Tampilkan postingan dengan label agresif. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label agresif. Tampilkan semua postingan

Senin, 10 November 2014

Emas Melemah Pasca Gain Terbesar Di Bulan Juni Setelah Aset SPDR Turun


Emas turun dari level tertinggi dalam seminggu terkait ekspektasi bahwa biaya pinjaman AS akan naik, dan aset dalam bursa ETP berbasis logam terbesar memperpanjang  penurunan. Perak dan platinum turun.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,7% menjadi $ 1,170.09 per ons, dan berada di $ 1,170.91 pada pukul 8:01 pagi di Singapura, menurut Bloomberg generic pricing. Pada tanggal 7 November, emas melonjak ke level $ 1,178.82, reli dari level terendah dalam lebih dari empat tahun di level $ 1,132.16, setelah data pekerjaan AS membuntuti perkiraan, menekan dolar.
Bullion menghentikan penurunan dalam dua minggu pada pekan lalu setelah membukukan kenaikan 3,2% pada 7 November yang merupakan kenaikan satu hari terbesar sejak bulan Juni yang lalu. Harga logam kuning naik bahkan ketika kepemilikan di SPDR Gold Trust turun untuk hari keempat setidaknya sejak September 2008. Pengusaha di AS menambah 214.000 pekerja pada bulan Oktober, meleset dari gain yang diharapkan oleh para ekonom sebanyak 235.000 dan mengirimkan Indeks Bloomberg Dollar Spot turun dari tertinggi lima tahun.
Emas untuk pengiriman Desember naik 0,1% menjadi $ 1,171.40 per ons di bursa Comex New York setelah harga teraktif naik ke level $ 1179 pada 7 November, yang merupakan level tertinggi sejak 31 Oktober. Posisi net-long dan opsi di New York berjangka turun 36% setelah spekulasi terkait harga yang lebih tinggi turun 12%, terbesar sejak Desember 2012, data pemerintah AS menunjukkan.
Perak untuk pengiriman segera turun 0,4% menjadi $ 15,7254 per ons setelah naik 2,4% pada 7 November, yang terbesar dalam sebulan.(frk)
Sumber : Bloomberg

Aussie Menguat Setelah Data Ekonomi China; Dollar Memperpanjang Penurunan


Dolar Australia menguat setelah data menunjukkan ekspor China naik lebih dari yang diharapkan, mitra dagang terbesar Australia. Greenback memperpanjang penurunan setelah pertumbuhan pekerjaan bulan Oktober lebih lemah dari perkiraan.
Mata uang AS turun menuju penurunan harian kedua terhadap yen, setelah mencapai level tertinggi dalam tujuh tahun pada minggu lalu karena Gubernur Bank of Japan, Haruhiko Kuroda mengatakan tidak ada batasan untuk langkah-langkah pelonggaran bank yang dapat mengatasi deflasi. Selandia Baru, kiwi dolar juga naik akibat laporan China meningkatkan prospek untuk ekonomi terbesar di kawasan Asia-Pasifik.
Mata uang Australia naik 0,1% menjadi 86,44 sen AS pada pukul 09:03 pagi di Tokyo dari 7 November. Dolar turun 0,1% menjadi 114,47 yen, setelah naik dalam minggu ketiga ke 114,60 dan menyentuh level 115,59 pada 7 November, level tertinggi sejak November 2007.
Greenback melemah 0,1% menjadi $ 1,2464 terhadap euro. Mata uang 18-negara berada di level 142,63 yen dari 142,73 yen.
Dolar Selandia Baru naik 0,1% menjadi 77,64 sen AS.
Surplus perdagangan China diperluas menjadi $ 45.4 miliar pada bulan Oktober, melampaui estimasi rata-rata untuk surplus sebesar $ 42 miliar antara ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News.
Harga konsumen China diprediksi naik 1,6% pada bulan Oktober dari tahun sebelumnya, laju yang sama dengan bulan sebelumnya, menurut survei ekonom terpisah sebelum biro statistik merilis data hari ini.(frk)
Sumber : Bloomberg

