Jumat, 08 Desember 2023

Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Perkasa Saat Dolar AS Melempem

Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Perkasa Saat Dolar AS Melempem

Equityworld Futures | Harga logam mulia kembali menunjukkan kemilaunya seiring melemahnya Dolar Amerika Serikat (AS) menjelang rilis data non-farm payrolls AS.

Equityworld Futures | Harga Emas Terus Naik, Bisa Terbang Lagi Karena Pemilu AS

Para pedagang mengharapkan tanda-tanda pasar tenaga kerja yang lebih lemah untuk meningkatkan peluang penurunan suku bunga oleh Federal Reserve pada awal bulan Maret.

Harga emas hari ini di pasar spot naik tipis 0,2% menjadi USD 2.029.92 per ounce. Emas berjangka AS ditutup 0,1% lebih rendah ke posisi USD 2.046,40.

“Pasar sudah menentukan ekspektasi suku bunga,” kata Chris Gaffney, Presiden Pasar Dunia di EverBank, seraya menambahkan bahwa satu-satunya risiko terhadap harga logam tahun depan adalah jika “The Fed harus mempertahankan suku bunga lebih tinggi lebih lama. ”

Pada hari Senin pekan ini, harga emas batangan mencapai titik tertinggi sepanjang masa di level USD 2.135,40 karena meningkatnya spekulasi akan pemotongan suku bunga oleh The Fed. Sebelum turun lebih dari USD 100 karena ketidakpastian mengenai waktu pemotongan tersebut.

"Para pedagang memperkirakan peluang penurunan suku bunga sebesar 62% pada bulan Maret tahun depan," menurut FedWatch Tool dari CME.

Namun jajak pendapat Reuters menunjukkan bahwa suku bunga tidak berubah hingga setidaknya bulan Juli. Suku bunga yang lebih rendah cenderung mendukung emas batangan yang tidak berbunga.

Imbal hasil obligasi pemerintah AS bertenor 10-tahun mendekati posisi terendah dalam tiga bulan, sementara dolar AS turun 0,6%, membuat harga emas lebih murah bagi pemegang mata uang lainnya.

Rabu, 06 Desember 2023

Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Jatuh! Dijual Laku Segini

Equityworld Futures | Harga Emas Hari Ini Jatuh! Dijual Laku Segini

Equityworld Futures | Harga emas hari ini keluaran Logam Mulia Antam 24 karat, Rabu (6/12/2023), mengalami penurunan dibandingkan dengan kemarin. Harga emas hari ini turun drastis hingga Rp 12.000 per gram menjadi Rp 1.110.000 per gram.

Equityworld Futures | Harga Emas Jeblok! Ini Bocoran Kapan Tembus US$ 2.100 Lagi

Untuk satuan harga emas hari ini yang terkecil ukuran 0,5 gram saat ini berada di angka Rp 605.000. Sementara itu harga emas 10 gram dijual sebesar Rp 10.595.000. Sedangkan untuk ukuran emas yang terbesar, yakni 1.000 gram (1 kg) dibanderol dengan harga sebesar Rp 1.050.600.000.

Jika ditarik dalam sepekan terakhir, pergerakan harga emas hari ini dari Antam terpantau bergerak di rentang Rp 1.110.000/gram - Rp 1.145.000/gram. Sementara dalam sebulan terakhir pergerakannya ada di rentang Rp 1.084.000/gram - Rp 1.145.000/gram.

Sementara harga emas hari ini untuk buyback emas Antam ikut turun, Rp 12.000 per gram dan membuat harga buyback saat ini menjadi Rp 1.008.000 per gram. Harga buyback ini berarti jika Anda ingin menjual emas, maka Antam akan membelinya dengan harga tersebut.

Sesuai dengan PMK No. 34/PMK 10/2017, pembelian emas batangan akan dikenakan PPh 22 sebesar 0,9%. Artinya, jika ingin mendapatkan potongan pajak lebih rendah, sebesar 0,45%, harus menyertakan nomor NPWP untuk transaksinya.

