PT Equity World | Saham di kawasan Asia Pasifik pada perdagangan Rabu (29/9/2021) dibuka ambyar, mengikuti rontoknya saham-saham AS di Bursa Wall Street. Pasar khawatir dengan kenaikan yield obligasi AS, sementara pembahasan anggaran oleh anggota parlemen di Washington kembali buntu.
Di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 1,83% di awal perdagangan sementara indeks Topix turun 1,91%.
Emas jatuh 14,5 dolar terseret kenaikan "greenback" dan imbal hasil | PT Equity World
Kospi Korea Selatan turun 1,77%.
S&P/ASX 200 di Australia turun 0,32%.
Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,32% lebih rendah.
Investor mencermati pergerakan imbal hasil (yield) Treasury 10-tahun, yang melewati batas 1,5% pada hari Senin dan terus meningkat sejak itu, terakhir di level 1,5478%. Yield bergerak berbanding terbalik dengan harga.
Yield yang melonjak telah memukul saham teknologi di Wall Street, dengan Nasdaq Composite turun 2,83% menjadi 14.546,68 untuk hari terburuk sejak Maret. Saham teknologi terpukul karena kenaikan suku bunga membuat arus kas masa depan mereka kurang berharga, dan pada gilirannya membuat saham populer tampak dinilai terlalu tinggi.
S&P 500 turun 2,04% menjadi 4.352,63 sementara Dow Jones Industrial Average turun 569,38 poin menjadi 34.299,99.
Mata Uang
Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 93,717 setelah kenaikan baru-baru ini dari bawah 93,6.
Yen Jepang diperdagangkan pada 111,53 per dolar, lebih lemah dari level di bawah 111,2 terhadap greenback awal pekan ini. Dolar Australia berada di $0,7242 setelah kemarin turun dari atas $0,729.