Kamis, 06 November 2014

China Factory Gauge Rises as Global Recovery Buoys Manufacturing


A gauge of China’s manufacturing rose last month as a global recovery helps the nation’s factories, underpinning an economy weighed by a property slump.
The Purchasing Managers’ Index from HSBC Holdings Plc and Markit Economics for October was at 50.4, unchanged from the preliminary figure and up from September’s final reading of 50.2. Numbers above 50 indicate expansion.
Demand from the U.S. is supporting manufacturing in China. Even still, the world’s second-largest economy is headed for the slowest full-year expansion since 1990, based on the median estimate of economists surveyed by Bloomberg.
Average input costs and prices charged both declined at the fastest rates since March, the report showed, suggesting factory-gate deflation is deepening. Higher new-export business was attributed to stronger demand from customers across a number of key export markets, it said.
Source: Bloomberg

European Stocks Rebound From Two-Day Slide as M&S, Natixis Rally

European stocks rose for the first time in three days as companies from Marks & Spencer Group Plc to Natixis SA posted better-than-estimated earnings.

The Stoxx Europe 600 Index climbed 1.7 percent to 336.36 at the close of trading as all the industry groups on the gauge climbed. The measure had lost 1.8 percent in the past two days as some earnings missed projections and the European Commission cut growth forecasts for the region.

Profit for Stoxx 600 companies may increase 7.2 percent this year, analysts predict. That™s down from 8.3 percent growth forecast just a month ago. The gauge trades at 15.2 times its members™ projected earnings, 21 percent above its five-year average valuation, data compiled by Bloomberg show.

A private report based on October payrolls showed American companies hired the highest number of workers since June. The ADP Research Institute™s data precedes the Labor Department™s employment report on Nov. 7.

Source : Bloomberg

Senin, 03 November 2014

Yen Melemah Terkait Stimulus Moneter BOJ


Yen merosot ke level terendah dalam hampir tujuh tahun terhadap dolar setelah Bank of Japan secara tak terduga meningkat stimulus moneter yang cenderung mendevaluasi mata uang.
Mata uang Jepang tersebut turun sebanyak 3%, terbesar sejak bank sentral pertama kali memperluas stimulus pada bulan April 2013. Di akhir minggu di mana Federal Reserve mengambil jalur yang berlawanan dan menyimpulkan pembelian aset, indeks dolar terhadap sebagian besar rekan-rekan naik ke tertinggi empat tahun. Euro turun ke level terendah dua tahun. Kenaikan suku bunga di Rusia tidak bisa menghentikan penurunan lain oleh rubel. Penurunan yang nyata.
Yen turun 2,9% menjadi 112,32 per dolar pada pukul 17:00 sore waktu New York setelah terdepresiasi ke level 112,48, level terlemah sejak Desember 2007. Mata uang Jepang tergelincir 2,1% menjadi 140,68 per euro setelah turun 2,2%, terbesar sejak 16 April 2013. Mata uang bersama turun 0,7% menjadi $ 1,2525 dan menyentuh $ 1,2486, terendah sejak Agustus 2012.
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, naik 1% menjadi 1,080.84 setelah naik ke 1,082.92, tertinggi dalam penutupan sejak Juni 2010. Indeks tersebut naik 0,9% pada bulan Oktober, kenaikan bulanan keempat beruntun, yang stretch terpanjang sejak periode sampai 29 Maret 2013.(frk)
Sumber : Bloomberg

Emas & Perak Turun ke Level Terendah Sejak 2010 Terkait Penguatan Dolar


Emas dan perak merosot ke level terendah sejak 2010 karena dolar menguat setelah Bank of Japan secara tak terduga meningkatkan stimulus dan Federal Reserve mengakhiri pembelian aset minggu ini.
The Fed menimbang waktu kenaikan suku bunga akibat bank sentral lainnya menambah stimulus untuk meningkatkan perekonomian mereka. Bank of Japan hari ini menaikkan target tahunan untuk memperbesar basis moneter sampai 80 triliun yen ($ 723 miliar), naik 60-70 triliun, mengirimkan yen ke posisi terendah enam tahun terhadap dolar. Emas kemarin menghapus kenaikan tahunan setelah produk domestik bruto (PDB) Amerika Serikat mengalahkan perkiraan.
Emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 2,3% menjadi $ 1,1171.60 per ons pada pukul 1:50 siang di bursa Comex New York, setelah menyentuh level $ 1,160.50, level terendah untuk kontrak teraktif sejak Juli 2010. Perak berjangka untuk pengiriman di bulan yang sama turun sebanyak 4,8% menjadi $ 15,635, terendah sejak Februari 2010.
Emas turun 4,9% dalam minggu ini, penurunan terbesar sejak September 2013. Logam kuning juga turun 3,3 persen pada bulan Oktober untuk mencatatkan kerugian bulanan beruntun untuk pertama kalinya dalam tahun ini. Harga emas telah kehilangan 2,6% pada tahun 2014 ini.(frk)
Sumber : Bloomberg

