Jumat, 29 April 2022

Equity World | Wall Street Meroket, Indeks Nasdaq Melesat 3,06%

Equity World | Wall Street Meroket, Indeks Nasdaq Melesat 3,06%

Equity World | Wall Street berakhir naik tajam pada perdagangan Kamis (28/4/2022) waktu setempat setelah laporan kuartalan yang kuat dari Meta Platform mengangkat saham teknologi dan pertumbuhan yang terpukul dan mengimbangi kekhawatiran tentang kontraksi ekonomi AS pada kuartal pertama.

Mengutip Reuters, S&P 500 naik 2,47% untuk mengakhiri sesi di 4.287,50 poin, Nasdaq naik 3,06% menjadi 12.871,53 poin, sementara Dow Jones Industrial Average naik 1,85% menjadi 33.916,39 poin.

Induk Facebook melonjak 17,6% setelah jejaring sosial melaporkan laba yang lebih besar dari perkiraan dan pulih dari penurunan pengguna.

Layanan komunikasi dan teknologi termasuk di antara 11 indeks sektor S&P 500 yang terkuat, masing-masing melonjak 4,04% dan 3,89%.

Apple Inc, perusahaan paling berharga di dunia, dan raksasa e-commerce Amazon.com Inc keduanya menguat lebih dari 4% menjelang laporan keuangan triwulan mereka di kemudian hari.

Dalam perdagangan sebelumnya, Amazon jatuh sekitar 10% setelah perusahaan memperkirakan penjualan kuartal saat ini di bawah perkiraan Wall Street.

Investor telah membuang saham pertumbuhan tinggi selama berminggu-minggu, karena kekhawatiran tentang inflasi, kenaikan suku bunga dan potensi perlambatan ekonomi. Bahkan dengan kenaikan kuat pada perdagangan Kamis, Nasdaq yang berbasis teknologi turun hampir 10% di bulan April, berada di jalur penurunan satu bulan terdalam sejak Maret 2020.

S&P 500 telah naik atau turun 2% atau lebih dalam sehari sekitar 32 kali sejauh ini pada tahun 2022, dibandingkan dengan 24 hari seperti itu di sepanjang tahun 2021.

"Ketika suku bunga, jalur inflasi, dan apa yang akan dilakukan The Fed sangat fluktuatif, itu berarti penetapan harga setiap aset lain jauh lebih sulit," kata Zach Hill, kepala Strategi Portofolio di Horizon Investments di Charlotte, North Carolina.

"Kami telah melakukan banyak data pendapatan selama beberapa hari dan minggu terakhir dan pada umumnya, di luar beberapa kasus tertentu, fundamental yang mendasari perusahaan Amerika relatif kuat," imbuh Hill.

Ekonomi AS secara tak terduga berkontraksi pada kuartal pertama karena kasus COVID-19 melonjak lagi, dan uang bantuan pandemi pemerintah turun.

Penurunan pertama dalam produk domestik bruto sejak resesi pandemi pendek dan tajam hampir dua tahun lalu, dilaporkan oleh Departemen Perdagangan, sebagian besar didorong oleh defisit perdagangan yang lebih luas karena impor melonjak, dan perlambatan laju akumulasi persediaan.

Perang Ukraina, Penguncian COVID China dan lonjakan inflasi telah membebani prospek ekonomi global, memicu volatilitas menjelang pertemuan Federal Reserve Mei minggu depan. Pengamat Fed mengharapkan kenaikan suku bunga 50 basis poin.

Secara keseluruhan, pendapatan kuartal pertama lebih baik dari yang diharapkan, dengan 81% dari 237 perusahaan di S&P 500 yang telah melaporkan hasil sejauh ini mengalahkan ekspektasi Wall Street. Biasanya, hanya 66% perusahaan yang mengalahkan perkiraan, menurut data Refinitiv.

Qualcomm Inc melonjak 9,7% setelah pembuat chip memperkirakan pendapatan kuartal ketiga di atas ekspektasi analis.

