Kamis, 11 Januari 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Masih Kuat Naik, 4 Saham Jadi Target

Equityworld Futures | Harga Emas Masih Kuat Naik, 4 Saham Jadi Target

Equityworld Futures | Kenaikan harga emas saat ini diperkirakan berlanjut dan kembali masuk ke dalam pola kenaikan jangka pendek yang relatif kuat. Lantas, saham-saham emiten emas mana saja yang berpotensi menghasilkan cuan maksimal?

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Memudar Jelang Pengumuman Data Inflasi AS

Secara teknikal, indikator stochastic%D masih cenderung turun. Sedangkan RSI dan indikator W%R yang dioptimalkan mengalami konsolidasi cenderung naik dan harga masih di bawah moving average (MA) yang dioptimalkan selama 9 hari. Ini mengindikasikan harga emas dalam tekanan turun, namun tetap berpotensi menguat karena ada peluang harga masuk ke dalam pola kenaikan.

“Sebagai referensi, rentang perdagangan emas saat ini pada kisaran harga 2.009-2.119. Saham-saham pilihannya adalah ARCI, BRMS, MDKA, dan PSAB,” tulis analis Mirae Asset Sekuritas, Tasrul Tanar dalam ulasannya, Kamis (11/1/2024).

Mirae memberikan rekomendasi speculative buy untuk saham ARCI. Target harganya Rp 430. Adapun kisaran harga untuk trading harian Rp 390-416. Cut loss di Rp 388.

Selain itu, speculative buy saham BRMS dengan target harga Rp 184. Kisaran harga untuk trading harian Rp 170-176. Cut loss di Rp 168.

Selanjutnya, speculative buy saham MDKA. Target harga MDKA dipatok Rp 2.750. Sedangkan kisaran harga untuk trading harian Rp 2.430-2.550. Cut loss di Rp 2.410.

Terakhir, speculative buy saham PSAB dengan target harga Rp 95. Kisaran harga untuk trading harian Rp 88-92. Cut loss di Rp 84.

Rabu, 10 Januari 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Naik Tipis-Tipis Aja, Investor Tunggu Informasi dari AS

Equityworld Futures | Harga Emas Naik Tipis-Tipis Aja, Investor Tunggu Informasi dari AS

Equityworld Futures | Harga emas dibuka sedikit lebih tinggi pada awal perdagangan hari ini di tengah penantian pasar mengenai data inflasi Amerika Serikat (AS).

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Terjungkal Kena Jegal Penguatan Dolar AS

Pada perdagangan Selasa (9/1/2024) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,09% di posisi US$ 2029,59 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 06.45 WIB Rabu (10/1/2024), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,02% di posisi US$ 2029,99 per troy ons.

Harga emas bertahan stabil pada perdagangan Selasa karena investor tetap berhati-hati menjelang data inflasi AS yang akan dirilis Kamis pekan ini (11/1/2024) yang dapat memberikan lebih banyak infomasi mengenai jalur kebijakan The Federal Reserve (The Fed).

Inflasi AS diperkirakan mencapai 3,2% (year on year/yoy) pada Desember 2023 secara tahunan, naik dari 3,1% pada November 2023.

Jika angka inflasi memberikan kejutan positif, maka The Fed mungkin tidak dapat segera menurunkan suku bunga, yang akan membawa elemen bearish pada pasar emas dan perak, ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals, dilansir dari Reuters.

Gubernur Fed Michelle Bowman pada hari Senin menyatakan bahwa kebijakan moneter bank sentral AS tampaknya "cukup terbatas".

Menurut CME FedWatch Tool, pelaku pasar memperkirakan peluang penurunan suku bunga AS sebesar 60% pada bulan Maret 2024.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.

Selasa, 09 Januari 2024

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Kehilangan Kilaunya, Data Pekerja AS Menguat

Equityworld Futures | Harga Emas Dunia Kehilangan Kilaunya, Data Pekerja AS Menguat

Equityworld Futures | Emas berjangka di divisi COMEX New York Mercantile Exchange turun pada hari Selasa dini hari, (9/1/2024), karena data pekerjaan yang lebih kuat dari perkiraan.
Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Februari turun US$16,30 atau 0,80%, menjadi ditutup pada US$2.033,50 per ounce.

Equityworld Futures | Harga Emas Terjun Bebas, Terendah dalam 3 Pekan

Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada bulan Maret telah sedikit mereda karena data non-farm payrolls AS yang lebih kuat dari perkiraan yang dirilis pada hari Jumat, sehingga melemahkan harga emas.

Indeks harga konsumen AS akan dirilis pada hari Kamis dan indeks harga produsen AS pada hari Jumat.

Perak untuk pengiriman Maret turun 0,50 sen atau 0,02% menjadi ditutup pada US$23,31 per ounce. Platinum untuk pengiriman April turun US$12,40 dolar AS atau 1,28% menjadi ditutup pada US$959,40 per ounce.

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer, menyebutkan harga emas saat ini mencerminkan pengaruh beberapa faktor, termasuk ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga Federal Reserve (Fed) dan kondisi ekonomi global.

Menurut Fischer, Salah satu titik kunci yang mempengaruhi harga emas saat ini adalah ekspektasi terhadap kebijakan suku bunga oleh Federal Reserve. Ekspektasi awal menunjukkan kemungkinan pemangkasan suku bunga pada Maret 2024, yang menjadi faktor pendukung harga emas di awal pekan ini. Namun, para trader telah mengurangi ekspektasi ini, mengingat bahwa Fed secara umum mempertahankan pandangannya bahwa suku bunga akan tetap tinggi dalam waktu yang lebih lama.

