Rabu, 29 Oktober 2014

Dolar Gelar Penurunan untuk Hari Ketiga Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed


Dolar gelar penurunan selama tiga hari terakhir seiring ketidak meratanya pemulihan perekonomian AS karena pelaku pasar  menyesuaikan proyeksi mereka mengenai suku bunga acuan tahun depan sebelum The Fed menetapkan kebijakannya hari ini.
Mata uang AS mendekati level satu pekan terendahnya terhadap sekeranjang mata uang utama pasca rilis data kemarin menunjukkan pesanan barang tahan lama tiba-tiba menurun. The Fed mengatakan pada September lalu bahwa mereka akan menyimpulkan mengenai kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) bulan ini jika ekonomi terus membaik. Pedagang telah mendorong kembali spekulasi terkait kapan Federal Open Market Committee (FOMC) akan menaikkan suku bunga acuannya.
Dolar turun ke level $1,2738 per euro pada pukul 9:05 pagi waktu Tokyo dari level $1,2734 di New York, pasca melemah sebesar 0,7 persen dalam tiga hari sebelumnya. Dolar mendatar pada level 108,15 yen. Mata uang Jepang ditransaksikan pada level 137,75 per euro dari 137,73 per euro.
IndeksSpot Dolar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, stagnan pada level 1,063.17 pasca menyentuh level 1,062.65 kemarin, terendah sejak 21 Oktober lalu.
Pemesanan barang yang dimaksudkan untuk terakhir setidaknya dalam tiga tahun terakhir turun sebesar 1,3 persen setelah jatuh sebesar 18,3 persen pada Agustus lalu, sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan kemarin di Washington.
Indeks dolar Bloomberg menuju penurunan sebesar 0,7 persen pada Oktober, penurunan bulan pertama sejak Juni lalu, karena para pedagang memangkas spekulasi sebelumnya mengenai suku bunga The Fed. Kemungkinan suku bunga akan naik pada bulan Oktober 2015 mendatang sebesar 50 persen, dari 85 persen pada 30September lalu. Para pembuat kebijakan telah mempertahankan suku bunga utama mereka pada nol hingga 0,25 persen sejak Desember 2008 lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Pasokan Bahan Bakar AS Menyusut Akibatkan WTI Dekati Level 1-Pekan Tertinggi


West Texas Intermediate diperdagangkan mendekati harga tertinggi hampir satu pekan terakahir jelang laporan yang mungkin menunjukkan persediaan bahan bakar kendaraan bermotor menyusut ke level terendah dalam dua tahun terakhir di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka stagnan di New York, pasca menguat untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir kemarin. Stok bensin AS kemungkinan turun 900.000 barel ke level 203.500.000 pekan lalu, menurut survei Bloomberg News jelang data dari Administrasi Informasi Energi hari ini. Sementara persediaan turun sebesar 3,7 juta barel, American Petroleum Institute melaporkan kemarin, menurut pernyataan Live Squawk di Twitter.
WTI untuk pengiriman Desember berada di level $ 81,55 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, sehingga naik 13 sen, pukul 9:08 pagi di Seoul. Kontrak naik 42 sen ke level $ 81,42 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 68 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga WTI turun 17 persen di tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember naik 6 sen ke level $ 86,09 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Sementara minyak mentah acuan Eropa lebih tinggi sebesar $ 4,56 dibandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg

Selasa, 28 Oktober 2014

Spekulasi Suku Bunga The Fed Tekan Dolar Untuk Hari Kedua


Dolar jatuh untuk hari kedua terhadap mata uang utama Terkait spekulasi Federal Reserve yang akan mempertahankan suku bunga pada rekor terendah untuk jangka waktu yang panjang pasca memangkas program pembelian obligasi nya.
Mata uang AS memperpanjang penurunan karena data menunjukkan kontrak untuk membeli rumah naik kurang dari perkiraan, sehari sebelum bank sentral memulai rapat kebijakan selama dua hari. Euro naik terhadap mata uang AS karena meredanya hasil stress test European Central Bank  (ECB) pada kekhawatiran bahwa neraca di beberapa perusahaan pemberi pinjaman yang terlalu lemah. Mata uang real Brasil jatuh ke level terendah dalam hampir enam tahun terakhir setelah Presiden Dilma Rousseff menang tipis untuk masa jabatan keduanya. Rubel tergelincir.
Indeks Spot Dollar Bloomberg yang menelusuri greenback terhadap 10 mata uang utama, turun 0,2% menjadi 1,066.03 pada 14:31 siang waktu New York. Mencatat penurunan sebesar 0,5% di bulan ini setelah menyentuh level 1,080.05 pada tanggal 3 Oktober, merupakan yang tertinggi pada penutupan sejak Juni 2010.
Mata uang AS melemah 0,5% menjadi 107,67 ¥, dan turun 0,3% menjadi $ 1,2709 per euro. Yen menguat 0,2% menjadi 136,84 terhadap euro, setelah menyentuh level 137,47 sebelumnya, yang terlemah sejak 9 Oktober.
"Euro-dolar memiliki kapasitas untuk mengakhiri tahun ini di level $ 1,30," Ungkap Borthwick.(yds)
Suber: Bloomberg

Emas Turun; Kepemilikan dalam ETP Perpanjang Penurunan ke Level Terendah 5 Thn


Emas berjangka turun untuk ketiga kalinya dalam empat sesi akibat kepemilikan dalam ETP yang berbasis logam turun ke level terendah dalam lebih dari lima tahun.
Pekan lalu, aset di ETPS global turun 0,8% menjadi 1,654.2 metrik ton, terendah sejak September 2009. 30-hari volatilitas historis logam telah naik dalam satu bulan terakhir karena investor mengikuti data ekonomi untuk memprediksi seberapa cepat Federal Reserve akan mulai menaikkan biaya pinjaman. Para pembuat kebijakan akan memulai pertemuan dua hari besok.
Emas berjangka merosot 8,4% pada kuartal ketiga, menyentuh level termurah dalam tahun ini pada 6 Oktober lalu, akibat ekuitas AS melonjak ke rekor di tengah tanda-tanda pemulihan mulai menguat. Harga mengalami rebound sebanyak 6,1 dari level terendah setelah The Fed mengutip perlambatan ekonomi asing sebagai risiko bagi AS. Hal tersebut membuat beberapa investor untuk mendorong kembali perkiraan untuk kenaikan suku bunga.
Di bursa Comex, emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,2% untuk menetap di $ 1,229.30 per ons pada pukul 1:36 siang di New York. Perdagangan adalah 37% di bawah rata-rata 100-hari, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan.(frk)
Sumber : Bloomberg