Philadelphia Semiconductor Index melonjak 5,6% dalam kenaikan satu hari terbesar dalam lebih dari setahun.

Sedangkan Caterpillar Inc turun 0,7% setelah memperingatkan bahwa margin keuntungan pada kuartal saat ini kemungkinan akan tertekan dari melonjaknya biaya.

Di antara penggerak lainnya, Amgen Inc turun 4,3% setelah pembuat obat itu mengatakan Internal Revenue Service AS mencari pajak balik tambahan sebesar USD5,1 miliar

Volume di bursa AS adalah 12,3 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 11,8 miliar selama 20 hari perdagangan terakhir.

Di seluruh pasar saham AS, saham yang naik melebihi jumlah yang menurun dengan rasio 2,6 banding satu.

S&P 500 membukukan lima tertinggi baru 52-minggu dan 44 terendah baru; Nasdaq Composite mencatat 25 tertinggi baru dan 672 terendah baru.

Kamis, 28 April 2022

Equity World | Harga Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Terus Turun, Ini Kata Analis

Equity World | Harga Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Terus Turun, Ini Kata Analis

Equity World | Harga saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) terus turun beberapa hari terakhir. Bahkan, GOTO telah menghabiskan seluruh amunisi greenshoe hingga tak tersisa pada perdagangan hari ini, Rabu (27/4). Namun pada penutupan, harga sahamnya tetap turun hingga 6,45% ke level Rp 290.

Direktur Asosiasi Riset dan Investasi Pilarmas Investindo Maximilianus Nico Demus mengatakan sedari awal pergerakan saham GOTO lebih kepada ekspektasi dan persepsi investor. Sehingga tentu saja hal ini akan kembali kepada keputusan masing-masing dalam berinvestasi.

"Tidak lupa, trauma BUKA juga membuat pelaku pasar dan investor berhati-hati tatkala penurunan GOTO sudah lebih dari 3%," ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (27/4).

Dengan begitu, hal tersebut memberikan tekanan lebih besar kepada saham GOTO yang akhirnya kembali melemah. Menurutnya, sejauh mana persepsi pelaku pasar dan investor terhadap saham GOTO, sejauh itu pula saham GOTO akan melemah atau menguat.

"Semua akan kembali kepada persepsi masing masing," tambahnya.

Mengingat harga saham GOTO telah berada di bawah harga IPO, maka Nico berpandang untuk wait and see lantaran menunggu merupakan sebuah kesempatan, tetapi juga membeli merupakan sebuah pilihan. Yang jelas, ia menekankan investor untuk memperhatikan tujuan investasi saham GOTO untuk jangka pendek atau jangka panjang.

Equity Analyst Kanaka Hita Solvera, William Wibowo melihat secara teknikal pergerakan GOTO untuk jangka pendek masih dalam fase downtrend. "Support di Rp 290 dan resistance pada level Rp 320," katanya.

Nico juga berpandangan bahwa harga saham GOTO saat ini sudah sampai pada harga supportnya. Sementara untuk resistance, dia melihat saham GOTO di level Rp 318. "Untuk jangka pendek bearish," imbuhnya.






Rabu, 27 April 2022

Equity World | ARB 4 Hari, Yenny Wahid Cs Gagal 'Cuan'Jumbo di Saham WIRG

Equity World | ARB 4 Hari, Yenny Wahid Cs Gagal 'Cuan'Jumbo di Saham WIRG

Equity World | 'Bulan madu' reli kenaikan saham emiten teknologi metaverse pendatang baru PT WIR Asia Tbk (WIRG) akhirnya terhenti. Ini ditandai dengan harga saham WIRG anjlok hingga batas auto rejection bawah (ARB) 7% selama 4 hari beruntun.

Mengacu data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham WIRG ditutup turun 6,91% ke Rp 1.010/saham.

Kemarin, saham WIRG ambles 6,87% ke Rp 1.085/unit dengan nilai transaksi Rp 2,99 miliar dan volume perdagangan 2,76 juta saham.