Jumat, 31 Oktober 2014

Emas Bersiap Menuju Penurunan Dalam 2-Bulan Terakhir


Emas bersiap menuju penurunan bulanan untuk pertama kalinya secara berturut-turut pada tahun 2014 pasca menghapus gain untuk tahun ini terkait Federal Reserve mengakhiri program pembelian obligasi di tengah tanda-tanda pemuluhan perekonomian AS, memangkas permintaan emas.
Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan di level $ 1,200.67 per ounce pada pukul 8:46 pagi di Singapura dari level $ 1,198.85 kemarin, menurut harga Bloomberg. Logam kemarin turun ke level $ 1,196.07, merupakan level terendah sejak 6 Oktober lalu, sementara produk domestik bruto AS mengalahkan perkiraan pada kuartal ketiga dan China menyelidiki kenaikan ekspor logam mulia. Sementara obligasi dalam produk yang diperdagangkan di bursa terbesar turun ke level terendah dalam enam tahun terakhir.
Emas di perdagangkan sebesar 0,6 persen lebih rendah pada bulan Oktober ini pasca turun sebesar 6,2 persen bulan lalu, dan logam kemarin menghapus kenaikan tahun ini terkait Indeks Bloomberg Dollar Spot naik ke level tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Pejabat The Fed pekan ini akan mengatakan pasar kerja telah membaik sehingga memutuskan untuk mengakhiri pembelian obligasi, dengan tetap mempertahankan komitmen untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk waktu yang cukup. Sementara Bank sentral telah mempertahankan suku bunga utamanya pada nol hingga 0,25 persen sejak tahun 2008 silam. (vck)

Sumber: Bloomberg

Laporan Dana Pensiun Jepang Tekan Yen Mendekati Level 6 Tahun Terendah


Yen ditransaksikan mendekati level terendahnya dalam enam tahun terakhir terhadap dolar pasca sebuah laporan dari dana pensiun terbesar di dunia akan meningkatkan kepemilikan surat berharga di luar Jepang.
Dana Investasi Pensiun Jepang (GPIF) akan meningkatkan kepemilikan saham asing sampai 40 persen dari 23 persen dengan total investasi mencapai $1.2 triliun, kata koran Nikkei. Itu lebih tinggi dari perkiraan sebesar 29 persen dalam survei Bloomberg terhadap analis. Dolar menyentuh level tertingginya dalam tiga pekan terakhir terhadap mata uang utama kemarin karena ekonomi AS berkembang lebih dari perkiraan pada kuartal ketiga.
Yen stagnan pada level 109,18 per dolar AS pukul 8:57 pagi di Tokyo dari kemarin, turun ke 109,47 yen di New York, 0,6 persen dari terendah dalam enam tahun terakhir dari level 110,09 yang dicapai pada 1 Oktober lalu. Yen ditransaksikan pada level 137,71 per euro.
Dollar berada di level $1,2609 per euro pasca menguat menguat ke level $1,2548 di New York, level terkuat sejak 6 Oktober lalu. Indeks Spot Dolar Bloomberg, yang melacak dolar terhadap 10 mata uang utama, mendatar pada level 1,070.52. Dolar naik meningkat tajam sampai ke level 1,073.85 kemarin, tertinggi sejak 6 Oktober lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Kamis, 30 Oktober 2014

