Kamis, 30 November 2023

Equityworld Futures | Harga Emas Tetap Trengginas Meski Investor Harap-Harap Cemas

Equityworld Futures | Harga Emas Tetap Trengginas Meski Investor Harap-Harap Cemas

Equityworld Futures | Harga emas masih melanjutkan tren penguatan pada awal perdagangan hari ini,  dengan menguat selama enam hari beruntun. Harga emas di pasar spot masih di atas level psikologis US$2.000 per troy ons karena spekulasi jeda The Federal Reverse (The Fed) dan kejatuhan dolar AS.

Equityworld Futures | Emas Stabil di Dekat Puncak 7 Bulan, di Tengah Spekulasi Penurunan Suku Bunga The Fed

Pada perdagangan Rabu (29/11/2023) harga emas di pasar spot ditutup menguat 0,18% di posisi US$ 2.044,59 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 06.30 WIB Kamis (30/11/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,03% di posisi US$ 2.045,19 per troy ons. Harga tersebut adalah yang tertinggi sejak 8 Maret 2022 yang tercatat US$ 2.052,41 per troy ons.

Posisi tersebut mendekati level tertinggi sepanjang masa. Posisi tertinggi emas, bukan pada penutupan perdagangan, yang pernah disentuh emas adalah di posisi US$ 2.072,49 per troy ons.

Sementara itu, posisi penutupan tertinggi adalah pada 6 Agustus 2020 yakni US$ 2.063,19 per troy ons.

Kenaikan harga emas hingga perdagangan kemarin masih didorong dari sentimen melemahnya dolar dan ekspektasi bahwa The Fed AS telah selesai menaikkan suku bunga. Harga emas telah mencapai level tertinggi dalam lebih dari enam bulan.

Harga emas kini masuk area short trend bullish, dengan indeks dolar dalam tren menurun di tengah harapan The Fed tidak akan lagi menaikkan suku bunga dan bahkan mungkin akan memangkasnya pada musim semi tahun depan.

Hal ini juga dapat dibuktikan dengan perangkat CME FedWatch, di mana sebanyak 98,5% pasar memprediksi The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya di pertemuan Desember mendatang.

Sementara 49,5% berekspektasi The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga pertamanya sebesar 25 basis poin (bps) pada Mei 2024 menjadi 5-5,25%.

Ekspektasi tersebut ikut menyeret ke bawah indeks dolar dan imbal hasil US Treasury.

Indeks dolar ada di posisi 102,84 pada perdagangan kemarin, Rabu 929/11/2203). Meski menguat, indeks dolar bergerak di level terendahnya sejak pertengahan Agustus atau tiga bulan lebih.
Imbal hasil US Treasury tenor 10 tahun ada di angka 4,26% pada perdagangan kemarin, terendah sejak pertengahan September 2023 atau dua bulan lebih.

Hal ini juga dapat dibuktikan dengan perangkat CME FedWatch, di mana sebanyak 98,5% pasar memprediksi The Fed akan kembali menahan suku bunga acuannya di pertemuan Desember mendatang.

Sementara 49,5% berekspektasi The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga pertamanya sebesar 25 basis poin (bps) pada Mei 2024 menjadi 5-5,25%.

Adapun, Investor akan memantau data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada hari ini, yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed. Fokusnya juga tertuju pada revisi angka PDB AS kuartal ketiga yang dijadwalkan pada hari Rabu kemarin.

Inflasi PCE periode Oktober 2023, diperkirakan melandai menjadi 3,4% secara tahunan (year-on-year/yoy) dan menurun menjadi 0,2% secara bulanan (month-to-month/mtm).

Diketahui tingkat inflasi PCE tahunan di AS stabil pada angka 3,4% pada bulan September 2023, sama dengan tingkat inflasi yang direvisi turun sebesar 3,4% pada bulan sebelumnya dan sejalan dengan perkiraan.