Sebelumnya, pada Kamis (21/4) dan Jumat (22/4) saham WIRG juga terkena ARB, masing-masing minus 6,72% dan 6,80%.

Adapun, pada Rabu (20/4) saham WIRG ditutup turun 1,83%.

Ini artinya, reli kenaikan saham selama 10 hari beruntun sejak debut perdana pada 4 April lalu dibalas dengan koreksi selama 5 hari beruntun.

Sejak awal resmi melakukan penawaran saham perdana (IPO) di harga Rp 168/unit, saham WIRG memang tampil 'perkasa' dengan sempat menembus batas auto rejection atas (ARA) selama 7 hari perdagangan beruntun.

Bahkan, pihak BEI sempat melakukan suspensi (penghentian sementara) perdagangan saham WIRG pada Senin (18/4) lantaran terjadinya lonjakan harga yang signifikan.

Asal tahu saja, dalam IPO, WIRG menawarkan saham di harga Rp 168/unit dan meraih dana segar Rp 431,89 miliar.

Memang, kendati mengalami ARB 4 hari tanpa putus, harga saham WIRG masih meroket 501,19%.

Saham WIRG sendiri mencuri perhatian sejak awal debut lantaran sebagian sahamnya dipegang oleh nama-nama terkenal, mulai dari putri presiden RI ke-4 Gus Dur Yenny Wahid, pengusaha Pieter Tanuri, sampai para petinggi perusahaan energi PT Indika Energy Tbk (INDY).

Lonjakan tinggi harga saham WIRG tentu membuat valuasi saham para pemegang saham pra-IPO mengangkasa juga.

Namun, sayangnya, ARB berjilid-jilid akhir-akhir ini membuat potensi raihan 'cuan' Yenny Wahid Cs tidak semaksimal saat harga saham WIRG mencatatkan reli, sebut saja per Selasa pekan lalu (19/2).

Pada Selasa (19/2), harga saham WIRG menyentuh level tertinggi sejak IPO Rp 1.365/unit.

Lantas, berapa potensi keuntungan para pemegang saham yang hilang akibat saham WIRB terkena ARB 4 hari beruntun?

Di bawah ini Tim Riset CNBC Indonesia hanya akan berfokus pada sejumlah nama penting, sembari menyinggung sedikit nama-nama besar lainnya.

Tentu saja, ini hanya hitung-hitungan kasar untuk menggambarkan potensi keuntungan--dan penurunan 'cuan'--yang dialami para pemegang saham lama WIRG.

Dua nama pertama adalah pemegang saham mayoritas WIRG, yakni PT Laut Biru Teknologi yang menggenggam 28,24% dan PT WIR Global Kreatif yang menguasai 17,61% saham WIRG.

Laut Biru Teknologi dikuasai oleh Tri Ramadi yang memiliki 90,0% saham di perusahaan tersebut. Tri Ramadi sendiri sempat menjabat sebagai Direktur Utama emiten properti PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI). Sekarang, ia berfokus dengan perusahaan properti miliknya Vasanta Group.

Sementara, WIR Global Kreatif dikendalikan oleh para petinggi WIRG.

Sebut saja, Direktur Utama WIRG Michel Budi Wirjatmo (menggenggam 25,0% saham WIR Global Kreatif), Komisaris Utama WIRG Daniel Surya Wirjatmo menguasai 25,5% saham WIR Global, dan Komisaris WIRG Philip Cahyono memiliki 25,0% saham WIR GLobal.

Bersama Tri Ramadi, ketiga pengendali WIR Global Kreatif yang sekaligus petinggi WIRG tersebut menjadi pemegang saham pengendali dan pemilik manfaat WIRG.

Mari kita hitung potensi cuan dan 'kerugian' PT Laut Biru Teknologi dan PT WIR Global Kreatif, dimulai dari nama pertama.

