Rabu, 13 Juli 2022

Equity World | Risiko Masih Tinggi, Wall Street Dibuka Variatif

Equity World | Risiko Masih Tinggi, Wall Street Dibuka Variatif

Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) bergerak variatif pada pembukaan perdagangan Selasa (12/7/2022), karena kekhawatiran atas pertumbuhan ekonomi global mengurangi permintaan terhadap aset berisiko.

Dow Jones menguat 66 poin (+0,22%) di pembukaan dan selang 30 menit surut menjadi 36,94 poin (+0,12%) ke 31.210,78. Sementara itu, S&P 500 surut 10,5 poin (-0,27%) ke 3.843,93 dan Nasdaq minus 64,44 poin (-0,57%) ke 11.308,16.

Investor menghindari aset berisiko seperti saham demi aset minim risiko sehingga imbal hasil (yield) obligasi pemerintah AS tenor 10 tahun turun 9 basis poin (bp) menjadi 2,9%. Artinya, harga obligasi tersebut sedang menguat alias diburu investor.

"Ada katalis yang berkurang, minimnya kepemimpinan saat ini," tutur analis Truist Keith Lerner dikutip CNBC International. "Pertumbuhan ekonomi melambat dan banks entral masih dalam mode pengetatan dan saya pikir itu yang membuat pasar cemas."

PepsiCo melaporkan kinerja keuangan hari ini waktu setempat, di mana pendapatan dan laba bersihnya melampaui ekspektasi. PepsiCo juga meningkatkan proyeksi pendapatannya pada tahun ini. Delta Air Lines dan JPMorgan juga akan merilis kinerja keuangannya pekan ini.

Saham maskapai penerbangan seperti Delta Airlines, United Airlines, dan Southwest Airlines naik lebih dari 4%. Sementara itu, American Airlines melesat 6,7%. Saham Boeing dan Home Depot melonjak masing-masing sebesar 4,5%, dan 2,2%.

Indeks dolar AS yang mengukur kinerja dolar AS terhadap 6 mata uang dunia lainnya menguat 0,5% ke posisi 108,51. Keuntungan itu menempatkan euro di ambang paritas dengan dolar karena kekhawatiran resesi meningkat di Eropa.

Indeks dolar AS naik tajam 13% tahun ini. Beberapa analis telah memperingatkan keperkasaan dolar AS dapat menjadi masalah untuk musim rilis kinerja keuangan ke depannya.

Investor masih akan memperhatikan risiko penurunan pada perkiraan pendapatan karena perusahaan bergulat dengan kenaikan suku bunga dan tekanan inflasi yang lebih besar, serta investor memperdebatkan kemungkinan resesi.

Pekan ini, investor akan fokus pada rilis Indeks Harga Konsumen (IHK) Juni yang akan dirilis Rabu (13/7). Angka inflasi utama yang termasuk makanan dan energi diperkirakan akan naik ke 8,8% dari posisi di bulan sebelumnya di 8,6%, jika mengacu pada perkiraan analis Dow Jones.


Selasa, 12 Juli 2022

Equity World | IHSG Diprediksi Melemah Buntuti Pergerakan Wall Street

Equity World | IHSG Diprediksi Melemah Buntuti Pergerakan Wall Street

Equity World | Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) hari ini diprediksi melemah mengikuti pergerakan indeks Wall Street. IHSG berpotensi bergerak di rentang 6.658-6.755.

Pengamat pasar modal dari MNC Asset Management Edwin Sebayang mengatakan, IHSG bakal dibayangi pergerakan Wall Street, harga komoditas, dan turunnya nilai tukar rupiah.

"Kombinasi jatuhnya Indeks DJIA serta turunnya harga beberapa komoditas ditengah naiknya USD index Futures yang berpotensi mendorong nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar berpotensi menjadi sentimen negatif bagi perdagangan Selasa ini," ungkap Edwin dalam risetnya, Selasa (12/7/2022).

Rincian beberapa komoditas tersebut antara lain Oil turun 1,28%, emas turun 0,52%, dan Timah turun 2,39% diikuti dengan di tengah naiknya USD Index Futures sebesar 1,12%.

Disisi lain, katalis positif diharapkan datang dari peluang naiknya saham berbasis Coal menyusul kembali naiknya harga Coal delivery bulan Agustus 2022 sebesar 2,72% kelevel USD426.80.

"Serta katalis lain berpotensi datang dari saham berbasis Nikel setelah menguat semalam sebesar 0,61%," jelas Edwin.

Senin, 11 Juli 2022

Equity World | Harga Emas Makin Murah, 4 Pekan Turun Terus

Equity World | Harga Emas Makin Murah, 4 Pekan Turun Terus

Equity World | Harga emas turun secara mingguan untuk keempat pekan kalinya pada perdagangan akhir pekan lalu, tertekan oleh kenaikan dolar AS dan spekulasi kenaikan suku bunga mendapatkan daya tarik setelah data pekerjaan AS yang sehat.

Mengutip CNBC, Senin (11/7/2022) harga emas di pasar spot naik 0,2 persen ke harga USD1,742,3 per ounce. Emas batangan telah kehilangan 3,29 persen minggu ini, yang akan menjadi yang terburuk sejak pertengahan Mei.

Sementara emas berjangka AS sedikit berubah ke harga USD1.740.

Akhir-akhir ini, emas telah gagal menarik arus safe-haven meskipun risiko resesi meningkat karena investor malah memilih dolar, yang telah naik ke level tertinggi baru dalam dua dekade terakhir.