Ekonomi Negeri Paman Sam tumbuh sebesar 5,2% secara tahunan (year-on-year/yoy) pada kuartal III-2023. Berdasarkan data estimasi kedua dari Biro Analisis Ekonomi AS yang dirilis hari in i, realisasi tersebut lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,9% dan proyeksi para analis sebesar 5%.

Sementara itu, investor masih merespons positif dari pernyataan Gubernur bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Christopher Waller, yang mengungkapkan rasa percaya dirinya jika kebijakan The Fed "saat ini sudah dalam posisi yang baik" dalam menekan inflasi.

Adapun pada kuartal sebelumnya,pertumbuhan ekonomi AS hanya sebesar 2,1% setelah turun selama tiga kuartal berturut-turut.Hasil pada kuartal III pun menandai pertumbuhan terkuat sejak kuartal terakhir 2021.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.

Rabu, 29 November 2023

Equityworld Futures | Harga Emas Sentuh US$ 2.043, Dekati Rekor Sepanjang Masa!

Equityworld Futures | Harga Emas Sentuh US$ 2.043, Dekati Rekor Sepanjang Masa!

Equityworld Futures | Harga emas melonjak lima hari beruntun dan bertahan di resisten psikologis US$2.000 per troy ons karena spekulasi jeda The Federal Reverse (The Fed) dan kejatuhan dolar AS. Harga emas bahkan kini mendekati rekor tertingginya sepanjang masa.

Equityworld Futures | Harga Emas Melesat Lagi Imbas Ramalan The Fed Tahan Suku Bunga

Pada perdagangan Selasa (28/11/2023) harga emas di pasar spot ditutup melesat 1,35% di posisi US$ 2.040,89 per troy ons.

Sementara, hingga pukul 06.40 WIB Rabu (29/11/2023), harga emas di pasar spot bergerak lebih tinggi atau naik 0,13% di posisi US$ 2.043,59 per troy ons.

Posisi tersebut mendekati level tertinggi sepanjang masa. Posisi tertinggi emas, bukan pada penutupan perdagangan, yang pernah disentuh emas adalah di posisi US$ 2.072,49 per troy ons.

Sementara itu, posisi penutupan tertinggi adalah pada 6 Agustus 2020 yakni US$ 2.063,19 per troy ons.

Emas naik untuk sesi keempat berturut-turut pada perdagangan Selasa dan mencapai level tertinggi dalam lebih dari enam bulan, didorong oleh melemahnya dolar dan ekspektasi bahwa The Fed AS telah selesai menaikkan suku bunganya.

Indeks dolar AS ambruk ke 102,74 pada Selasa (28/11/2203). Posisi tersebut adalah yang terendah sejak 10 Agustus 2023 atau terendah dalam 15 pekan atau 3,5 bulan terakhir.

Sementara itu, imbal hasil US Treasury 10 tahun jatuh ke 4,32% pada perdagangan kemarin. Posisi tersebut adalah yang terendah seak 18 September 2023 atau 2,5 bulan terakhir.

Melandainya indeks dolar serta imbal hasil mencerminkan optimisme pasar yang melihat The Fed akan melunak ke depan.
Perangkat CME FedWatch tool menunjukkan 96,1% pelaku pasar melihat The Fed masih akan menahan suku bunga pada Desember mendatang. Artinya, hingga akhir tahun suku bunga masih berada di level 5,25-5,50%.

Emas berjangka AS untuk pengiriman Desember ditutup 1,4% lebih tinggi pada US$2,040 per troy ons.

Prospek jangka pendek untuk emas masih bullish, dengan indeks dolar dalam tren menurun di tengah harapan The Fed tidak akan lagi menaikkan suku bunga dan bahkan mungkin akan memangkasnya pada musim semi, ujar Jim Wyckoff, analis senior di Kitco Metals.

Namun, "jika angka PDB (AS) dan indikator inflasi lebih kuat dari perkiraan, hal ini akan mengurangi antusiasme pelaku pasar terhadap emas batangan," tutur Wyckoff, kepada Reuters.

