Equityworld Futures | Tak Hanya Suku Bunga, Gerak Wall Street Dibayangi Laporan Nvidia
Equityworld Futures | Bursa Saham Amerika Serikat (Wall Street) ditutup bervariasi pada perdagangan di Jumat (14/11). Laporan Nvidia tengah dinanti-natikan investor selagi mereka mengkhawatirkan kemungkinan tak adanya pemangkasan suku bunga dari Federal Reserve (The Fed) di Desember 2025.
Equityworld Futures | Harga Emas Lagi Terjun Bebas, Ini Prediksi Kapan Lonjakan Berikutnya
Dilansir dari Reuters, Senin (17/11), S&P 500 melemah 0,05% ke 6.734,11. Nasdaq naik 0,13% ke 22.900,59. Sedangkan Dow Jones Industrial Average turun 0.65% ke 47.147,48.
Dalam beberapa hari terakhir, pelaku pasar semakin gelisah mengenai kecepatan pemangkasan suku bunga dan valuasi mahal saham-saham teknologi kecerdasan buatan (AI) yang selama beberapa tahun menjadi pendorong utama reli pasar saham dari AS.
Ekspektasi The Fed akan memotong suku bunga pada pertemuan akhir tahun juga memudar setelah muncul indikasi inflasi yang tetap tinggi, sebagian dipicu oleh tarif global yang diberlakukan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Presiden Fed Kansas City, Jeffrey Schmid mengatakan kekhawatirannya mengenai inflasi yang terlalu panas melampaui dampak tarif semata. Ia mengisyaratkan kemungkinan kembali memberikan dissent pada pertemuan akhir tahun apabila bank sentral memilih memangkas suku bunga.
Sementara itu, Nvidia akan menjadi fokus utama investor ketika perusahaan tersebut merilis laporan keuangan pada pekan ini. Investor menantikan bukti baru bahwa perlombaan penguasaan teknologi akal imitasi masih berlanjut.
“Kita punya agenda besar pekan depan dengan Nvidia,” kata Kepala Riset dan Strategi Kuantitatif Horizon Investments, Mike Dickson.
“Jika Nvidia mengecewakan, mereka akan dihukum pasar. Namun, seperti yang kita lihat hari ini, pembeli saat harga turun kemungkinan akan segera kembali dan menstabilkan keadaan," tambahnya.
Kekhawatiran terhadap kondisi pasar tenaga kerja dan prospek inflasi terus membebani sentimen. Investor juga memperkirakan adanya celah permanen pada rilis data ekonomi resmi meskipun penutupan pemerintahan yang terpanjang dalam sejarah telah berakhir pada Kamis.