Equityworld Futures | Wall Street Naik Tajam Usai Komentar Trump
Equityworld Futures | Wall Street naik tajam pada Selasa, 22 April 2025. Kenaikan ini terjadi setelah Presiden AS Donald Trump mundur dari beberapa kritiknya terhadap Ketua Fed Jerome Powell, dan menyatakan dia tidak bermaksud memecatnya.
Equityworld Futures | Gagal Terbang ke US$3.500: Harga Emas Malah Hancur Lebur, Jatuh 1,3%
Presiden baru-baru ini meluncurkan kecaman di media sosial terhadap Powell, mendesaknya untuk memangkas suku bunga atau berisiko mengalami perlambatan ekonomi AS. Trump juga menyerukan pemecatannya, meningkatkan kekhawatiran atas independensi Fed.
Melansir Investing.com, Rabu, 23 April 2025, S&P 500 naik 2,5 persen ke 5.287,75 poin. NASDAQ Composite naik 2,7 persen ke 16.300,42 poin, sementara Dow Jones Industrial Average naik 2,7 persen ke 39.186,98 poin.
Pergerakan positif Wall Street juga didukung kombinasi sentimen yang membaik, laporan pendapatan positif, dan banyaknya aksi beli murah, membantu memicu pembelian berisiko.
Trump melunak terhadap Tiongkok
Trump juga menunjukkan sikap yang kurang agresif terhadap Tiongkok. Dia menyatakan bahwa pemerintahannya baik-baik saja dengan Tiongkok dan negara lain, bahkan setelah dia baru-baru ini menaikkan tarif terhadap Beijing menjadi 145 persen.
Trump mengatakan tarif tinggi terhadap Tiongkok akan turun secara substansial, tetapi tidak akan menjadi nol.
Komentar Trump tentang Tiongkok muncul setelah laporan menunjukkan Menteri Keuangan Scott Bessent memandang perang dagang AS-Tiongkok yang sedang berlangsung sebagai tidak berkelanjutan, dan dia mengharapkan penurunan ketegangan segera.
Hal ini memunculkan beberapa harapan untuk perang dagang yang kurang parah antara dua ekonomi terbesar dunia, yang telah menjadi penghambat utama sentimen dalam beberapa minggu terakhir.
Rabu, 23 April 2025
Equityworld Futures | Wall Street Naik Tajam Usai Komentar Trump
Equityworld Futures | Harga Emas Sempat Melejit ke US$ 3.500, Lalu Anjlok Tajam, Ini Penyebabnya
Equityworld Futures | Harga Emas Sempat Melejit ke US$ 3.500, Lalu Anjlok Tajam, Ini Penyebabnya
Equityworld Futures | Harga emas sempat melejit dan mencetak rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di level US$ 3.500 per ons pada Selasa (22/4/2025). Sebelum akhirnya anjlok lebih dari 1%.
Equityworld Futures | Gagal Terbang ke US$3.500: Harga Emas Malah Hancur Lebur, Jatuh 1,3%
Dikutip dari Reuters, aksi jual besar-besaran emas terjadi seiring penguatan pasar saham dan dolar AS. Penguatan itu disebabkan oleh pernyataan optimistis dari Menteri Keuangan AS Scott Bessent mengenai hubungan dagang dengan China.
Harga emas spot terakhir turun 1,5% ke posisi US$ 3.372,68 per ons. Padahal harga emas sempat melesat hingga 2,2% menyentuh US$ 3.500,05 pada awal perdagangan. Itu merupakan rekor tertinggi baru harga emas. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup turun tipis 0,2% menjadi US$ 3.419,40.
Analis pasar senior di RJO Futures Bob Haberkorn mengatakan, penurunan harga emas dimulai setelah Bessent menyatakan ketegangan dagang antara AS dan China kemungkinan akan mereda. Meski begitu, ia menyebut proses negosiasi ke depan masih akan berlangsung lama dan tidak mudah.
Komentar Bessent langsung disambut positif oleh pasar. Indeks saham AS melesat lebih dari 2%, sementara indeks dolar AS menguat 0,7% terhadap sejumlah mata uang utama, membuat harga emas relatif lebih mahal bagi investor luar negeri.