Emas Mendekati Level 3 Pekan Terendah Pasca The Fed Optimis Terhadap Ekonomi AS


Emas tertahan di dekat level tiga pekan terendahnya pada hari Kamis pagi pasca Federal Reserve AS mengakhiri program stimulus pembelian obligasi dan mengungkapkan keyakinannya dalam pemulihan ekonomi, meredupkan daya tarik emas sebagai safe haven.
Spot emas stagnan pada level $1,212.60 per ons pukul 07:31 di Singapura. Di sesi sebelumnya, emas jatuh ke level $1,208.26 - terendah sejak 8 Oktober lalu, sebelum ditutup turun sebesar 1,3 persen.
Emas berjangka AS anjlok sekitar sebesar 1 persen ke level $1,212.80 pada hari Kamis, mengikuti penurunan di spot emas.
The Fed pada Rabu mengakhiri program pembelian obligasi bulanannya dan menjatuhkan karakterisasi pelemahan pasar tenaga kerja AS seiring secara "signifikan" menunjukkan peningkatan kepercayaan prospek perekonomian.
Dalam sebuah pernyataan pasca pertemuan dua hari, sebagian besar bank sentral menolak volatilitas pasar keuangan baru-baru ini, peredupan pertumbuhan ekonomi di Eropa dan prospek inflasi yang lemah seiring tidak mungkin untuk melemahkan kemajuan menuju tujuan pengangguran dan inflasi.
Emas, sering dianggap sebagai alternatif investasi saat ketidakpastian ekonomi dan keuangan, jatuh di tengah kekhawatiran bahwa mosi percaya dalam pemulihan bisa mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga segera. Bullion, sebagai aset non-berbunga, bisa menerima pukulan ketika suku bunga naik di AS.  (izr)
Sumber: Reuters

Persediaan Minyak AS Meningkat Akibatkan WTI Turun Dari Level Tertinggi


West Texas Intermediate turun dari level tertinggi lebih dari sepekan terakhir pasca sebuah laporan pemerintah menunjukkan persediaan minyak mentah meningkat di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka turun sebesar 0,3 persen di New York pasca kemarin naik ke level tertinggi sejak 21 Oktober lalu. Stok minyak mentah naik 2,06 juta per barel pekan lalu, merupakan kenaikan yang paling tinggi dalam hampir empat bulan terakhir, Administrasi Informasi Energi mengatakan kemarin. Sementara pasokan minyak dan permintaan akan kembali stabil dan anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak melancarkan perang harga, menurut kelompok sekretaris jenderal Abdalla El-Badri, mengatakan pada konferensi Minyak & Uang di London kemarin.
WTI untuk pengiriman Desember turun sebesar 31 sen ke level $ 81,89 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan berada di level $ 81,90 pukul 9:02 pagi di Seoul. Kontrak tersebut naik 78 sen ke level $ 82,20 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 55 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga turun 17 persen tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember turun 24 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 86,88 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Kontrak tersebut naik 1,3 persen kemarin. Sementara minyak mentah acuan Eropa diperdagangkan lebih tinggi sebesar $ 4,99 di bandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg

Rabu, 29 Oktober 2014

Dolar Gelar Penurunan untuk Hari Ketiga Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed


Dolar gelar penurunan selama tiga hari terakhir seiring ketidak meratanya pemulihan perekonomian AS karena pelaku pasar  menyesuaikan proyeksi mereka mengenai suku bunga acuan tahun depan sebelum The Fed menetapkan kebijakannya hari ini.
Mata uang AS mendekati level satu pekan terendahnya terhadap sekeranjang mata uang utama pasca rilis data kemarin menunjukkan pesanan barang tahan lama tiba-tiba menurun. The Fed mengatakan pada September lalu bahwa mereka akan menyimpulkan mengenai kebijakan pelonggaran kuantitatif (QE) bulan ini jika ekonomi terus membaik. Pedagang telah mendorong kembali spekulasi terkait kapan Federal Open Market Committee (FOMC) akan menaikkan suku bunga acuannya.
Dolar turun ke level $1,2738 per euro pada pukul 9:05 pagi waktu Tokyo dari level $1,2734 di New York, pasca melemah sebesar 0,7 persen dalam tiga hari sebelumnya. Dolar mendatar pada level 108,15 yen. Mata uang Jepang ditransaksikan pada level 137,75 per euro dari 137,73 per euro.
IndeksSpot Dolar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, stagnan pada level 1,063.17 pasca menyentuh level 1,062.65 kemarin, terendah sejak 21 Oktober lalu.
Pemesanan barang yang dimaksudkan untuk terakhir setidaknya dalam tiga tahun terakhir turun sebesar 1,3 persen setelah jatuh sebesar 18,3 persen pada Agustus lalu, sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan kemarin di Washington.
Indeks dolar Bloomberg menuju penurunan sebesar 0,7 persen pada Oktober, penurunan bulan pertama sejak Juni lalu, karena para pedagang memangkas spekulasi sebelumnya mengenai suku bunga The Fed. Kemungkinan suku bunga akan naik pada bulan Oktober 2015 mendatang sebesar 50 persen, dari 85 persen pada 30September lalu. Para pembuat kebijakan telah mempertahankan suku bunga utama mereka pada nol hingga 0,25 persen sejak Desember 2008 lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg

Pasokan Bahan Bakar AS Menyusut Akibatkan WTI Dekati Level 1-Pekan Tertinggi


West Texas Intermediate diperdagangkan mendekati harga tertinggi hampir satu pekan terakahir jelang laporan yang mungkin menunjukkan persediaan bahan bakar kendaraan bermotor menyusut ke level terendah dalam dua tahun terakhir di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak berjangka stagnan di New York, pasca menguat untuk pertama kalinya dalam tiga hari terakhir kemarin. Stok bensin AS kemungkinan turun 900.000 barel ke level 203.500.000 pekan lalu, menurut survei Bloomberg News jelang data dari Administrasi Informasi Energi hari ini. Sementara persediaan turun sebesar 3,7 juta barel, American Petroleum Institute melaporkan kemarin, menurut pernyataan Live Squawk di Twitter.
WTI untuk pengiriman Desember berada di level $ 81,55 per barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, sehingga naik 13 sen, pukul 9:08 pagi di Seoul. Kontrak naik 42 sen ke level $ 81,42 kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 68 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga WTI turun 17 persen di tahun ini.
Brent untuk pengiriman Desember naik 6 sen ke level $ 86,09 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London. Sementara minyak mentah acuan Eropa lebih tinggi sebesar $ 4,56 dibandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg

Selasa, 28 Oktober 2014

Emas Turun; Kepemilikan dalam ETP Perpanjang Penurunan ke Level Terendah 5 Thn


Emas berjangka turun untuk ketiga kalinya dalam empat sesi akibat kepemilikan dalam ETP yang berbasis logam turun ke level terendah dalam lebih dari lima tahun.
Pekan lalu, aset di ETPS global turun 0,8% menjadi 1,654.2 metrik ton, terendah sejak September 2009. 30-hari volatilitas historis logam telah naik dalam satu bulan terakhir karena investor mengikuti data ekonomi untuk memprediksi seberapa cepat Federal Reserve akan mulai menaikkan biaya pinjaman. Para pembuat kebijakan akan memulai pertemuan dua hari besok.
Emas berjangka merosot 8,4% pada kuartal ketiga, menyentuh level termurah dalam tahun ini pada 6 Oktober lalu, akibat ekuitas AS melonjak ke rekor di tengah tanda-tanda pemulihan mulai menguat. Harga mengalami rebound sebanyak 6,1 dari level terendah setelah The Fed mengutip perlambatan ekonomi asing sebagai risiko bagi AS. Hal tersebut membuat beberapa investor untuk mendorong kembali perkiraan untuk kenaikan suku bunga.
Di bursa Comex, emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,2% untuk menetap di $ 1,229.30 per ons pada pukul 1:36 siang di New York. Perdagangan adalah 37% di bawah rata-rata 100-hari, data yang dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan.(frk)
Sumber : Bloomberg

Jumat, 24 Oktober 2014

Yen Meningkat untuk Pertama Kali dalam 7 Hari Terkait Laporan Ebola New York


Yen menguat untuk pertama kalinya dalam tujuh hari terakhir terhadap dolar pasca sebuah laporan media bahwa seorang pasien di New York City dinyatakan positif Ebola, mendorong permintaan untuk aset haven.
Mata uang Jepang menguat setidaknya 0,2 persen terhadap 16 mata uang utama pasca New York Times mengatakan tes lebih lanjut akan dilakukan untuk mengkonfirmasi temuan awal kasus ebola tanpa mengatakan di mana ia mendapat informasinya. Obligasi AS naik, sementara indeks berjangka Standard & Poor 500 melanjutkan penurunannya.
Yen menguat sebesar 0,3 persen ke level 108 per dolar pukul 10:03 pagi di Tokyo pasca merosot ke level 108,35 kemarin, level terendah sejak 8 Oktober. Yen menguat sebesar 0,2 persen ke level 136,71 per euro. Dolar stagnan pada level $ 1,2657 per euro. (izr)
Sumber: Bloomberg

