Equity World | Wall Street ditutup melemah pada akhir perdagangan Kamis (13/1) dimana Nasdaq memimpin penurunan dengan pelemahan 2,5% imbas aksi ambil untung investor terutama di saham teknologi. Sementara beberapa pejabat Federal Reserve berbicara tentang inflasi dan kenaikan suku bunga.
Indeks Dow Jones Industrial Average turun 176,70 poin atau 0,49% ke 36.113,62, S&P 500 turun 67,32 poin atau 1,42% ke 4.659,03 dan Nasdaq Composite turun 381,58 poin atau 2,51% ke 14.806,81.
Volume transaksi perdagangan saham di bursa AS mencapai 10,43 miliar saham dengan rata-rata 10,39 miliar saham dalam 20 hari perdagangan terakhir.
Mengutip Reuters, saham pertumbuhan yang sensitif terhadap suku bunga seperti saham sektor teknologi tertinggal di pasar secara luas pada sesi terakhir sebelum musim pendapatan kuartal keempat dimulai.
Indeks teknologi S&P turun 2,7% sementara pilihan konsumen turun 2%.
Beberapa pejabat Fed berbicara secara terbuka tentang memerangi inflasi yang tinggi. Lael Brainard, pejabat bank sentral AS yang paling senior memberi sinyal bahwa The Fed bersiap untuk mulai menaikkan suku bunga pada Maret.
Pejabat lain, termasuk Presiden Fed Chicago Charles Evans, berbicara tentang perlunya kebijakan yang lebih ketat sementara Presiden Fed Philadelphia Patrick Harker juga membahas kenaikan suku bunga Maret setelah Presiden Fed San Francisco Mary Daly pada Rabu malam menyebutkan kenaikan di Maret.
"Ketika Brainard mengatakan kita harus melakukan sesuatu, mereka akan melakukan sesuatu," kata Brad McMillan, kepala investasi untuk Commonwealth Financial Network, seperti dikutip Reuters.
Dia menunjuk Brainard sebagai salah satu Pejabat Fed yang paling dovish.
"Sepertinya tidak ada banyak perdebatan tersisa di dalam The Fed tentang arah yang mereka tuju, dan bahkan tidak banyak tentang seberapa cepat mereka harus sampai di sana," tambahnya.
Meskipun imbal hasil Treasury AS 10-tahun turun pada hari Kamis, investor fokus pada aksi ambil untung, kata Sameer Samana, ahli strategi pasar global senior di Wells Fargo Investment Institute di St. Louis.
"Kami melihat rebound yang cukup bagus di Nasdaq beberapa hari terakhir, jadi mungkin ada beberapa kegelisahan yang tersisa di sekitar suku bunga The Fed dan beberapa aksi ambil untung, terutama menjelang pendapatan," kata ahli strategi.
Samana menggambarkan komentar Brainard sebagai "pukulan psikologis bagi mereka yang berharap ada perbedaan pendapat untuk memulai kenaikan suku bunga lebih cepat daripada nanti."
Wells Fargo mengikuti Goldman Sachs, JPMorgan dan Deutsche Bank dalam memperkirakan bahwa Fed mungkin menaikkan suku bunga empat kali tahun ini.