"Penguatan pasar saham dan dolar AS hari ini menjadi faktor negatif bagi pasar harga emas," kata analis senior di Kitco Metals Jim Wyckoff.
Meskipun turun, harga emas tetap mencatatkan prestasi impresif. Sepanjang tahun ini, harga emas telah melonjak 29% dan mencatatkan rekor tertinggi ke-28 kalinya pada hari yang sama.
Prediksi Harga Emas
Bank investasi JPMorgan bahkan memprediksi reli harga emas masih jauh dari kata selesai. Dalam catatannya, JPMorgan memperkirakan harga emas bisa menembus US$ 4.000 per ons pada tahun depan, seiring meningkatnya risiko resesi, naiknya tarif AS, dan tensi dagang yang masih membayangi.
Para pelaku pasar kini menantikan pidato dari sejumlah pejabat The Fed dalam pekan ini untuk mencari sinyal arah kebijakan moneter selanjutnya, di tengah kekhawatiran soal independensi bank sentral tersebut.
Emas, yang tidak memberikan imbal hasil, dikenal sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian global dan inflasi. Komoditas ini biasanya bersinar dalam kondisi suku bunga rendah.
Saat ini, indeks kekuatan relatif (Relative Strength Index/RSI) emas berada di angka 74, yang menandakan bahwa aset ini sudah masuk dalam kategori overbought alias jenuh beli.
Untuk logam mulia lainnya, harga perak spot turun 0,7% menjadi US$ 32,47 per ons, platinum melemah 0,8% ke US$ 953,64. Sementara palladium justru naik 0,6% menjadi US$ 932,75.
Selasa, 22 April 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Masih Bakal Naik Sampai Akhir April, Waspada Ketersediaan Stok
Equityworld Futures | Harga Emas Masih Bakal Naik Sampai Akhir April, Waspada Ketersediaan Stok
Equityworld Futures | Harga emas dunia, beriringan dengan emas logam mulia, kian ambisius mendaki rekor tertinggi baru. Namun di tengah antusiasme pembelian, kecukupan stok perlu diantisipasi guna menopang harga tidak terkoreksi tajam nantinya.
Equityworld Futures | Harga Emas Kian Melambung, Kini Sentuh Rekor US$3.500
Melansir Trading Economics, Selasa (22/4) pukul 9.42 WIB, emas spot dunia sudah mencapai harga US$ 3.467 per ons troi, lagi-lagi mencetak level all time high (ATH). Secara harian, nilai itu memang hanya naik 0,94%. Namun sejak awal tahun, kenaikannya sudah mencapai 30,4%.
Sejalan, harga emas logam mulia Antam juga melejit. Pada Selasa (22/4), harganya sudah mencapai Rp 2.016.000 per gram. Dari hari sebelumnya, itu naik sampai Rp 36.000.
Pengamat Ibrahim Assuaibi menyebut, sentimen global masih memainkan peran utama dalam pergerakan harga emas.
“Yang terbaru adalah serangan Trump kepada Ketua The Fed, Jerome Powell,” papar Ibrahim, Selasa (22/4), berkaitan dengan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS).
Memang, Presiden AS Donald Trump dan Powell berbeda pendapat soal suku bunga. Sementara Trump ingin suku bunga diturunkan untuk menghindari perlambatan ekonomi, Powell justru memberikan sinyal peningkatan suku bunga karena tekanan perang dagang yang semakin masif. Ketegangan pemerintahan AS ini membuat arah ekonomi global semakin tak pasti.
Selain itu, Ibrahim juga menyoroti perang dagang AS-China, negosiasi nuklir AS-Iran, dan geopolitik Israel-Palestina serta Rusia-Ukraina.
“Secara data eksternal, itu yang membuat harga emas dunia terus mengalami kenaikan signifikan,” sebut Ibrahim.
Dalam bulan April ini, Ibrahim menyebut harga emas dunia bisa mencapai US$ 3.500 per ons troi.
Dus, dari dalam negeri, katanya emas logam mulia juga terus naik signifikan karena tidak ada keseimbangan antara supply dan demand.