Selasa, 05 Desember 2023

Equityworld Futures | Rekor Demi Rekor Bikin Lelah, Harga Emas Langsung Jatuh 2%

Equityworld Futures | Rekor Demi Rekor Bikin Lelah, Harga Emas Langsung Jatuh 2%

Equityworld Futures | Harga emas sempat mencapai level psikologis US$2.100 per troy ons tetapi kemudian jeblok dan kembali turun di level US$2.000 per troy ons. Harga emas di pasar spot kembali menembus All Time High (ATH) di level tertinggi pada perdagangan kemarin Senin (4/12/2023) yakni US$2135,40 per troy ons.

Equityworld Futures | Prediksi Harga Emas Dunia Usai Cetak Rekor Tertinggi, Bakal Lebih Mahal Lagi?

Pada perdagangan Senin (4/12/2023) harga emas di pasar spot ditutup merosot 1,99% di posisi US$ 2.029,74 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 06.00 WIB Selasa (5/12/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih rendah atau turun 0,05% di posisi US$ 2.028,79 per troy ons.

Harga emas turun sekitar 2% setelah mencapai level tertinggi sepanjang masa pada hari Senin, namun penurunan emas batangan dengan imbal hasil nol terhenti di atas US$2.000 per troy ons setelah para pedagang memangkas perkiraan penurunan suku bunga pertama oleh The Federal Reserve (The Fed) AS pada awal tahun 2024.

Di awal sesi Asia, harga emas mencapai rekor tertinggi baru US$2,135,40 di tengah meningkatnya kepercayaan terhadap penurunan suku bunga menyusul komentar Ketua The Fed Jerome Powell pada hari Jumat pekan lalu yang menilai inflasi sudah berjalan sesuai keinginan mereka.

"Meskipun pasar semakin meyakini jika The Fed akan melakukan pivot kebijakan tapi ini mungkin terlalu dini untuk melihat harga (tinggi emas) terus bertahan, pasar menjadi sedikit lelah," ujar Bart Melek, kepala strategi komoditas di TD Securities, kepada Reuters.

"Kita akan membutuhkan lebih banyak katalis, dan katalis tersebut akan datang dalam bentuk data ekonomi yang lemah." imbuhnya.

The Fed tampaknya akan mengakhiri tahun ini dengan tidak lagi menaikkan suku bunga, namun dengan tantangan yang akan datang mengenai kapan dan bagaimana memberi sinyal untuk beralih ke penurunan suku bunga.

Penekanan harga emas didorong dari kenaikan indeks dolar AS pada perdagangan kemarin Senin (4/12/2023) sebesar 0,35% di level 103,56.

Kenaikan indeks dolar AS membuat emas batangan lebih mahal bagi pemegang mata uang lainnya. Imbal hasil Treasury 10 tahun AS juga meningkat di level 4,28% pada perdagangan Senin (4/12/2023).

Para pelaku pasar melihat peluang 57% untuk penurunan suku bunga pada bulan Maret 2024, turun dari 63% pada hari Jumat, menurut FedWatch Tool CME. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan.

Data minggu lalu menunjukkan berkurangnya tekanan inflasi dan pelonggaran pasar tenaga kerja secara bertahap memperkuat gagasan penurunan suku bunga lebih awal. Personal Consumption Expenditures (PCE) AS melandai ke 3% (yoy) pada periode Oktober 2023, dari sebelumnya sebesar 3,4% pada periode September 2023.

Para pedagang sedang menunggu rilis data non-farm payrolls AS pada hari Jumat pekan ini, yang dapat membantu mengukur lebih lanjut prospek suku bunga.

Adapun, investor melacak transaksi emas seiring dengan lonjakan harga emas sepanjang masa. SPDR Gold Shares senilai US$57,8 miliar membukukan arus masuk bersih lebih dari US$1 miliar di bulan November 2023, karena harga emas menguat di tengah ekspektasi bahwa The Fed dapat memulai memangkas suku bunga pada awal bulan Maret 2024.