"Data pekerjaan menekan emas, juga sudah berjuang setelah reli dolar yang begitu kuat. Namun, ada beberapa bargain hunting yang terjadi di sini, "kata ahli strategi pasar RJO Futures Bob Haberkorn.

Pertumbuhan data pekerjaan AS lebih dari perkiraan pada bulan Juni dan tingkat pengangguran tetap mendekati posisi terendah sebelum pandemi. Ini menandakan kekuatan pasar tenaga kerja yang terus-menerus yang memberi amunisi bagi Federal Reserve untuk menaikkan suku bunga 75 basis poin lagi akhir bulan ini.

"Dalam jangka pendek, kami masih melihat emas didukung oleh risiko resesi. Setelah koreksi baru-baru ini, kami memperkirakan harga akan berkonsolidasi," kata Carsten Menke, kepala Riset di Julius Baer,".

"Rebound yang bertahan lama terlihat agak tidak mungkin dengan asumsi bahwa Fed mampu melawan inflasi tanpa mendorong ekonomi ke dalam resesi."

Di pasar fisik, permintaan sedikit meningkat di India setelah harga domestik turun. Sementara kekhawatiran atas wabah virus corona baru terus membatasi aktivitas konsumen di China.

Sementara itu harga perak naik 0,4 persen menjadi USD19,27 per ounce, sementara platinum naik 2 persen menjadi USD890,435. Palladium naik 8,9 persen menjadi USD2.167,18, membukukan kenaikan minggu ketiga berturut-turut.

Jumat, 08 Juli 2022

Equity World | Wall Street Menguat karena Sentimen The Fed

Equity World | Wall Street Menguat karena Sentimen The Fed

Equity World | Saham-saham di Wall Street menguat pada akhir perdagangan Kamis (Jumat pagi WIB), dengan indeks S&P 500 dan Nasdaq mencatat penutupan lebih tinggi keempat berturut-turut. Kenaikan ini setelah The Fed mengisyaratkan program kenaikan suku bunga yang lebih terkendali dan para investor menunggu laporan pekerjaan bulanan AS.

Dikutip dari Antara, Jumat, 8 Juli 2022, indeks Dow Jones Industrial Average bertambah 346,87 poin atau 1,12 persen, menjadi 31.384,55. Indeks S&P 500 terangkat 57,54 poin atau 1,50 persen menjadi 3.902,62 poin. Indeks Komposit Nasdaq melonjak 259,50 poin atau 2,28 persen menjadi 11.621,35.

Sepuluh dari 11 sektor utama S&P 500 berakhir di wilayah positif, dengan sektor energi dan konsumen non-primer masing-masing meningkat 3,51 persen dan 2,48 persen, melampaui sisanya. Sementara itu, sektor utilitas tergelincir 0,09 persen, merupakan satu-satunya kelompok yang menurun.

Pasar saham AS telah stabil pada Juli setelah aksi jual brutal di paruh pertama dengan latar belakang lonjakan inflasi, konflik Ukraina dan poros Fed menjauh dari kebijakan uang longgar.

Indeks S&P 500 telah ditutup lebih tinggi di masing-masing dari empat sesi pertama sejauh bulan ini, setelah mencatat penurunan persentase paruh pertama yang paling tajam sejak 1970. Indeks acuan tersebut belum memiliki lima kenaikan berturut-turut sejauh ini pada 2022.

Risalah dari pertemuan kebijakan bank sentral Juni saat Fed menaikkan suku bunga tiga perempat poin persentase, menunjukkan pernyataan ulang yang tegas tentang niatnya untuk mengendalikan harga.

Namun, pejabat Fed mengakui risiko kenaikan suku bunga memiliki dampak lebih besar dari yang diantisipasi pada pertumbuhan ekonomi dan menilai bahwa peningkatan 50 atau 75 basis poin kemungkinan akan sesuai pada pertemuan kebijakan pada Juli.

Nada yang kurang hawkish bergema dalam komentar dari Gubernur Fed Christopher Waller pada Kamis, 7 Juli 2022. Dia menyebut kekhawatiran resesi AS berlebihan, menganjurkan kenaikan 50 basis poin pada September.

Sentimen seperti itu diambil sebagai isyarat oleh beberapa pihak untuk menambah posisi, termasuk di saham dengan pertumbuhan tinggi, yang telah menderita pada paruh pertama 2022 karena investor mengkhawatirkan prospek mereka di lingkungan suku bunga yang meningkat.

Ini menguntungkan saham-saham teknologi besar dan kecil, dengan kelas berat Tesla Inc naik 5,5 persen, induk Google Alphabet Inc naik 3,7 persen, Affirm Holdings Inc dan Avalara Inc masing-masing melonjak 17,1 persen dan 16,4 persen.

Meskipun investor secara luas memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin lagi pada Juli, ekspektasi suku bunga terminal puncak tahun depan telah turun secara signifikan di tengah meningkatnya kekhawatiran perlambatan ekonomi global.

Sementara itu, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan bahwa klaim pengangguran awal AS, cara kasar untuk mengukur PHK, naik 4.000 menjadi 235 ribu dalam pekan yang berakhir 2 Juli. Ekonom yang disurvei oleh The Wall Street Journal memperkirakan klaim pengangguran awal menjadi total 230 ribu.

Sebuah laporan ketenagakerjaan diperkirakan menunjukkan data penggajian no-pertanian (NFP) kemungkinan meningkat sebesar 268 ribu pekerjaan bulan lalu setelah naik 390 ribu pada Mei.

Volume transaksi di bursa AS mencapai 10,47 miliar saham, dibandingkan dengan rata-rata 13,08 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.