Kamis, 24 November 2022

Equity World | The Fed Mengendur, Harga Emas Siap-Siap Terbang!

Equity World | The Fed Mengendur, Harga Emas Siap-Siap Terbang!

Equity World | Sinyal pelonggaran kebijakan bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) menjadi tenaga baru bagi pergerakan emas ke depan. Sang logam mulia diperkirakan bisa terus menguat karena pelonggaran The Fed akan membuat emas semakin menarik.

Pada perdagangan Kamis (24/11/2022) pukul 06: 32 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.750,73 per troy ons. Harga emas menguat tipis 0,08%.

Dengan penguatan hari ini maka sang logam mulia sudah bergerak di zona hijau dalam tiga perdagangan terakhir. Pada perdagangan Rabu (23/11/2022), harga emas juga menguat 0,52% ke posisi US$ 1.749,28 per troy ons.

Dalam sepekan, harga emas masih melemah 0,58% secara point to point. Dalam sebulan, harga emas masih meningkat 6,2% sementara dalam setahun masih melandai 2,1%.

Seperti diketahui, risalah dari pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) November mengisyaratkan bahwa The FEd melihat kemajuan dalam perjuangannya melawan inflasi tinggi dan ingin memperlambat laju kenaikan suku bunga, yang berarti lebih kecil hingga akhir tahun ini hingga 2023.

"Sebagian besar pejabat menilai bahwa perlambatan laju kenaikan kemungkinan akan segera terjadi," bunyi risalah tersebut.

The Fed beralasan dampak kebijakan moneter pada aktivitas ekonomi menjadi alasan mengapa perlu memperlambat kebijakan hawkish mereka.

Seperti diketahui, The Fed sudah menaikkan suku bunga acuan mereka sebesar 375 bps menjadi 3,75-4,0% pada tahun ini.

Analis High Ridge Future David Meger mengatakan sinyal perlambatan ini seperti menghapus awan kelabu bagi emas. Pasalnya, emas terus melemah karena kebijakan ketat hawkish The Fed.

"Pelaku pasar sangat memahami bahwa kenaikan suku bunga The Fed adalah faktor utama penggerak emas tahun ini. Saya bisa katakana jika awan gelap berupa kenaikan suku bunga agresif tidak akan lagi menghantui emas," tutur Meger, dikutip dari Reuters.

Namun, analis Heraeus Precious Metals, Tai Wong, mengingatkan sinyal pelonggaran hawkish The Fed belum berpengaruh signifikan ke emas. Pasalnya, pelaku pasar sudah beberapa kali membaca sinyal tersebut.

Tai Wong mengatakan risalah The Fed hanya menegaskan jika mereka kemungkinan besar hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 50 bps pada Desember seperti sudah diperkirakan pelaku pasar.

"Pelaku pasar tentu saja bisa bernafas lega karena Fed akan memperlambat kenaikan suku bunga. Ini memang bukan kejutan besar tetapi tetap melegakan," tuturnya.

Analis dari CMC Markets Michael Hewson mengatakan ekspektasi pelonggaran kebijakan The Fed akan menopang pergerakan emas. Menurutnya, emas tinggal menunggu waktu untuk bisa menembus US$ 1.800 per troy on.

"Pasar berharap The Fed sudah akan melonggarkan kebijakan pada Desember. Ini akan menopang pemulihan harga emas," tutur Hewon, kepada Reuters.

Rabu, 23 November 2022

Equity World | Harga Emas Menunjukkan Tanda-Tanda Membaik, Alhamdulillah

Equity World | Harga Emas Menunjukkan Tanda-Tanda Membaik, Alhamdulillah

Equity World | Harga emas sedikit menguat pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB)dan menghentikan penurunan selama lima hari beruntun.

Emas naik karena USD melepaskan beberapa kenaikan kuat dari sesi sebelumnya di tengah peningkatan selera risiko.

