Juni. Sebagai informasi, harga saham-saham teknologi mengungguli sektor lainnya di tahun ini.

Nasdaq turun 1,6 persen dan berakhir di level 13.335,78, sedangkan S&P 500 kehilangan 0,45 persen dan ditutup pada posisi 4.328,82. Sementara itu, Dow Jones Industrial Average (DJIA) merosot 12,72 poin, atau 0,04 persen menjadi berakhir pada 33.714,71.
 
Aksi jual saham-saham teknologi tersebut berkontribusi besar pada penurunan tajam Nasdaq. Saham-saham seperti Nvidia, Alfabet, dan Platform Meta kehilangan lebih dari 3 persen masing-masing. Tesla ambles 6 persen, setelah Goldman Sachs menurunkan peringkat pembuat mobil listrik itu.

“Pasar sedang mencerna. Pasar saham bergerak menguat tahun ini, terutama dipimpin oleh saham-saham teknologi berkapitalisasi besar dan Nasdaq 100. Koreksi sehat pada Nasdaq terlihat setelah reli signifikan dalams setahun,” kata Adam Sarhan, CEO 50 Park Investments.
 
Saham teknologi telah pulih tahun ini setelah tahun 2022 yang mengalami kesulitan karena investor optimis dengan kinerja perusahan-perusahaan kecerdasan buatan, dan harapan bahwa The Fed akan mengakhiri kenaikan suku bunga The Fed.

Kenaikan saham-saham teknologi, mendorong kenaikan indeks Nasdaq hingga 27,4 persen, yang menempatkannya pada paruh pertama terbaik sejak 1983. Segmen lainnya juga mengalami kenaikan di paruh pertama setelah reli terhenti di pekan lalu. S&P 500 telah naik 12,7 persen, sementara DJIA naik sekitar 1,7 persen.
 
Pada minggu terakhir bulan Juni relatif ringan untuk laporan kinerja dan data ekonomi. Adapun data ekonomi yang disorot yakni indeks pengeluaran konsumsi pribadi untuk bulan Mei yang akan dirilis pada Jumat pekan ini.
 
Sementara itu, beberapa perusahaan yang akan melaporkan kinerja keuangannya pekan ini antara lain, Walgreens Boots Alliance pada hari Selasa dan Nike pada hari Kamis. Di sisi lain, para investor terus memantau situasi di Rusia menyusul pemberontakan singkat oleh kelompok militer swasta selama akhir pekan. Ketidakpastian tentang situasi di sana dapat membuat pasar gelisah.

Senin, 26 Juni 2023

Equity World | Wall Street Tekan Pembukaan Pasar Asia-Pasifik Awal Pekan Ini (26/06)

Equity World | Wall Street Tekan Pembukaan Pasar Asia-Pasifik Awal Pekan Ini (26/06)

Equity World | Pasar Asia-Pasifik bersiap untuk pembukaan yang lemah di minggu terakhir bulan Juni, mengikuti pasar A.S. yang menghentikan kenaikan beruntun selama seminggu pada hari Jumat.

Selama akhir pekan, Eropa juga menyaksikan pemberontakan singkat oleh kelompok militer swasta Wagner di Rusia, dan akan menekan pasar Eropa.

Di Jepang, Nikkei 225 tampaknya melanjutkan penurunannya, dengan kontrak berjangka di Chicago di 32.690, dan pasangannya di Osaka di 32.600 melawan penutupan terakhirnya di 32.781,54. Negara ini juga akan merilis indeks harga produsen untuk sektor jasa pada bulan Mei pada hari Senin.

Di Australia, kontrak berjangka untuk S&P/ASX 200 berada di 7.043, lebih rendah dari penutupan terakhirnya di 7.099,2.

Indeks Hang Seng Hong Kong juga bersiap turun, dengan kontrak berjangka di 18.764 dibandingkan dengan penutupan HSI di 18.889,97.

Ketiga indeks utama AS meluncur di sesi perdagangan Jumat, dengan Dow Jones Industrial Average turun 0,65%, sementara S&P 500 turun 0,77% dan Nasdaq Composite ditutup lebih rendah 1,01%.

