Equity World | Data Penjualan Rumah Mengecewakan, Wall Street Dibuka Mixed
Equity World | Bursa saham Amerika Serikat (AS) dibuka variatif pada perdagangan Selasa (18/5/2021), menyusul buruknya data penjualan rumah yang mengindikasikan bahwa pemulihan ekonomi belum terwujud secara fundamental.
Indeks Dow Jones naik 40,6 poin (+0,12%) pada pukul 08:30 waktu setempat (20:30 WIB) dan selang 25 menit kemudian berbalik minus 14,6 poin (-0,04%) ke 34.313,23. Namun, S&P 500 surut 3,1 poin (-0,07%) ke 4.160,23 sementara Nasdaq tumbuh 30,5 poin (+0,23%) ke 13.409,53.
Menurut data Departemen Perdagangan, penjualan rumah di AS anjlok 9,5% (secara tahunan) menjadi 1,569 juta unit pada April. Angka itu jauh di bawah ekspektasi ekonom dalam polling Dow Jones yang mengestimasikan angka 1,7 juta unit.
Saham peritel membantu mengerem laju koreksi, menyusul kinerja kuartal I-2021 yang melampaui ekspektasi pasar. saham Home Depot naik 1% setelah membukukan laba bersih dengan lonjakan penjualan sebesar 32,7%. Saham Walmart juga bernasib sama dengan reli 3%.
Sementara itu, saham teknologi terus berbalik menguat, seperti Facebook, Amazon, Apple dan Microsoft. Saham Nvidia bahkan melesat 1%. Sebelumnya pada Senin, saham teknologi memimpin koreksi setelah inflasi di AS melesat melewati angka 4%.
Harga Emas Hari Ini, Rabu 19 Mei 2021, Dipacu Pelemahan Dolar AS | Equity World
Indeks Nasdaq, yang sensitif inflasi karena emitennya rakus menerbitkan obligasi, anjlok 2,3% sepanjang pekan lalu setelah pengumuman angka inflasi. Indeks Dow Jones turun 1,1% sementara S&P 500 melemah 1,4% setelah sempat terbanting hingga 4%.
Indeks Dow Jones Industrial Average pada Senin kemarin melemah 54,3 poin menjadi 34.327,79. Sementara itu S&P 500 turun 0,3% menjadi 4.163,29 menyusul koreksi saham-saham teknologi. Indeks Nasdaq surut 0,4% menjadi 13.379,05.
"Meski pasar mengantisipasi perubahan data terkait pembukaan kembali ekonomi, besar kejutan itu sudah melebihi perkiraan, sehingga mendorong volatilitas bursa dan menekan indeks saham menjauhi level tertingginya," tulis Kepala Investasi Morgan Stanley Wealth Management Lisa Shalett sebagaimana dikutip CNBC International.
Kenaikan inflasi melampaui proyeksi bank sentral (Federal Reserve/The Fed) memicu kekhawatiran bahwa kebijakan moneter akan diperketat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya. Pelaku pasar bakal mencari celah peluang perubahan kebijakan The Fed dari nota rapat terakhir yang akan dirilis pada Rabu nanti.
Dari sisi korporasi, sebanyak lebih dari 90% emiten yang menjadi konstituen indeks S&P 500 telah merilis kinerja keuangannya. Dari situ, 86% di antaranya mencetak kinerja yang lebih baik dari ekspektasi pasar. Ini merupakan persentase terbesar sejak 2008, menurut data FactSet..