Para pengambil kebijakan The Fed terlihat semakin nyaman menutup tahun ini dengan menahan suku bunga dan menunggu sebelum memangkasnya. Suku bunga yang lebih rendah mengurangi biaya peluang untuk memegang emas batangan yang tidak berbunga.

Gubernur Fed Christopher Waller mengatakan dia "semakin yakin" bahwa kebijakan tersebut berada pada titik yang tepat.

Investor akan memantau data Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS pada hari Kamis, yang merupakan indikator inflasi pilihan The Fed. Fokusnya juga tertuju pada revisi angka PDB AS kuartal ketiga yang dijadwalkan pada hari Rabu.

"Rasa kehati-hatian menjelang minggu sibuk lainnya di pasar keuangan global juga memberikan dukungan pada logam mulia. Mengingat level US$2.000 terbukti merupakan resistensi yang sangat sulit untuk ditaklukkan, emas bisa turun tanpa katalis fundamental yang kuat," ujar senior FXTM analis riset Lukman Otunuga.

Harga emas sangat sensitif terhadap pergerakan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga AS akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury menguat. Kondisi ini tak menguntungkan emas karena dolar yang menguat membuat emas sulit dibeli sehingga permintaan turun. Emas juga tidak menawarkan imbal hasil sehingga kenaikan imbal hasil US Treasury membuat emas kurang menarik.

Namun, suku bunga yang lebih rendah akan membuat dolar AS dan imbal hasil US Treasury melemah, sehingga dapat menurunkan opportunity cost memegang emas. Sehingga emas menjadi lebih menarik untuk dikoleksi.

Selasa, 28 November 2023

Equityworld Futures | Harga Emas Tembus US$2.000 Kenaikan Suku Bunga The Fed Berpotensi Turun

Equityworld Futures | Harga Emas Tembus US$2.000 Kenaikan Suku Bunga The Fed Berpotensi Turun

Equityworld Futures | Harga emas melampaui level US$2.000 per troy ons karena ekspektasi pasar terharap penurunan suku bunga oleh The Fed pada Mei mendatang.

Equityworld Futures | Harga Emas Cetak Rekor Tertinggi, Kembali Tembus USD 2.000

Analisis dari Deu Calion Futures (DCFX) Andrew Fischer mengatakan faktor yang mendasari lonjakan ini adalah melemahnya dolar AS, dipicu oleh spekulasi jeda bank sentral Amerika Serikat, The Federal Reserve (The Fed).

Menurut Fischer kenaikan harga emas terkait erat dengan spekulasi bahwa The Fed telah menyelesaikan siklus kenaikan suku bunga. Para analis memperkirakan bahwa The Fed berpotensi menurunkan suku bunga pada Mei tahun depan, memicu ekspektasi kenaikan harga emas di atas US$2.000.

Dalam prediksinya ia mengatakan, penguatan terhadap emas (XAUUSD) memiliki kecenderungan untuk tetap tinggi. Sebab, tren ini masih berada dalam pola kenaikan.

"Berdasarkan trend juga masih mendukung untuk kenaikan, dan belum ada tanda-tanda pembalikan yang cukup besar, mungkin hanya dalam jangka pendek bukan dalam garis besar," tambah Fischer, Senin (27/11/2023).

Para analis menyatakan bahwa, lemahnya data ekonomi minggu ini membuat The Fed lebih cenderung mengambil sikap dovish, mendukung potensi kenaikan harga emas pada tahun 2024. Streible menekankan bahwa indeks Dolar yang melemah memainkan peran kunci dalam dinamika ini.

Commerzbank memproyeksikan penurunan suku bunga pertama pada pertengahan tahun depan, memberikan dorongan tambahan bagi harga emas untuk terus naik di atas US$2.000. Meskipun para pedagang memprediksi The Fed akan mempertahankan suku bunga pada Desember mendatang, peluang penurunan suku bunga sebesar 64% pada Mei 2024, menurut FedWatch Tool dari CME, memberikan sinyal positif bagi pasar emas.

