Senin, 17 April 2023

Equity World | Harga Emas Mulai Loyo, Sudah Kemahalan Jadi Kurang Menarik

Equity World | Harga Emas Mulai Loyo, Sudah Kemahalan Jadi Kurang Menarik

Equity World | Pasar emas diproyeksi masih bergerak volatile pada pekan ini. Namun, harga emas diproyeksi sanggup bertahan di level US$ 2.000.

Pada penutupan perdagangan terakhir pekan lalu, Jumat (14/4/2023), emas ditutup di posisi US$ 2.003,25 per troy ons. Harga sang logam mulia anjlok 1,8%.

Dalam sepekan, emas juga turun 0,25% atau berbanding terbalik dengan penguatan 2,04% pada pekan sebelumnya.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) akan menggelar rapat pada awal Mei mendatang sehingga pekan depan sudah masuk "blackout periode' di mana pasar tidak bisa mendapatkan sinyal kebijakan The Fed dari para pejabat mereka.

"Emas mungkin melemah tetapi akan stabil di harga US$ 2.000 per troy ons," tutur Streible, dikutip dari Reuters.

Sebelum memasuki "blackout period", beberapa pejabat The Fed akan menyampaikan pidato di sejumlah acara.

Pada Selasa (18/4/2023), Gubernur Fed Christopher J. Waller dijadwalkan berpidato pada konferensi keuangan yang diselenggarakan Georgetown University McDonough School of Business, Washington, D.C.

Gubernur The Michelle W. Bowman akan berbicara pada acara The Fed Listen yang diselenggarakan Federal Reserve Bank of Dallas, Odessa College, Odessa, Texas.

Pada Jumat pekan ini, Gubernur Lisa D. Cook akan berbicara di Georgetown University McDonough School of Business, Washington, D.C.

Pelaku pasar kini memperkirakan The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 bps pada Mei mendatang.

Survei dari CME FedWatch menunjukkan jika 80,2% kini bertaruh mengenai kenaikan suku bunga 25 bps. Angkanya naik 70% pada awal pekan lalu.

Kondisi ini membuat dolar AS menguat tajam pada akhir pekan lalu sehingga emas melemah.

Indeks dolar AS ditutup di posisi 101,552 pada Jumat pekan lalu, naik drastis dibandingkan hari sebelumnya yang tercatat 101,011.

Selain dolar AS yang menguat, analis UBS menjelaskan jika lonjakan emas pada pekan lalu membuat pembeli menahan diri. Emas sangat mahal sehingga malah kurang menarik.

Jumat, 14 April 2023

Equity World | Bursa Saham Asia Melejit Hari Ini 14 April 2023 Usai Inflasi AS Melandai

Equity World | Bursa Saham Asia Melejit Hari Ini 14 April 2023 Usai Inflasi AS Melandai

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik menguat pada perdagangan Jumat, (14/4/2023) setelah wall street menanjak. Hal ini didorong indeks harga produsen Amerika Serikat (AS) mengisyaratkan tanda-tanda lebih lanjut dari inflasi yang melandai.

Dikutip dari CNBC, indeks harga produsen pada Maret, ukuran harga yang dibayarkan oleh perusahaan dan sering kali menjadi indikator utama inflasi konsumen AS merosot 0,5 persen bulan ke bulan. Hal ini setelah indeks harga konsumen Amerika Serikat mengalami kenaikan terkecil dalam hampir dua tahun.

Di Singapura, bank sentral mempertahankan kebijakan moneternya karena inflasi inti tetap pada level tertinggi dalam 14 tahun. Ekonomi mengalami kontraksi triwulanan sebesar 0,7 persen dan pertumbuhan marjinan 0,1 persen (YoY).

Di Australia, indeks ASX 200 melemah. Indeks Nikkei 225 menguat 0,84 persen. Sementara itu, indeks Topix bertambah 0,34 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menanjak 0,3 persen, dan indeks Kosdaq bertambah 1,19 persen.

Indeks Hang Seng berjangka menguat ke posisi 20.468. Di bursa saham Amerika Serikat, tiga indeks acuan catat penguatan. Indeks S&P 500 naik 1,33 persen, ke level tertinggi sejak Februari. Indeks Nasdaq menguat 1,99 persen dan indeks Dow Jones menguat 1,14 persen.