USD melemah pada Selasa (22/11), memangkas beberapa kenaikan kuat dari sesi sebelumnya, karena investor mengabaikan kekhawatiran tentang gejolak COVID China, meningkatkan permintaan untuk mata uang yang lebih berisiko.

Indeks USD yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya, turun 0,57 persen menjadi 107,2230, menyusul kenaikan 0,85 persen pada hari sebelumnya.

"Pemulihan tentatif dalam selera risiko sudah cukup untuk menghentikan rebound USD beberapa hari," kata Joe Manimbo, analis pasar senior di Convera di Washington.

Namun, harga emas masih terjepit di dekat posisi terendah dua minggu karena sinyal hawkish dari beberapa anggota Federal Reserve mendukung USD.

Presiden Federal Reserve San Francisco Mary Daly pada Senin (21/11) mengatakan ada lebih banyak pekerjaan yang harus dilakukan untuk memperketat kebijakan moneter dan mendinginkan inflasi.
Adapun dampak riil dari kenaikan suku bunga baru-baru ini mungkin akan lebih besar dari apa yang diimplikasikan oleh target suku bunga jangka pendeknya.

Presiden Fed Cleveland Loretta Mester menyatakan dukungannya pada kenaikan suku bunga yang lebih kecil pada Desember, yang sejalan dengan ekspektasi pasar untuk kenaikan 50 basis poin.

Kendati demikian, kedua pejabat Fed itu mengatakan kenaikan suku bunga di waktu mendatang akan sangat bergantung pada pembacaan ekonomi AS, khususnya jalur inflasi.

Kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, naik tipis USD 0,30 atau 0,02 persen menjadi ditutup pada USD 1.739,90 per ounce, setelah diperdagangkan mencapai tertinggi sesi di USD 1.751,00 dan terendah di USD 1.737,90.

Emas berjangka tergelincir USD 14,80 atau 0,84 persen menjadi USD 1.739,60 pada Senin (21/11/2022), setelah melemah USD 8,60 atau 0,49 persen menjadi USD 1.754,40 pada Jumat (18/11).



Selasa, 22 November 2022

Equity World | Bursa Asia Bervariasi di Pagi Ini (22/11), Investor Cenderung Berhati-hati

Equity World | Bursa Asia Bervariasi di Pagi Ini (22/11), Investor Cenderung Berhati-hati

Equity World | Bursa Asia bervariasi pada awal perdagangan hari ini. Selasa (22/11), pukul 08.23 WIB, indeks Nikkei 225 melonjak 0,85% ke 28.181,53. Berbeda, indeks Hang Seng justru turun 0,17% ke 17.625,19.

Sedangkan, indeks Taiex koreksi 0,52% ke 14.373,92. Indeks Kospi juga melemah 0,27% ke 2.413,02 dan indeks ASX 200 naik 0,47% ke 7.172,5.

Sementara itu, FTSE Straits Times naik 0,67% ke 3.272,51 dan FTSE Malay juga terkerek tipis 0,02% ke level 1.448,32.

Bursa saham di Asia cenderung bergerak mixed. Pelaku pasar pun terlihat bergerak hati-hati dengan mempertimbangkan sejumlah risiko.

Sentimen paling kuat datang dari potensi pengetatan Covid-19 di China. Di mana, bank-bank China didorong untuk meningkatkan kredit guna mendukung perekonomian, terutama industri yang terpukul lebih keras oleh Covid-19.

Secara terpisah, media lokal China mengutip regulator sekuritas negara yang mengatakan China perlu meningkatkan neraca pengembang properti "berkualitas baik", menurut Reuters.

Selain itu, pasar juga menanti laporan kinerja dari Baidu dan Kuaishou yang diharapkan keluar hari ini.

Dari bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street ditutup tergelincir setelah berada dalam sesi bergejolak.

