Equityworld Futures | Harga Emas Sentuh US$ 2.043, Dekati Rekor Sepanjang Masa!
Equityworld Futures | Harga emas melonjak lima hari beruntun dan bertahan di resisten psikologis US$2.000 per troy ons karena spekulasi jeda The Federal Reverse (The Fed) dan kejatuhan dolar AS. Harga emas bahkan kini mendekati rekor tertingginya sepanjang masa.
Equityworld Futures | Harga Emas Melesat Lagi Imbas Ramalan The Fed Tahan Suku Bunga
Pada perdagangan Selasa (28/11/2023) harga emas di pasar spot ditutup melesat 1,35% di posisi US$ 2.040,89 per troy ons.
Sementara, hingga pukul 06.40 WIB Rabu (29/11/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,13% di posisi US$ 2.043,59 per troy ons.
Posisi tersebut mendekati level tertinggi sepanjang masa. Posisi tertinggi emas, bukan pada penutupan perdagangan, yang pernah disentuh emas adalah di posisi US$ 2.072,49 per troy ons.
Sementara itu, posisi penutupan tertinggi adalah pada 6 Agustus 2020 yakni US$ 2.063,19 per troy ons.
Emas naik untuk sesi keempat berturut-turut pada perdagangan Selasa dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari enam bulan, didorong oleh melemahnya dolar dan ekspektasi bahwa The Fed AS telah selesai menaikkan suku bunganya.
Indeks dolar AS ambruk ke 102,74 pada Selasa (28/11/2203). Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 10 Agustus 2023 atau terendah dalam 15 pekan atau 3,5 bulan terakhir.
Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh ke 4,32% pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang terendah seak 18 September 2023 atau 2,5 bulan terakhir.
Melandainya indeks dolar serta imbal hasil mencerminkan optimisme pasar yang melihat The Fed akan melunak ke depan.
Perangkat CME FedWatch tool menunjukkan 96,1% pelaku pasar melihat The Fed masih akan menahan suku bunga pada Desember mendatang. Artinya, hingga akhir tahun suku bunga masih berada di level 5,25-5,50%.
Emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 1,4% lebih tinggi pada US$2,040 per troy ons.
Prospek jangka pendek untuk emas masih bullish, dengan indeks dolar dalam tren menurun di tengah harapan The Fed tidak akan lagi menaikkan suku bunga dan bahkan mungkin akan memangkasnya pada musim semi, ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.
Namun, "jika angka PDB (AS) dan indikator inflasi lebih kuat dari perkiraan, hal ini akan mengurangi antusiasme pelaku pasar terhadap emas batangan," tutur Wyckoff, kepada Reuters.
Para pengambil kebijakan The Fed terlihat semakin nyaman menutup tahun ini dengan menahan suku bunga dan menunggu sebelum memangkasnya. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak berbunga.
Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan dia "semakin yakin" bahwa kebijakan tersebut berada pada titik yang tepat.
Investor akan memantau data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada hari Kamis, yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed. Fokusnya juga tertuju pada revisi angka PDB AS kuartal ketiga yang dijadwalkan pada hari Rabu.
"Rasa kehati-hatian menjelang minggu sibuk lainnya di pasar keuangan global juga memberikan dukungan pada logam mulia. Mengingat level US$2.000 terbukti merupakan resistensi yang sangat sulit untuk ditaklukkan, emas bisa turun tanpa katalis fundamental yang kuat," ujar senior FXTM analis riset Lukman Otunuga.
Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.
Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.