Harga saham Apple menyentuh level tertinggi baru sepanjang masa pada Jumat sore, berhasil mencapai tertinggi baru sepanjang masa bahkan ketika rata-rata utama menurun. Sementara sebelumnya harga saham Apple hanya naik sebesar 0,1%.

Aktivitas manufaktur di AS melambat lebih dari yang diharapkan pada bulan Juni, menurut pembacaan PMI flash S&P yang dirilis Jumat yang merupakan yang terendah dalam enam bulan.

Indeks mencatat 46,3, turun dari 48,4 pada bulan Mei dan di bawah perkiraan Dow Jones 49,0. Karena angka tersebut mengukur tingkat perusahaan yang melaporkan ekspansi, angka di bawah 50 menunjukkan kontraksi.

Di sisi sektor jasa, pembacaan 54,1 adalah level terendah dua bulan dan di bawah 54,9 di bulan Mei. Indeks komposit berada di 53,0, di bawah 54,3 dari bulan sebelumnya tetapi masih menunjukkan ekspansi meskipun terendah dalam tiga bulan.

Imbal hasil Treasury AS turun pada hari Jumat karena investor mencerna pernyataan dari pejabat Federal Reserve, termasuk Ketua Jerome Powell.Pembuat kebijakan menegaskan kembali bahwa kenaikan suku bunga lebih lanjut kemungkinan akan diperlukan untuk membawa inflasi lebih dekat ke target 2% bank sentral.

Jumat, 23 Juni 2023

Equity World | Wall Street Kebakaran Lagi, Sudah 4 Hari Beruntun

Equity World | Wall Street Kebakaran Lagi, Sudah 4 Hari Beruntun

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street lagi-lagi dibuka terkoreksi pada perdagangan Kamis (22/6/2023), karena investor cenderung masih merespons negatif dari sikap bank sentral AS yang masih akan hawkish.

Dengan ini, maka koreksi Wall Street sudah terjadi selama empat hari beruntun sejak perdagangan Jumat pekan lalu.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) dibuka melemah 0,15% ke posisi 33.900,738, S&P 500 terpangkas 0,24% ke 4.355,01, dan Nasdaq Composite terdepresiasi 0,37% menjadi 13.452,8.

Saham teknologi kembali merana karena memudarnya antusiasme pasar terhadap prospek kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan potensi sikap bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang masih akan hawkish pada tahun ini.

Saham Tesla ambles 2,4%, setelah Morgan Stanley dalam beberapa hari menurunkan peringkat Tesla. Analis Morgan Stanley, Adam Jonas, yang sudah lama menjadi penganut bull Tesla, merevisi peringkatnya menjadi equal weight, dari sebelumnya di peringkat overweight.

Sementara itu, saham kecerdasan buatan AMD anjlok 5,7% dan saham Intel ambruk 6%.

Di lain sisi, investor juga masih kecewa dengan sikap The Fed yang berpotensi masih hawkish setidaknya hingga akhir tahun ini.

Ketua The Fed, Jerome Powell sebelumnya mengatakan bahwa dia mengharapkan lebih banyak kenaikan suku bunga kedepan karena inflasi masih cukup tinggi dan juga masih cukup jauh dari target yang ditetapkan sebesar 2%.

"Tekanan inflasi terus tinggi dan proses menurunkan inflasi menjadi 2% masih jauh," katanya dalam sambutan yang disiapkan untuk dengar pendapat di depan Komite Jasa Keuangan DPR.

Komentar tersebut muncul setelah kesimpulan dari pertemuan pekan lalu ketika The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuannya, setelah 10 kali kenaikan berturut-turut.

Namun, para pejabat The Fed mengindikasikan ada kemungkinan kenaikan dua kali lagi di akhir tahun ini.

"Hampir semua peserta FOMC memperkirakan akan tepat untuk menaikkan suku bunga sedikit lebih jauh pada akhir tahun ini," ujar Powell dihadapan Komite Jasa Keuangan DPR AS Rabu kemarin.