Ini adalah bulan arus masuk dana emas SPDR terkuat sejak Maret 2022, menghentikan arus keluar lima bulan berturut-turut. Dana tersebut berakhir pada bulan November dengan kenaikan 2,5%, namun turun 2,2% pada perdagangan kemarin Senin (4/12/2023).

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.

Jumat, 01 Desember 2023

Equityworld Futures | Wall Street Ditutup Mayoritas Hijau, Sentimen Suku Bunga The Fed Masih Membayangi

Equityworld Futures | Wall Street Ditutup Mayoritas Hijau, Sentimen Suku Bunga The Fed Masih Membayangi

Equityworld Futures | Bursa saham AS atau Wall Street berakhir mayoritas hijau pada penutupan perdagangan Kamis (30/11/2023) waktu setempat. Data inflasi dan pendapatan Salesforce yang kuat mendorong kenaikan Dow Jones Industrial Average (DJIA) di akhir bulan November.

Equityworld Futures | Harga Emas Spot Catatkan Kenaikan Bulanan Kedua Berturut-turut pada Kamis (30/11)

DJIA menguat ke level baru dibanding kenaikan tertinggi sebelumnya pada Agustus 2023. DJIA naik 520 poin atau 1,47 persen pada level 35.950,89. S&P 500 bertambah 0,4 persen menjadi 4.567,80. Namun, Nasdaq Komposit turun 0,2 persen pada level 14.226,22 karena investor mengambil sejumlah keuntungan di saham-saham big caps teknologi yang memimpin kenaikan di bulan November.

Dow menutup bulan November dengan kenaikan 8,9 persen, dan mematahkan penurunan beruntun tiga bulannya. S&P 500 naik 8,9 persen di bulan November, sedangkan Nasdaq naik 10,7 persen. Kedua rata-rata tersebut memiliki kinerja bulanan terbaiknya sejak Juli 2022, dan diperdagangkan sekitar 1 persen dari level tertingginya masing-masing pada tahun 2023.

“Banyak hal yang kita lihat pada bulan November hanyalah realisasi bahwa perekonomian masih berjalan baik, bahwa konsumen tangguh dan The Fed menahan diri, lebih dari apa pun,” kata kepala investasi di Independent Advisor Chris Zaccarelli mengutip CNBC.

“Dengan asumsi kondisi tersebut, bertahan antara sekarang dan akhir tahun yang merupakan skenario yang paling mungkin kami lakukan. Kami pikir pasar akan terus bergerak lebih tinggi,” tambahnya.

“Untuk tahun 2022, kami menghabiskan begitu banyak waktu untuk memikirkan apa yang mungkin salah, dan kami benar-benar tidak menghabiskan waktu memikirkan apa yang mungkin berjalan baik. 2023 adalah kisah tentang banyak hal yang berjalan baik,” jelas Zaccarelli.

Adapun saham yang memimpin Dow lebih tinggi pada hari Kamis adalah perusahaan perangkat lunak cloud Salesforce yang melonjak 9,4 persen didukung oleh pendapatan dan pendapatan yang lebih baik dari perkiraan untuk kuartal ketiga fiskal. Bisnis data cloud Salesforce mencatat pendapatan yang meningkat sebesar 22 persen dari tahun sebelumnya.

Perusahaan layanan kesehatan UnitedHealth Group, Johnson & Johnson, Merck, dan Amgen juga memimpin indeks lebih tinggi. Data yang dirilis Kamis pagi menunjukkan bahwa indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi acuan Federal Reserve naik 3,5 persen secara YoY, ini melambat dibandingkan kenaikan tahunan sebelumnya 3,7 persen pada bulan sebelumnya.

Angka-angka ini adalah yang terbaru dari serangkaian data inflasi positif yang terlihat pada bulan November yang menyebabkan para investor menyimpulkan bahwa Federal Reserve mungkin akan menaikkan suku bunga dan bahkan dapat mulai menurunkannya pada tahun 2024.