Selasa, 12 April 2022

Equity World | Harga Emas Turun Sih, Tapi Ntar Juga Naik Lagi...

 Equity World | Harga Emas Turun Sih, Tapi Ntar Juga Naik Lagi...

Equity World | Harga emas melemah pada pagi hari ini. Pada Selasa (12/4/2022) pukul 05:56 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.951, 66/troy ons. Melemah 0,09% dari hari sebelumnya.

Harga emas sempat menguat 0,39% perdagangan Senin (11/4/2022) dan ditutup di US$ 1.953,43/troy ons. Meski biasanya melemah pada perdagangan pagi hari, harga emas selalu ditutup menguat sepanjang Rabu (6/4/2022) hingga Senin (11/4/2022). Harga emas sudah menanjak dari US$ 1.925,48/troy ons menjadi US$ 1.953,43/troy ons sepanjang periode tersebut.

Dalam sepekan, harga emas masih menguat 1,36% secara point to point. Dalam sebulan emas juga melesat 11,92% dan melonjak 12,65% dalam setahun.

David Meger dari High Ridge Futures mengatakan sejumlah faktor masih menjadi daya dorong pergerakan emas seperti ekspektasi kenaikan inflasi. Namun, di sisi lain ada tekanan dari ekspektasi kenaikan suku bunga acuan The Fed yang melemahkan harga emas.

"Pertanyaannya adalah seberapa kebijakan The Fed dalam menekan inflasi akan mempengaruhi potensi kenaikan emas," tutur Meger, kepada Reuters.

Carlo Alberto De Casa, analis pasar Kinesis, mengatakan konflik Rusia-Ukraina juga belum menekan solusi dan kondisi tersebut bisa mendukung pergerakan emas. Sementara itu, Michael McCarthy, dari Tiger Brokers, Australia, mengatakan penguatan dolar Amerika Serikat (AS) dan ekspektasi kenaikan suku bunga di tingkat global membuat antusiasme berinvestasi emas menurun.

"Namun, fakta bahwa emas masih dicari saat kondisi pasar datar dan penuh keraguan mencerminkan apa yang terjadi saat ini yakni bahwa masih ada kekhawatiran konflik Rusia-Ukraina," tutur McCarthy, seperti dikutip Reuters.

Senin, 11 April 2022

Equity World | Harga Emas 24 Karat Antam dan UBS Hari Ini, Senin 11 April 2022, Cek Daftarnya!

 Equity World | Harga Emas 24 Karat Antam dan UBS Hari Ini, Senin 11 April 2022, Cek Daftarnya!

Equity World | Harga emas batangan 24 karat yang dijual di Pegadaian pada hari ini, Senin (11/4/2022) terpantau stagnan baik untuk cetakan Antam maupun UBS. Berdasarkan informasi dari laman resmi Pegadaian, harga emas 24 karat Antam ukuran terkecil yakni 0,5 gram dijual seharga Rp569.000, sama dengan Minggu (10/4/2022). Sementara itu, emas UBS dengan ukuran yang sama dijual pada harga Rp538.000, sama dengan harga sehari sebelumnya.

Kemudian untuk emas Antam ukuran 1 gram, Pegadaian menjual seharga Rp1.034.000, sedangkan emas UBS dijual seharga Rp1.007.000.

Selanjutnya, emas batangan 24 karat dengan berat 10 gram untuk cetakan Antam mencapai Rp9.803.000, sedangkan cetakan UBS dijual Rp9.813.000. Harga emas batangan 25 gram cetakan Antam Hari ini dihargai Rp 24.375.000, sementara untuk cetakan 50 gram di Pegadaian dijual seharga Rp48.667.000.

Sementara itu, harga emas batangan 25 gram cetakan UBS dibanderol Rp24.484.000, sedangkan di ukuran 50 gram di Pegadaian dijual seharga Rp48.865.000. Untuk ukuran 100 gram, Pegadaian mematok harga emas Antam sebesar Rp97.252.000, sedangkan ukuran yang sama untuk cetakan UBS sebesar Rp97.690.000. Emas ukuran terbesar di Pegadaian, yaitu 1.000 gram menembus Rp970.937.000 untuk cetakan Antam, sementara cetakan UBS dijual seharga Rp974.404.000.

Jumat, 08 April 2022

Equity World | Harga Emas Masih Mager...

 Equity World | Harga Emas Masih Mager...

Equity World | Emas belum memiliki cukup tenaga untuk bergerak naik. Pada Jumat (8/4/2022) pukul 06:20 WIB, harga emas dunia di pasar spot berada di US$ 1.931,68/troy ons. Melemah tipis 0,026% dari hari sebelumnya.

