Senin, 29 Maret 2021

PT Equity World | Sepekan Harga Emas Dunia Anteng, Pekan Ini Bagaimana ya?

 PT Equity World | Sepekan Harga Emas Dunia Anteng, Pekan Ini Bagaimana ya?

PT Equity World | Harga emas cenderung stabil di tengah minimnya katalis positif. Pekan ini pun sentimen di pasar cenderung terpecah. Tak ada konsensus kuat yang tercapai soal arah harga si logam kuning.

Mengawali pekan ini, harga emas di arena pasar spot melemah tipis 0,08% dibandingkan dengan penutupan minggu lalu. Untuk 1 troy ons emas kini dibanderol di US$ 1.730.

Harga emas cenderung tak banyak bergerak meskipun yield obligasi pemerintah AS maupun greenback cenderung menguat dan membuat opportunity cost memegang aset tak berimbal hasil seperti emas menjadi naik dan kurang menarik.

Survei yang dilakukan oleh Kitco terhadap 16 analis Wall Street dan 807 investor di Main Street menunjukkan bahwa keduanya memiliki perbedaan pendapat. Mayoritas analis Wall Street (50%) cenderung bearish terhadap emas minggu ini. Sementara itu mayoritas investor di Main Street (47%) cenderung bullish.

Emas diperkirakan sulit untuk tembus rekor lagi dalam waktu singkat karena minimnya katalis. Terutama dari sisi makroekonomi.

"Emas tampak nyaman pada tingkat harga saat ini. Permintaan fisik menjadi bantalan pada sisi negatifnya, tetapi katalis makro untuk mendorong risiko naik tidak ada," kata analis logam mulia Standard Chartered Suki Cooper kepada Kitco News.



Harga Emas Naik Sedikit di Tengah Kuatnya Dolar dan Obligasi AS | PT Equity World




Emas merupakan salah satu aset yang tidak memberikan imbal hasil. Return dari memegang aset ini sangat bergantung pada kepercayaan investor. Sementara itu kepercayaan investor itu sendiri dibangun oleh berbagai faktor. Salah satunya adalah biaya peluang.

Kenaikan yield membuat biaya peluang memegang emas menjadi naik pula sehingga menekan harga si logam kuning. Namun di saat yield melemah, dolar AS justru menguat. Inilah yang membuat harga emas tertahan.

Pergerakan emas dan dolar AS cenderung berlawanan arah atau berkorelasi negatif. Ketika dolar AS menguat, maka harga emas cenderung mengalami koreksi. Begitu juga sebaliknya.

Prospek perekonomian yang lebih baik membuat yield terus menguat. Tren kenaikan yield diperkirakan bakal berlanjut. Para ekonom dan analis pasar melihat peluang yield bisa tembus 2,5%.

Apabila hal tersebut terjadi maka ini bukan hal yang baik untuk emas. Kenaikan yield mempengaruhi emas lewat dua hal. Pertama adalah opportunity cost dan kedua adalah naiknya yield memberikan momentum bagi dolar AS untuk terus menguat. Ini bakal menjadi pukulan ganda bagi emas.

Credit Suisse pun menurunkan perkiraan emasnya. Bank tersebut sekarang memperkirakan harga emas rata-rata tahun ini sekitar US$ 1.900/troy ons, turun dari perkiraan sebelumnya US$ 2.100.

Mereka juga melihat harga emas yang lebih rendah pada tahun 2022, dengan rata-rata emas sekitar US$ 2.100 tahun depan, turun dari perkiraan sebelumnya sebesar US$ 2.300.