Laut Biru Teknologi menggenggam 3.366.600.000 atau 28,24% saham WIRG pasca-IPO. Dengan berpatokan dengan harga IPO WIRG sebesar Rp 168/saham dan harga saat level tertinggi pada Kamis (19/4) di Rp 1.365/saham, Laut Biru berpotensi meraup capital gain 'maksimal' sebesar Rp 4,03 triliun.

Namun, akibat saham WIRG 'nyungsep' ke batas ARB selama 4 hari beruntun, valuasi saham milik Laut Biru menyusut Rp 1,19 triliun menjadi sebesar Rp 2,83 triliun.

Kemudian, dengan kepemilikan 2.099.560.000 saham WIRG, hingga Kamis (19/4) saham WIRG WIR Global Kreatif berpotensi 'cuan' Rp 2,51 triliun.

Namun, WIR Global harus rela valuasi sahamnya terkikis sebesar Rp 745,34 miliar lantara ARB beruntun WIRG.

Selanjutnya, ada pesohor Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenny Wahid, putri presiden RI ke-4 mendiang Gus Dur.

Yenny Wahid, yang memiliki 280.420.000 atau 2,35% saham WIRG, berpotensi mengantongi capital gain Rp 335,66 miliar pada 19 April 2022.

Sayangnya, per Selasa ini (26/4), potensi 'cuan' Yenny tergerus sebesar Rp 99,55 miliar. Walaupun, tetap saja capital gain Yenny masih besar, yakni Rp 236,11 miliar.

Asal tahu saja, saat ini Yenny Wahid juga menjabat sebagai Komisaris Independen emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Selain Yenny, ada nama Pieter Tanuri, mantan pemilik emiten ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan pemegang saham klub bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang memiliki 60.000.000 saham atau 0,50% saham WIRG setelah IPO.

Pieter Tanuri juga berpotensi 'menggondol cuan' dari saham WIRG Rp 71,82 miliar pada 19 April 2022. Akan tetapi, saat ini, potensi 'cuan' Pieter Tanuri 'hanya' sebesar Rp 50,52 miliar.

Di samping nama-nama di atas, masih banyak pengusaha besar lainnya yang ikut menjadi pemegang saham minoritas di WIRG dan ikut berpotensi untung gede--sekaligus mengalami penurunan keuntungan--dari pergerakan luar biasa harga saham emiten tersebut.

Mari kita hitung potensi cuan dan 'kerugian' PT Laut Biru Teknologi dan PT WIR Global Kreatif, dimulai dari nama pertama.

Laut Biru Teknologi menggenggam 3.366.600.000 atau 28,24% saham WIRG pasca-IPO. Dengan berpatokan dengan harga IPO WIRG sebesar Rp 168/saham dan harga saat level tertinggi pada Kamis (19/4) di Rp 1.365/saham, Laut Biru berpotensi meraup capital gain 'maksimal' sebesar Rp 4,03 triliun.

Namun, akibat saham WIRG 'nyungsep' ke batas ARB selama 4 hari beruntun, valuasi saham milik Laut Biru menyusut Rp 1,19 triliun menjadi sebesar Rp 2,83 triliun.

Kemudian, dengan kepemilikan 2.099.560.000 saham WIRG, hingga Kamis (19/4) saham WIRG WIR Global Kreatif berpotensi 'cuan' Rp 2,51 triliun.

Namun, WIR Global harus rela valuasi sahamnya terkikis sebesar Rp 745,34 miliar lantara ARB beruntun WIRG.

Selanjutnya, ada pesohor Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenny Wahid, putri presiden RI ke-4 mendiang Gus Dur.

Yenny Wahid, yang memiliki 280.420.000 atau 2,35% saham WIRG, berpotensi mengantongi capital gain Rp 335,66 miliar pada 19 April 2022.

Sayangnya, per Selasa ini (26/4), potensi 'cuan' Yenny tergerus sebesar Rp 99,55 miliar. Walaupun, tetap saja capital gain Yenny masih besar, yakni Rp 236,11 miliar.

Asal tahu saja, saat ini Yenny Wahid juga menjabat sebagai Komisaris Independen emiten e-commerce PT Bukalapak.com Tbk (BUKA).

