Equity World | Harga Emas Diprediksi Tembus Rp 1,5 Juta/gram, Kapan?
Equity World | Harga logam mulia emas dunia menguat tipis pada perdagangan Rabu pagi kemarin (22/4/2020) waktu Indonesia dan terus berlanjut hingga perdagangan sore. Penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dalam beberapa hari terakhir tampaknya masih jadi penghambat harga emas untuk menguat tajam.
Data Refinitiv mencatat, Rabu pada pukul 07.25 WIB emas dunia di pasar spot dibanderol US$ 1.686,99/troy ons atau menguat tipis 0,08%. Harga emas memang cenderung flat. Namun sejak menyentuh level tertingginya di US$ 1.727,7/troy ons harga logam mulia cenderung tergelincir.
Pada 14 April 2020, harga emas menyentuh level tertinggi dalam 7,5 tahun terakhir. Sejak saat itu emas melorot 2,36%. Penyebab anjloknya harga emas adalah penguatan dolar AS. Pada periode yang sama indeks dolar yang mencerminkan posisi dolar AS di hadapan enam mata uang lainnya menguat 1,3%.
Namun yang mengagetkan, data Kitco mencatat, harga emas spot pada perdagangan pukul 19.49 WIB tadi malam atau 22 April pukul 08.47 waktu New York, menguat 0,92% di level US$ 1.703/troy ons.
Sementara data CNBC International mencatat, harga emas berjangka (futures) untuk pengiriman Juni juga naik 1,66% menjadi Rp 1.715/troy ons tadi malam waktu Indonesia. Dalam setahun terakhir, harga emas berjangka melesat 30,58%.
Kala perekonomian menghadapi terpaan badai, investor beramai-ramai memburu emas untuk mencari naungan perlindungan, sehingga harga emas mengalami apresiasi.
Harga emas juga mendapat dukungan dari kebijakan bank sentral global yang menerapkan tingkat suku bunga rendah. Selain itu kebijakan bank sentral (termasuk bank sentral AS, The Fed) dalam memberikan pelonggaran kuantitatif (QE) dengan membeli aset-aset finansial berbasis utang juga memicu penurunan yield (imbal hasil obligasi) yang membuat emas menjadi lebih menarik di mata investor.
Baru-baru ini, Bank of America Corp menaikkan target harga emasnya untuk periode 18 bulan ke depan. Harga emas diramal bisa menyentuh US$ 3.000/troy ons.
Harga Emas Hari Ini, 23 April 2020 | Equity World
Jika benar ini terjadi maka rekor tertinggi yang sempat dicapai pada 2011 saat harga emas mendekati US$ 2.000/troy ons terlampaui dan emas akan mencetak sejarah baru.
Prediksi Bank of America ini sama dengan analis WingCapital. "Secara historis kami melihat rasio utang terhadap PDB memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan balance sheet [neraca] The Fed (terhadap harga emas)" tulis analis WingCapital yang dikutip Kitco.com, 29 Maret lalu.
Dengan kondisi saat ini, WingCapital memprediksi harga emas diprediksi akan mencapai US$ 3.000/troy ons, tapi dalam 3 tahun ke depan.
Satu troy ounce, mengacu aturan di pasar, setara dengan 31,1 gram, sehingga besaran US$ 3.000 per troy ounce dikonversi dengan membagi angka tersebut dengan 31,1 gram, hasilnya US$ 96,46 per gram. Dengan asumsi kurs rupiah Rp 15.500/US$, maka prediksi harga emas dunia itu yakni setara dengan Rp 1,50 juta/gram.
Sementara itu, harga emas logam mulia acuan yang diproduksi PT Aneka Tambang Tbk (Antam) Rabu kemarin (22/4/2020) naik 0,46% atau sebesar Rp 4.000 menjadi Rp 879.000/gram, dari harga hari sebelumnya Rp 875.000/gram.