Dengan pernyataan Powell tersebut, pelaku pasar mengharapkan hanya satu kenaikan suku bunga sebesar 25 bp pada Juli mendatang oleh The Fed untuk sisa tahun ini.

Berdasarkan perangkat FedWatch milik CME Group, pasar kini melihat ada probabilitas sebesar 74,4% The Fed akan mengerek lagi suku bunga acuan sebesar 25 bp pada Juli mendatang. Sedangkan sisanya yakni sebesar 25,6% The Fed akan kembali menahan suku bunga.

Sementara itu, Powell akan menyampaikan Laporan Kebijakan Moneter Semesteran kepada Komite Perbankan Senat pada Kamis pagi waktu setempat. Investor akan mencari komentar lebih lanjut tentang inflasi dan suku bunga.

Di lain sisi, investor juga mencerna data klaim pengangguran mingguan yang lebih tinggi dari perkiraan. Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan pengajuan pertama kali untuk tunjangan pengangguran mencapai 264.000 untuk pekan yang berakhir 17 Juni.

Ekonom yang disurvei oleh Dow Jones sebelumnya memprediksi total klaim pengangguran mencapai 256.000 pada akhir pekan lalu.

Kamis, 22 Juni 2023

Equity World | Pemilik Emas yang Sabar Ya, Harga Emas Ambruk Tujuh Hari

Equity World | Pemilik Emas yang Sabar Ya, Harga Emas Ambruk Tujuh Hari

Equity World | Harga emas belum juga bersinar. Pada perdagangan Senin (19/6/2023) harga emas di pasar spot ditutup di posisi US$ 1.950,12 per ton. Harganya melemah 0,37%.

Pelemahan tersebut memperpanjang tren negatif emas. Sang logam mulia sudah melemah sejak 9 Juni tahun ini atau dalam tujuh perdagangan terakhir.
Harga emas juga sudah jauh melandai dari US$ 1.977,88 per ton pada 1 Juni 2023 menjadi US$ 1.950,12 per ton kemarin.

Harga emas sedikit membaik pada pagi hari ini. Pada perdagangan Selasa (20/6/2023), harga emas menguat tipis 0,07% di posisi US$ 1.951,44 per troy ons.

Harga emas diperkirakan masih akan melemah sampai pelaku pasar menemukan katalis baru. Katalis tersebut diharapkan datang dari testimoni Chairman bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell di depan Komite Layanan Keuangan DPR AS pada Rabu dan Kamis pekan ini (21-22 Juni).

Testimoni Powell diharapkan bisa memberi arah yang lebih jelas mengenai kebijakan The Fed ke depan.
Pasalnya, pada rapat The Fed pekan lalu, Powell hanya mengisyaratkan jika The Fed akan menaikkan suku bunga dua kali lagi tahun ini tanpa disertai keterangan besarannya dan kapan.

Sebagai catatan, The Fed akhirnya mempertahankan suku bunga di kisaran 5-5,25% pada pekan lalu. Ini adalah pertama kali The Fed mempertahankan suku bunga setelah mengereknya sebanyak 10 kali sejak Maret 2022.

Analis OANDA Craig Erlam menjelaskan emas akan bergerak di kisaran US$ 1.940-1.980 per troy ons.
"Emas gagal menguat karena apa yag terjadi pekan lalu," tutur Erlam, dikutip Reuters.

Ekonom dari TD Securities menjelaskan masih ada peluang emas untuk naik ke depan. Pasalnya, data-data ekonomi terbaru AS menunjukkan jika ekonomi mereka melemah.

Data tenaga kerja AS justru memburuk. Klaim pengangguran tercatat 262.000 pada pekan yang berakhir pada 10 Juni, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang tercatat 249.000.
Jumlah klaim pekan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021.
Kenaikan klaim pengangguran yang meningkat bisa menjadi signal jika ekonomi AS melambat sehingga ada harapan inflasi turun tajam.

"Kami memperkirakan inflasi akan segera melandai sehingga ada peluang untuk turun. Dengan fakta itu, emas diharapkan bisa membaik pada bulan-bulan ke depan," tutur analis ekonom dari TD Securities, dikutip FX Streets.com.