Kamis, 13 April 2023

Equity World | Bursa Saham Asia Tergelincir Usai Rilis Data Inflasi dan Kekhawatiran Resesi AS

Equity World | Bursa Saham Asia Tergelincir Usai Rilis Data Inflasi dan Kekhawatiran Resesi AS

Equity World | Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Kamis, (13/4/2023) setelah rilis pertemuan bank sentral Amerika Serikat (AS) atah the Federal Reserve (the Fed). Dari pertemuan the Fed menunjukkan kalau pejabat the Fed melihat ekonomi AS memasuki resesi setelah krisis perbankan.

Dikutip dari CNBC, disebutkan mengenai ringkasan pertemuan the Fed. “Mengingat penilaian mereka tentang dampak ekonomi potensial dari perkembangan sektor perbankan baru-baru ini, proyeksi staf pada saat pertemuan Maret termasuk resesi ringan mulai akhir tahun ini dengan pemulihan selama dua tahun berikutnya,” demikian dari kutipan ringkasan pertemuan itu.

Komentar dari the Fed menghapus kenaikan sebelumnya yang terlihat di wall street setelah rilis laporan indeks harga konsumen yang menunjukkan inflasi mereda pada Maret. CPI naik 0,1 persen pada bulan ini terhadap estimasi Dow Jones sebesar 0,2 persen dan 5  persen dari tahun lalu versus estimasi 5,1 persen. Tidak termasuk makanan dan energi, CPI inti naik 0,4 persen dan 5,6 persen secara tahunan.

Indeks Kospi Korea Selatan alami penurunan terbesar pada awal sesi perdagangan. Indeks Kospi susut 0,43 persen dan indeks Kosdaq susut 0,47 persen. Di Australia, indeks ASX 200 turun 0,1 persen menjelang laporan tingkat pengangguran pada Maret 2023. Sementara, indeks Nikkei 225 Jepang susut 0,3 persen. Indeks Topix melemah 0,23 persen.

Indeks Hang Seng futures melemah seiring investor menanti data perdagangan China. Di wall street, bursa saham AS lesu. Indeks Dow Jones menghentikan kenaikan beruntun dalam empat hari, dan hapus kenaikan sebelumnya menyusul laporan inflasi Amerika Serikat dan turun 0,11 persen. Indeks S&P 500 tergelincir 0,41 persen dan indeks Nasdaq terpangkas 0,85 persen.

Rabu, 12 April 2023

Equity World | Saham Asia Diproyeksi Bertenaga Jelang Data Inflasi AS

Equity World | Saham Asia Diproyeksi Bertenaga Jelang Data Inflasi AS

Equity World | Saham Asia bakal dibuka lebih tinggi menjelang pengumuman data inflasi AS yang mungkin memberi sinyal kenaikan bunga The Fed.

Futures untuk tolok ukur ekuitas di Australia dan Jepang naik. Sementara kontrak untuk Hong Kong sedikit berubah. Futures AS sedikit lebih tinggi di awal perdagangan Asia.

Melansir Bloomberg, Rabu (12/4/2023), Aussie stabil, menahan kenaikan hari Selasa versus dolar yang melemah secara luas, dan yen berfluktuasi setelah jatuh untuk hari keempat pada hari Selasa. Obligasi Australia dibuka lebih rendah, dengan imbal hasil 10 tahun naik tiga basis poin menjadi 3,25%.

S&P 500 ditutup hampir datar, sementara Nasdaq 100 yang padat teknologi turun untuk kelima kalinya dalam enam hari karena investor menilai kemungkinan kenaikan suku bunga lainnya di bulan Mei.

Treasuries AS beragam, dengan imbal hasil dua tahun yang sensitif terhadap kebijakan naik lebih jauh di atas 4%.Pedagang memperkirakan suku bunga AS akan mencapai puncaknya sekitar 5%, dengan Fed kemudian memangkas setidaknya 50 basis poin sebelum akhir 2023.

Inflasi utama diperkirakan akan melambat untuk ukuran bulanan dan tahunan. Sementara pembacaan inti diperkirakan akan sedikit berkurang dari bulan ke bulan, yang sesuai dengan 5,6% tahun-ke-tahun dan di atas angka utama 5,1%.

Inflasi utama yang melampaui batas menunjukkan "disinflasi baru-baru ini memiliki komponen sementara yang kuat, dan inflasi dasar turun jauh lebih lambat.

"Jika inflasi berjalan lebih panas dari yang diperkirakan, itu akan merusak gagasan bahwa Fed akan memangkas suku bunga secara agresif pada akhir tahun, dan itu akan membuat pasar rentan terhadap kemunduran," Tom Essaye, mantan pedagang Merrill Lynch yang mendirikan The Sevens.