Fischer mengingatkan bahwa pergerakan harga emas akan terus dipengaruhi oleh kebijakan suku bunga The Fed. Meskipun tidak ada prediksi perubahan signifikan dalam jangka pendek, kepastian bahwa bank sentral AS bersedia menurunkan suku bunga dapat menjadi pendorong kenaikan harga emas.

Harga emas memiliki keterkaitan yang kuat dengan perubahan suku bunga AS. Kenaikan suku bunga dapat memperkuat Dolar AS dan imbal hasil US Treasury, menurunkan daya beli emas. Di sisi lain, suku bunga yang lebih rendah dapat melemahkan Dolar AS, meningkatkan daya tarik emas sebagai investasi. Emas, tidak memberikan imbal hasil, menjadi lebih menarik saat imbal hasil US Treasury rendah.

Dengan demikian, pelaku pasar perlu memantau perkembangan The Fed dan indikator ekonomi untuk memahami dinamika yang mempengaruhi harga emas. Perubahan dalam kebijakan suku bunga dapat membawa dampak signifikan pada pasar emas, menciptakan peluang dan risiko bagi para investor.

Senin, 27 November 2023

Equityworld Futures | Meramal Harga Emas Dunia Minggu Ini, Bertahan di Atas USD 2.000?

Equityworld Futures | Meramal Harga Emas Dunia Minggu Ini, Bertahan di Atas USD 2.000?

Equityworld Futures
| Pasar emas telah berhasil menembus level USD 2.000 pada minggu kemarin. Dan ini menjadi sinyal bahwa harga emas akan mengakhiri minggu kedua berturut-turut di wilayah positif.

Equityworld Futures | Pesta! Pesta! Harga Emas Bertahan di US$ 2.000, Diramal Naik!

Namun, para analis mengatakan bahwa momentum emas masih terbatas, dan harga tidak mungkin menembus level resistensi saat ini karena Federal Reserve mempertahankan bias kebijakan moneternya yang ketat.

Para analis mencatat bahwa dengan Israel dan Hamas menyetujui gencatan senjata terbatas, yang melemahkan daya tarik logam mulia sebagai aset safe-haven. Kebijakan moneter AS diperkirakan menjadi faktor paling signifikan yang mendorong pergerakan harga emas dalam jangka pendek.

Namun, meskipun harga emas dunia kemungkinan akan tertahan di bawah USD 2.000 per ounce, banyak analis tidak memperkirakan akan melihat banyak risiko penurunan karena faktor musiman mulai berpengaruh.
Akhir Tahun Harga Emas Diramal Naik

Dalam catatannya baru-baru ini, Nicky Shiels, kepala strategi logam di MKS PAMP, mengatakan bahwa dalam lima tahun terakhir, emas telah mengalami kenaikan rata-rata sebesar 2,7% antara Thanksgiving dan 31 Desember.

Ole Hansen, kepala strategi komoditas di Saxo Bank, mengatakan risiko terbesar bagi emas adalah kenaikan imbal hasil obligasi yang memperkuat dolar AS.

“Emas terlihat mendapat dukungan yang baik dan hanya kenaikan tajam dolar yang akan mengubah hal tersebut,” katanya dalam komentarnya kepada Kitco News. "Apakah sudah siap untuk melakukan dorongan lebih tinggi atau tidak, agak diragukan kecuali penembusan/penutupan di atas tahun 2010 memicu [takut ketinggalan]."

Dengan fokus baru pada kebijakan moneter AS, pasar emas akan sensitif terhadap data PDB dan inflasi AS. Meskipun perekonomian AS diperkirakan akan mengalami pertumbuhan luar biasa pada kuartal ketiga, terdapat kekhawatiran akan melambatnya aktivitas pada kuartal keempat. Pada saat yang sama, pertumbuhan yang lebih lambat diperkirakan akan terus memperlambat inflasi.