Equity World | Wall Street melemah pada penutupan perdaganga
Equity World | Wall Street melemah pada penutupan perdagangan Senin (Selasa pagi waktu Jakarta). Pendorong pelemahan bursa saham di Amerika Serikat (AS) ini karena lonjakan penderita covid-19 dan negosiasi paket stimulus fiskal yang macet.
Mengutip CNBC, Selasa (27/10/2020), Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup turun 650,19 poin melemah atau 2,3 persen ke level 27.685,38. S&P 500 turun 1,9 persen menjadi 3.400,97. Sedangkan Nasdaq Composite turun 1,6 persen menjadi 11.358,94.
Penurunan Wall Street pada Senin menghapus keuntungan bulanan untuk Dow Jones Industrial. Ini merupakan penurunan Dow Jones dalam satu hari terbesar sejak 3 September dan penutupan pertama di bawah 28.000 sejak 6 Oktober.
Penurunan terjadi karena data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins menunjukkan bahwa kasus infeksi harian virus Covid-9 di AS telah meningkat rata-rata 68.767 selama tujuh hari terakhir, sebuah rekor.
emas naik tipis saat kekhawatiran virus imbangi penguatan dolar AS | Equity World
Pada hari Minggu saja, lebih dari 60.000 kasus dilaporkan. Negara itu mengalami lebih dari 83.000 infeksi baru pada hari Jumat dan Sabtu.
“Bagi saya, ini adalah gelombang kedua pandemi COvid-19,” kata analis Aegon Asset Management, Frank Rybinski.
“Sampai kita berhasil memberantas virus, ini akan menjadi seperti awan abu-abu di pasar," tambah dia.
Optimisme para pelaku pasar di Wall Street juga meredup karena Gedung Putih dan DPR belum melakukan kesepakatan stimulus.
Penasihat ekonomi Gedung Putih Larry Kudlow mengatakan kepada CNBC bahwa pembicaraan melambat, tetapi ada catatan bahwa negosisi tetap berlangsung.
Saham dengan kerugian terbesar dari meningkatnya kasus dan rencana stimulus yang terhenti adalah Royal Caribbean dengan turun 9,7 persen. Saham ini merupakan penghambat terbesar di S&P 500.
Saham Delta turun 6,1 persen. Saham Norwegian Cruise Line ditutup melemah 8,5 persen dan United Airlines turun 7 persen. American Airlines juga melemah 6,4 persen.
SAP, salah satu perusahaan perangkat lunak terbesar di Eropa, mengalami penurunan saham lebih dari 20 persen setelah memperingatkan bahwa mereka akan mengontrol pengeluaran. Hal tersebutmemangkas estimasi pendapatan untuk tahun 2020.
Oracle dan Microsoft mengikuti SAP dengan bergerak lebih rendah, masing-masing turun 4 persen dan 2,8 persen.