Fischer memprediksi bahwa, emas (XAUUSD) cenderung mengalami penurunan hari ini, dipengaruhi oleh penguatan Dolar dan kenaikan imbal hasil AS, yang masih menunjukkan kecenderungan naik. Penguatan Dolar AS adalah salah satu faktor utama yang dapat memberikan tekanan pada harga emas. Selain itu, kenaikan imbal hasil menjadi faktor tambahan yang memperkuat prediksi penurunan emas.

Meskipun demikian, kondisi ekonomi global yang semakin memburuk dan tanda-tanda perlambatan pertumbuhan dari AS, Asia, dan zona euro, memberikan dorongan positif bagi harga emas. Investor cenderung melihat emas sebagai aset safe haven dalam situasi ketidakpastian ekonomi, dan dengan adanya indikasi perlambatan pertumbuhan, emas mungkin siap untuk menguat dalam beberapa bulan mendatang.

Senin, 08 Januari 2024

Equityworld Futures | Bursa Asia Dibuka Gak Kompak Lagi, Investor Masih Wait and See?

Equityworld Futures | Bursa Asia Dibuka Gak Kompak Lagi, Investor Masih Wait and See?

Equityworld Futures | Bursa Asia-Pasifik cenderung dibuka bervariasi pada awal perdagangan Senin (8/1/2024), karena investor menantikan data dan peristiwa ekonomi penting pada pekan ini.

Equityworld Futures | Harga Emas Terancam Labil Pekan Ini, Ada Kabar Penting dari Amerika

Per pukul 08:30 WIB, indeks Straits Times Singapura menguat 0,45%, ASX 200 Australia naik 0,1%, dan KOSPI Korea Selatan terapresiasi 0,39%.

Sedangkan untuk indeks Hang Seng Hong Kong turun tipis 0,09% dan Shanghai Composite China melemah 0,23%.

Sementara untuk pasar saham Jepang pada hari ini tidak dibuka karena sedang libur memperingati Coming of Age Day (Hari Kedewasaan).

Investor cenderung wait and see menanti rilis data ekonomi dan agenda pada pekan ini, seperti inflasi China periode Desember 2023 yang akan dirilis pada Jumat mendatang.

Bursa Asia-Pasifik yang cenderung beragam terjadi di tengah menguatnya bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street pada perdagangan akhir pekan lalu.

Pada perdagangan Jumat pekan lalu, indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutupnaik tipis 0,07%, S&P 500 menguat 0,18%, dan Nasdaq Composite bertambah sedikit 0,09%.

Sepanjang pekan lalu, yang menjadi pekan pertama 2024, indeks DJIA terpantau melemah 0,59%, sedangkan S&P 500 ambles 1,52%, dan Nasdaq ambruk 3,25%.

Investor bersikap hati-hati pada pekan pertama 2024, karena mereka menanti kejelasan lebih lanjut mengenai kapan penurunan suku bunga akan dimulai dan seberapa cepat hal tersebut akan terjadi.

Harapan akan adanya laju pelonggaran yang cepat telah memicu reli yang sangat besar di pekan terakhir 2023, yang membawa S&P 500 berada dalam kisaran 1% dari level tertinggi sepanjang masa, sehingga pelemahan hipotesis tersebut telah menjadi isyarat untuk aksi profit taking.

Sementara itu, perdagangan Jumat pekan lalu memperlihatkan pergerakan pasar sepanjang hari, karena investor menyerap data makroekonomi terbaru yang menawarkan pandangan kontras mengenai kapan penurunan suku bunga dapat dimulai.

Awalnya, data ketenagakerjaan yang kuat dalam laporan Departemen Tenaga Kerja, yang menunjukkan perusahaan-perusahaan AS mempekerjakan lebih banyak pekerja dari perkiraan pada Desember 2023, meredam ekspektasi pelonggaran suku bunga secara cepat, sehingga mendorong masa depan lebih rendah.

Namun, survei dari Institute for Supply Management (ISM) kemudian menunjukkan aktivitas di sektor jasa turun pada Desember 2023, menunjukkan bahwa perekonomian yang lebih lemah. Hal ini mendorong mereka yang bertaruh pada pelonggaran cepat, sehingga membuat pasar lebih tinggi sepanjang pagi dan sore hari.

Meskipun ada fluktuasi lebih lanjut di sore hari, pada akhirnya ketiga indeks acuan tersebut berhasil meraih kemenangan hari tersebut - sesi positif pertama di tahun 2024 untuk S&P dan Nasdaq.

Di lain sisi, investor juga merespons terkait data NFP AS periode Desember 2023. Data NFP AS pada Desember 2023 naik menjadi naik 216.000. Angka ini jauh lebih tinggi dari ekspektasi pasar 170.000. Sedangkan kenaikan 199.000 di November direvisi lebih rendah menjadi 173.000.

Rincian lainnya dari laporan tersebut menunjukkan bahwa Tingkat Pengangguran tetap tidak berubah di 3,7% dan inflasi upah tahunan, yang diukur dengan perubahan Pendapatan Rata-Rata Per Jam, naik ke 4,1% dari 3,9% di Desember.

Dalam hal ini, maka data tenaga kerja di Negeri Paman Sam sejatinya masih cukup kuat dan hal ini dapat mengurangi optimisme pasar akan berakhirnya era suku bunga tinggi pada tahun ini.

Di lain sisi, imbal hasil surat utang AS, yang merupakan indikator ekspektasi suku bunga, naik lebih tinggi setelah data tersebut dirilis, dengan imbal hasil obligasi 10 tahun naik melampaui 4% ke level tertinggi dalam tiga minggu terakhir.