Harga emas sempat menguat 0,35% pada perdagangan Kamis (7/4/2022) dan ditutup di US$ 1932,17/troy ons.

Pergerakan harga emas tidak beranjak dari kisaran US$ 1.931-1.932/troy ons sejak Senin (4/4/2022) atau hampir selama sepekan terakhir. Dalam sepekan harga logam mulia masih naik 0,38% tetapi melemah 3,0% dalam sebulan. Dalam setahun harga emas masih melesat 12,61%.

Pelemahan harga emas salah satunya dipicu oleh kenaikan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS). Yield surat utang pemerintah AS tenor 10 tahun menembus level ke 2,68% yang merupakan rekor tertinggi sejak April 2019.

Brian Lan, Managing Director GoldSilver Central, mengatakan ada tarik menarik antara kenaikan yield surat utang pemerintah Amerika Serikat (AS) dan ekspektasi inflasi yang tinggi. Kenaikan yield surat utang pemerintah AS akan menurunkan emas sementara meningkatnya inflasi bisa mendorong harga emas.

"Dengan keterkaitan antara emas, yield surat utang pemerintah AS, perang, dan tingginya inflasi maka harga emas relatif bertahan cukup bagus tetapi tidak kuat menanjak juga karena adanya ekspektasi kenaikan suku bunga acuan," tutur Brian, seperti dikutip dari Reuters.

Jim Wycoff, analis senior Kitco Metals, mengatakan ekspektasi kenaikan inflasi masih bisa menjadi pendorong harga emas. "Saat inflasi meningkat kembali maka emas kembali menjadi pilihan meskipun ada kebijakan agresif dari Fed," tuturnya, seperti dikutip dari Reuters.

Kamis, 07 April 2022

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat

 Equity World | Bursa saham Amerika Serikat

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street melemah pada perdagangan Rabu, 6 April 2022. Imbal hasil obligasi juga melonjak ke level tertinggi baru setelah bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) memberi lebih banyak panduan tentang seberapa cepat akan memperketat kebijakan moneter.
Hal ini untuk melawan inflasi dan langkah tersebut meningkatkan kekhawatiran dapat memperlambat ekonomi. Pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones turun 144,67 poin atau 0,42 persen menjadi 34.496,51.
Indeks S&P 500 merosot 0,97 persen menjadi 4.481,15. Indeks Nasdaq tergelincir 2,22 persen menjadi 13.888,82 setelah jatuh sekitar 2,3 persen pada perdagangan Selasa pekan ini.
"Itu adalah peringatan bagi siapa pun yang berpikir the Fed akan lebih dovish dalam perjuangan mereka melawan inflasi,” ujar Chief Equity Strategist LPL Financial, Quincy Krosby dilansir dari CNBC, Kamis (7/4/2022).
Rilis risalah the Fed mengindikasikan pada Rabu sore pekan ini, pejabat “secara umum setuju” menyusutkan neraca sebesar USD 95 miliar per bulan. Risalah juga menunjukkan pejabat bank sentral sedang mempertimbangkan kenaikan suku bunga lebih besar dari pada kenaikan 25 basis poin. Saham merosot ke posisi terendah setelah rilis risalah, dan kembali sedikit bangkit.
“Banyak peserta mencatat dengan inflasi jauh di atas tujuan komite, risiko inflasi ke atas, dan tingkat dana federal jauh di bawah perkiraan peserta untuk tingkat jangka panjangnya. Mereka lebih suka kenaikan 50 basis poin dalam kisaran target, untuk tingkat dana federal pada pertemuan ini,” kata risalah.
Sementara itu, imbal hasil treasury AS bertenor 10 tahun melonjak di atas 2,65 persen ke level tertinggi dalam tiga tahun pada Rabu pekan ini. Imbal hasil obligasi tetap mendekati level tertinggi tersebut setelah rilis risalah pertemuan the Fed. Pada Senin, imbal hasil obligasi menyentuh 2,4 persen.
Risalah tersebut berasal dari pertemuan the Fed pada Maret pekan ini dan mengindikasikan kenaikan suku bunga sebanyak enam kali pada 2022.
“Saya pikir pasar saham mendapatkan gagasan USD 60 miliar treasury dan USD 35 miliar hipotek mulai menjadi nyata,” ujar James Caron dari Morgan Stanley Investment Management.
Ia menambahkan, jika the Fed menaikkan 50 basis poin lagi pada Mei 2022, dan 50 basis poin lagi pada Juni, itu mulai menjadi lebih nyata. “Ini tentu bukan penarik untuk saham,” kata dia.