Equityworld Futures | Breaking! Sinar Emas Bikin Silau, Harganya Terbang Hampir 3%
Equityworld Futures | Harga emas kembali terbang di tengah memanasnya perang Israel vs Hamas serta pernyataan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) yang mulai dovish.
Equityworld Futures | Breaking! Sinar Emas Bikin Silau, Harganya Terbang Hampir 3%
Harga emas di pasar spot pada perdagangan Kamis (19/10/2023), ditutup di posisi US$ 1.973,71 per troy ons. Harganya melesat 1,34%. Penguatan ini membawa emas ke level tertingginya sejak 19 Juli 2023 atau 2,5 bulan terakhir.
Penguatan sebesar juga memperpanjang tren positif emas menjadi tiga hari. Dalam tiga hari perdagangan terakhir, harga emas bahkan terbang 2,82%. Penguatan signifikan emas ini membuat sang logam mulia mendekati level US$ 2.000.
Harga emas melemah tipis pada hari ini. Pada perdagangan Jumat (20/10/2023) pukul 06:05 WIB, harga emas ada di posisi US$ 1.973,21 per troy ons. Harganya turun tipis -0,03%.
Harga emas melonjak di tengah memanasnya perang Israel vs Hamas. Pernyataan Chairman The Fed yang dinilai lebih dovish ikut menopang sang logam mulia.
"Perang membuat orang ramai-ramai membeli emas dengan segera. Pembelian secara besar-besaran ini bisa dimengerti selama perang," tutur Daniel Ghali, analis dari TD Securities, dikutip dari Reuters.
Eskalasi perang sepertinya bisa meluas dan perang bisa berlangsung lama. Dalam perkembangan terbaru,Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengingatkan jika perang Israel vs Hamas akan berlangsung lama.
"Ini akan menjadi perang yang lama dan kami membutuhkan dukungan anda," tutur Netanyahu saat bertemu dengan PM Inggris Rishi Sunak, dikutip dari CNBC International.
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden dan Presiden MesirAbdel Fatah el-Sissi sepakat untuk membuka bantuan kemanusiaanke Jalur Gaza.
Lebih dari 100 truk pengangkut bantuan menunggu di dekat perbatasan Gaza-Mesir pada Kamis. Mereka masih menunggu untuk memasuki Gaza, meskipun bantuan diperkirakan tidak akan masuk sebelum hari Jumat.
PBB telah mendesak Israel untuk mencegah "bencana kemanusiaan" di Gaza dengan mengizinkan bantuan kemanusiaan masuk. Namun masih belum jelas apakah dan kapan bantuan tersebut akan diizinkan masuk.
Harga emas juga ditopang oleh pernyataan Powell. Pelaku pasar menilai pernyataan Powell lebih dovish meskipun dia tetap menegaskan adanya potensi kenaikan suku bunga di masa depan jika inflasi AS belum juga bergerak ke arah target The Fed yakni 2%.
Powell dalam pidatonya di acara Economic Outlook di Economic Club of New York (ECNY) Luncheon, New York, Kamis (19/10/2023) mengatakan inflasi dan ekonomi masih terlalu tinggi. Namun, tingginya imbal hasil US Treasury akan membuat ekonomi AS mendingin.
Pernyataan ini mengisyaratkan jika The Fed akan menahan suku bunga acuan pada pertemuan mendatang meskipun tetap menekankan adanya potensi kenaikan di masa depan jika ekonomi dan inflasi AS masih panas.
"Inflasi terlalu tinggi dan butuh beberapa bulan untuk membuat keyakinan bahawa inflasi melandai bergerak sesuai target kami. Kita tidak tahu kapan inflasi akan melandai dalam beberapa kuartal ke depan. Jalan untuk menuju ke sana (inflasi rendah) mungkin akan penuh riak dan butuh waktu. Namun, kami tetap berkomitmen untuk membawa inflasi ke 2%," tutur Powell, dalam pidatonya, dikutip dari situs The Fed.
Perangkat FedWatch Tool menunjukkan 7,8 % pelaku pasar memperkirakan adanya kenaikan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada November mendatang. Angka ini turun dibandingkan hari sebelumnya yang mencapai 11,5%.
Analis OANDA, Edward Moya, menjelaskan pernyataan Powell mengindikasikan jika ada risiko dari perlambatan ekonomi ke depan yang dikhawatirkan The Fed. Kondisi ini bisa membuat The Fed mengakhiri kenaikan suku bunga.
"Pelaku pasar melihat pernyataan Powell bukan sebagai komen yang hawkish. Sepertinya ada banyak risiko dari outlook ekonomi ke depan dan ini akan menopang harga emas," tutur Moya, dikutip dari Reuters.
Imbal hasil US Treasury kemarin ditutup di posisi 4,99%, level tertingginya sejak Juli 2007 atau 16 tahun lebih. Sebaliknya, pernyataan Powell membuat dolar AS melemah menuju 106,25, dari 106,57 pada hari sebelumnya.
Melemahnya dolar AS membuat emas semakin terjangkau dibeli sehingga permintaan pembelian naik.