Emas Menuju Penurunan Mingguan Seiring Menurunnya Permintaan Haven


Emas menuju penurunan mingguan setelah 2 hari menurun seiring rilis data ekonomi AS memperkuat alasan untuk pemulihan, membatasi permintaan haven. Sementara palladium naik, menetepkan untuk kenaikan mingguan.
Bullion untuk pengiriman segera diperdagangkan pada level $ 1,231.71 per ons pukul 8:37 pagi waktu Singapura dari level $ 1,231.84 kemarin, menurut harga dari Bloomberg. Bullion menguat sebesar 0,5 persen pekan ini setelah melemah ke level $ 1,226.43 kemarin, level terendahnya sejak 15 Oktober lalu. Penurunan bullion hari ini pada hari ketiga akan memperpanjang penurunan bulan ini.
Dalam 4 pekan rata-rata klaim pengangguran AS turun ke level terendahnya sejak Mei 2000 silam, sedangkan Indeks Consumer Comfort Bloomberg pada kondisi ekonomi naik pekan lalu, rilis data menunjukkan kemarin, dolar menguat. Aset di SPDR Gold Trust, produk yang diperdagangkan di bursa emas yang didukung terbesar, turun ke level terendahnya sejak November 2008.
Aset di SPDR Gold Trust turun menjadi 749,87 metrik ton pada 22 Oktober lalui, level terendahnya sejak November 2008 silam, menurut rilis data yang disurvei oleh Bloomberg. Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, menguat sebesar 0,6 persen pekan ini. (knc)
Sumber : Bloomberg

Kamis, 23 Oktober 2014

Emas Stabil diatas Level $1,240


Emas stabil di atas $ 1.240 per ons pada Kamis pasca melemah semalam terkait penguatan dolar, namun kenaikan cukup berhati-hati menjelang rilis sejumlah data ekonomi global dan pada arus keluar dana bullion lebih lanjut.
Spot emas sedikit berubah pada level $1,241.60 per ons pukul 07:45 di Singapura, pasca merosot sebesar 0,7 persen pada sesi sebelumnya. Emas mengalami penurunan dari level beru tertingginya dalam enam pekan terakhir pada level $1,255.20 yang di capai pada awal pekan ini.
Dolar tertahan mendekati level satu pekan tertingginya terhadap sekeranjang mata uang utama yang dicapai pada hari Rabu kemarin.
Harga konsumen AS naik sedikit pada bulan September, mengambarkan laju inflasi melemah, memberikan banyak ruang bagi Federal Reserve untuk mempertahankan suku bunga ultra rendahnya untuk sementara waktu.
Kepemilikan emas di SPDR Gold Trust, turun 0,3 persen ke level 749,87 metrik ton pada hari Rabu - terendah sejak akhir 2008 lalu. (izr)
Sumber: Reuters

Dolar Naik Ke Level Tertinggi Sepekan; Euro Melemah


Dolar naik ke level tertinggi sepekan terhadap rekan-rekan utama dikarenankan kenaikan tak terduga dalam biaya hidup di AS pada bulan September sehingga mendorong kekuatan ekonomi terbesar di dunia ditengah perlambatan pertumbuhan global.
Mata uang AS menguat untuk hari kelima terhadap yen, secara beruntun di lebih dari sebulan terakhir. Euro jatuh terhadap sebagian besar mata uang utama karena investor menimbang outlook pertemuan kebijakan pelonggaran tambahan dari European Central Bank (ECB). Pound tergelincir terkait hasil rilisah terbaru dari Bank of England yang menunjukkan para otoritas melihat resiko yang lebih besar di Inggris dari pelemahan di zona euro. Won Korea Selatan mengalami penguatan.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang mengukur mata uang terhadap sekumpulan 10 mata uang utama, naik 0,3%  menjadi 1,067.67 pada 03:20 sore waktu New York. Menyentyh level 1,067.70, yang terkuat dalam sepekan terakhir.
Indeks tersebut turun 1,4% dalam dua minggu terakhir karena para trader mendorong kembali harapan mengenai kenaikan suku bunga AS akibat kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global mengalmi perlambatan.
Euro turun 0,6% menjadi $ 1,2645 setelah sebelumnya naik sebanyak 0,2%. Kemarin mengalami penurunan sebanyak 0,7%, merupakan yang tertajam sejak 14 Oktober. Mata uang region melemah 0,4% menjadi 135,56 ¥. Yen turun 0,2% menjadi 107,20 per dolar, membukukan penurunan lima hari untuk pertama kalinya sejak 12 September.(yds)
Sumber: Bloomberg