“Permintaan cukup banyak, masyarakat sudah mulai berinvestasi dan berbondong-bondong membeli emas logam mulia. Tapi rupanya, distribusi logam mulia berkurang,” sebut Ibrahim.
Jika kondisi itu terus berlanjut, Ibrahim bilang harga emas logam mulia akan terus naik juga. Begitu pun dengan emas perhiasan. Ia memproyeksi dalam tahun ini, harga emas logam mulia bisa saja menyentuh Rp 2.300.000 per gramnya. Dengan harga sebesar itu, Ibrahim bilang perburuan emas di tengah masyarakat akan semakin masif.
“Harus berhati-hati. Ada yang memburu, ada yang menjual,” tegasnya.
Senin, 21 April 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Penuh Tanda Tanya Pekan Ini: Bakal Terbang Atau Tumbang?
Equityworld Futures | Harga Emas Penuh Tanda Tanya Pekan Ini: Bakal Terbang Atau Tumbang?
Equityworld Futures | Harga emas mulai terbang lagi setelah sempat lesu pada akhir pekan lalu.
Pada perdagangan hari ini Senin (21/4/2025) hingga pukul 06.12 WIB, harga emas dunia di pasar spot menguat 0,66% di posisi US$3.349,48 per troy ons.
Equityworld Futures | Harga Emas Diramal Melonjak hingga Level Ini
Sementara pada perdagangan terakhir pekan lalu, Kamis (17/4/2025), harga emas dunia di pasar spot turun 0,47% di level US$3.327,54 per troy ons. Sebelum ditutup melemah, harga emas sempat menyentuh level tertinggi sepanjang masa pada perdagangan intraday di level US$3.357,4 per troy ons.
Harga emas sempat merosot pada perdagangan Kamis setelah kenaikan tajam pada sesi sebelumnya karena investor membukukan keuntungan menjelang akhir pekan yang panjang, meskipun dolar yang melemah dan meningkatnya ketegangan perdagangan AS-China membuat emas batangan tetap berada di atas level US$3.300 per troy ons.
"Saya pikir (emas) cukup overbought dan ada beberapa aksi ambil untung, namun penurunan besar dalam harga emas akan terjadi karena lanskap menjelang tahun 2025 masih sangat tidak pasti," ujar analis Marex Edward Meir, kepada Reuters.
Harga emas melonjak 3,6% pada perdagangan Rabu, didorong oleh perintah Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump untuk membuka penyelidikan terhadap potensi tarif pada semua impor mineral penting, selain tinjauan terhadap impor farmasi dan chip.
"Ada beberapa risiko bahwa kesepakatan perdagangan dapat diumumkan selama akhir pekan, sangat mungkin dengan Jepang. Namun, lintasan emas tetap lebih tinggi mengingat ketidakpastian dan kekhawatiran mendalam yang terus mengkhawatirkan pasar aset," ujar Tai Wong, seorang pedagang logam independen.
Trump menggembar-gemborkan "kemajuan besar" dalam pembicaraan tarif dengan Jepang pada Rabu, dalam salah satu putaran pertama negosiasi tatap muka sejak rentetan bea masuknya pada impor global mengguncang pasar dan memicu ketakutan resesi.
"Kami tetap optimis terhadap emas. Meski demikian, koreksi jangka pendek kemungkinan akan terjadi karena pelaku pasar taktis mengambil untung atau mungkin mengalami margin call yang dipicu oleh putaran likuidasi ekuitas lainnya," ujar konsultan Metals Focus.
Harga Emas Pekan Ini
Harga emas pada pagi hari ini mulai menguat lagi setelah melemah. Harga menguat di tengah wait and see pelaku investor menunggu hasil rapat suku bunga bank sentral China.
Sebagai catatan, China adalah konsumen terbesar emas di dunia sehingga pergerakan di negara tersebut akan sangat menentukan.
Harga emas pekan ini juga masih akan diwarnai dengan gejolak perang dagang serta rapat penting bank sentral seluruh dunia di markas Dana Moneter Internasional (IMF) di Washington DC.