Selain Yenny, ada nama Pieter Tanuri, mantan pemilik emiten ban PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan pemegang saham klub bola Bali United PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (BOLA) yang memiliki 60.000.000 saham atau 0,50% saham WIRG setelah IPO.

Pieter Tanuri juga berpotensi 'menggondol cuan' dari saham WIRG Rp 71,82 miliar pada 19 April 2022. Akan tetapi, saat ini, potensi 'cuan' Pieter Tanuri 'hanya' sebesar Rp 50,52 miliar.

Di samping nama-nama di atas, masih banyak pengusaha besar lainnya yang ikut menjadi pemegang saham minoritas di WIRG dan ikut berpotensi untung gede--sekaligus mengalami penurunan keuntungan--dari pergerakan luar biasa harga saham emiten tersebut.

Selasa, 26 April 2022

Equity World | Saham Microsoft, Alphabet, dan Twitter Melonjak di Tengah Pelemahan Wall Street

 Equity World | Saham Microsoft, Alphabet, dan Twitter Melonjak di Tengah Pelemahan Wall Street

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat atau Wall Street ditutup merah pada perdagangan awal pekan, Senin (25/4/2022). Pergerakan indeks masih dibayangi oleh lonjakan Covid-19 di China serta rencana The Fed menaikkan suku bunga untuk menekan inflasi.

Dow Jones Industrial Average (DJIA) melemah 0,6 persen, S&P 500 turun 0,77 persen, dan Nasdaq terkoreksi 0,7 persen. Saham – saham teknologi seperti Microsoft, Alphabet, Amazon, Twitter, dan Facebook menguat ditengah pelemahan indeks.

Microsoft naik 2,4 persen, Alphabet yang merupakan induk Google juga naik hampir 2,9 persen, dan Facebook Meta bertambah sekitar 1,6 persen. Twitter melonjak sekitar 5,7 persen setelah perusahaan mengumumkan menerima kesepakatan dengan Elon Musk senilai sekitar 44 miliar dollar AS.

Mengutip CNBC, kondisi pandemi Covid-19 yang terjadi di China saat ini, bisa mendorong penurunan suku bunga. Indeks Asia berakhir merah pada penutupan Senin, sementara imbal hasil Treasury 10 tahun juga turun ke level 2,8 persen.

Jeff Kilburg, kepala investasi dan manajer portofolio Sanctuary Wealth mengatakan, saham - saham teknologi rebound karena potensi penurunan suku bunga. Ini juga memberikan angin segar menjelang rilis laporan pendapatan kuartalan yang dijadwalkan akhir pekan ini.

“Kami memiliki fokus pada saham-saham teknologi besar minggu ini dan ini sangat ramai terjual. Jadi ada banyak aksi beli dan peluang (pada saham teknologi),” kata Kilburg.

JC O'Hara dari MKM menilai, saat ini Wall Street bersiap untuk menghadapi musim laporan kinerja kuartalan emiten, tertuama dari perusahaan teknologi besar. Pekan ini, sekitar 160 perusahaan di S&P 500 diperkirakan akan melaporkan pendapatan kuartalannya, termasuk Amazon, Apple, Alphabet, Meta Platforms, dan Microsoft.
“Minggu ini mungkin dengan mudah mendapat profit pada ekuitas, saham akan digerakkan dari bawah dengan latar belakang makro yang menantang selama tiga pekan terakhir,” ujar JC O'Hara.

Saham Coca-Cola ditutup naik hampir 1,1 persen setelah perusahaan melaporkan pendapatan kuartalan yang lebih baik dari perkiraan sebelumnya. Saham energi merah, dengan penurunan Chevron sekitar 2,2 persen, dan Exxon Mobil yang juga ambles hampir 3,4 persen.

Kekhawatiran investor akan potensi perlambatan ekonomi global, juga mendorong harga minyak lebih rendah. Minyak mentah WTI turun 3,5 persen, dan kembali di bawah level 100 dollar AS per barel.