Rabu, 22 Oktober 2014

Minyak mentah WTI Naik Untuk Hari Kedua


Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk hari kedua jelang laporan yang mungkin menunjukkan persediaan bahan bakar bermotor menyusut ke level 2 tahun terendahnya di AS, yang merupakan konsumen minyak terbesar.
Kontrak berjangka yang berakhir pada bulan Desember naik 0,5 % di New York. Persediaan bensin kemungkinan turun 1,45 juta barel menjadi 204.200.000, menurut survei Bloomberg News jelang rilis data Administrasi Informasi Energi hari ini. Merupakan level terendahnya sejak November 2012 lalu. Persediaan turun sebesar 500.000 barel sampai 17 Oktober kemarin, American Petroleum Institute melaporkan kemarin, menurut Bain Energi.
Minyak mentah WTI untuk pengiriman bulan Desember menguat 38 sen ke level $ 82,87 per barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan berada di level $ 82,73 pukul 10:16 pagi waktu Sydney. Kontrak pada bulan November yang berakhir kemarin setelah sebelumnya naik 10 sen ke level $ 82,81. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sebesar 57 % di bawah rata-rata 100-hari. Bulan depan harga menurun 16 % tahun ini.
Minyak Brent untuk pengiriman bulan Desember naik 82 sen, atau 1 % ke level $ 86,22 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 3,73 dibandingkan minyak WTI pada bulan yang sama. (knc)
Sumber : Bloomberg

Emas Meningkat di Dekat Level 6 Pekan Tertinggi ditengah Perlambatan Ekonomi China



Emas ditransaksikan mendekati level tertingginya sejak awal September lalu pada hari Rabu, didukung oleh kekhawatiran atas melambatnya pertumbuhan ekonomi di China.
Spot emas stagnan pada level $1,247.45 per onspada 07:36 wakatu Singapura, tidak jauh di bawah level tertingginya pada hari Selasa dari level $1,255.20, yang yang paling tertiggi sejak 10 September lalu.
Emas berjangka AS menurun sebesar 0,3 persen ke level $ 1,248.10 per ons.
Bank sentral China kemungkinan akan menahan penurunan suku bunga bahkan ketika pertumbuhan ekonomi melambat ke angka terendahnya dalam seperempat abad terakhir, seiring politik mempengaruhi reformasi pelaksanaan kebijakan moneter.
Data yang dirilis pada hari Selasa menunjukkan ekonomi terbesar kedua dunia itu tumbuh 7,3 persen menjadi tahunan di kuartal ketiga, laju terlemah sejak awal 2009 lalu. (izr)
Sumber: Reuters

Jumat, 17 Oktober 2014

Minyak Mentah WTI Rebound Pasca Melemah Dibawah $ 80

Minyak mentah AS Berjangka rebound setelah sebelumnya melemah di bawah $ 80 untuk pertama kalinya sejak Juni 2012 lalu. Sementara minyak Brent naik dari level terendahnya dalam hampir 4 tahun terakhir.
Minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman bulan November menguat sebesar 22 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 82 pada pukul 12:20 waktu New York setelah sebelumnya anjlok sebesar 2,5 persen.
Minyak Brent untuk pengiriman bulan November yang berakhir hari ini, menguat sebesar 27 sen, atau 0,3 persen, ke level $ 84,05 per barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange. Kontrak berjangka sebelumnya jatuh ke level $ 82,60, yang merupakan level terendahnya sejak November 2010 silam. (knc)
Sumber : Bloomberg