Indeks S&P 500 turun 0,39% menjadi 3.949,94 dan Nasdaq Composite turun 1,09% untuk mengakhiri hari di 11.024,51. Dow Jones Industrial Average turun 45,41 poin, atau 0,13%, menjadi 33.700,28, meskipun kerugian pada indeks dikurangi oleh lonjakan saham Disney.

Saham Disney melesat lebih dari 6%, setelah perusahaan mengumumkan bahwa mantan CEO Bob Iger akan menggantikan Bob Chapek.

Senin, 21 November 2022

Equity World | Piala Dunia 2022 Dimulai, Pasar Saham Bisa Liar! Loh Kok?

Equity World | Piala Dunia 2022 Dimulai, Pasar Saham Bisa Liar! Loh Kok?

Equity World | Perhelatan akbar 4 tahunan sepak bola Piala Dunia 2022 akan dimulai pada Minggu (20/11/2022). Berlokasi di Qatar, Piala Dunia yang biasanya berlangsung pada pertengahan tahun kini mundur menjadi penghujung 2022.

Keriuhan dan hype yang biasa bergema sebelum Piala Dunia seperti lenyap tahun ini.

Atmosfer Piala Dunia yang biasanya hadir dalam alunan theme song, hilir mudiknya iklan bertema Piala Dunia, keriuhan di media sosial, ataupun promosi nonton bareng (nobar) belum kencang terasa hingga sehari sebelum Piala Dunia 2022 digelar.

Ada sejumlah alasan mengapa Piala Dunia 2022 Qatar tidak seramai pada tahun-tahun sebelumnya.Waktu penyelenggaraan yang tak biasa, isu hak asasi manusia (HAM), banyaknya kontroversi terkait tuan rumah, hingga banyaknya platform yang menyediakan siaran Piala Dunia menjadi alasan mengapa Piala Dunia tahun ini seperti lebih sepi.

Di luar itu semua, perhelatan Piala Dunia juga berdampak pada pasar saham. Financial Review yang mengutip hasil riset dari Monash University menyebutkan pasar saham akan mengalami penurunan likuiditas dan peningkatan volatilitas.

Hasil riset tersebut menunjukkan volume transaksi akan naik sebesar 22% sebelum kick-off, kemudian menurun 29% selama pertandingan.

Hal itu disebabkan investor yang cenderung menempatkan order sebelum kick-off agar bisa lebih fokus menonton pertandingan.

Perilaku investor tersebut, berdasarkan hasil riset membuat volatilitas meningkat 18% sebelum pertandingan, dan langsung turun 23% selama pertandingan.

"Meski investor tidak peduli dengan pertandingan sepak bola, strategi trading mereka yang optimal akan dipengaruhi perilaku para pecinta sepak bola yang trading," kata Dr. Philip Drummond, ekonom dan dosen di Monash University, sebagaimana dilansir Financial Review, Rabu, (16/11/2022).

Pada 2017 lalu, Alex Edmans, profesor finansial di London Business School, Diego Garcia dari Universitas Colorado, dan Oyvind Norli dari Norwegian School of Management, merilis hasil studi dengan judul Sports Sentiment and Stocks Returns.

Studi tersebut menganalisa perilaku pasar saham dalam 1.100 pertandingan sepak bola sejak 1973. Hasilnya, saat piala dunia negara yang kalah dalam suatu pertandingan keesokan harinya pasar sahamnya akan menghasilkan return di bawah rata-rata.

Indonesia tidak lolos dalam perhelatan Piala Dunia 2022. Tetapi ada Amerika Serikat (AS), Inggris, Jerman dan beberapa negara Eropa lainnya, yang memiliki kapitalisasi pasar besar.

Jika melihat hasil studi tersebut, tentunya pergerakan bursa sahamnya akan terpengaruh. Amerika Serikat akan bertanding melawan Wales pada 22 November mendatang, Wall Street bisa jadi akan merespon hasil duel kedua negara.

Sebagai kiblat bursa saham dunia, Wall Street tentunya bisa memberikan dampak ke pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).