Selasa, 02 November 2021

Equityworld Futures | Harga Emas Turun Pagi Ini, Nanti? Turun Lagi

Equityworld Futures | Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi hari ini. Ke depan, bagaimana nasib harga sang logam mulia?

Pada Selasa (2/11/2021) pukul 06:23 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.791,44/troy ons. Turun tipis 0,09% dibandingkan hari sebelumnya.

Selasa Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Bervariasi | Equityworld Futures

Wang Tao, Analis Komoditas Reuters, memperkirakan 'penderitaan' harga emas belum berakhir. Ya, harga masih bisa turun lagi.

"Harga emas kemungkinan akan menguji titik support US$ 1.776/troy ons. Penembusan di titik ini akan membawa harga jatuh ke US$ 1.764/troy ons," tulis Wang dalam risetnya.

Setelah harga emas menyentuh US$ 1.813,64 pada 22 Oktober, lanjut Wang, selanjutnya akan terjadi koreksi yang lumayan dalam. Koreksi ini akan terbagi menjadi lima gelombang.

Gelombang yang sekarang bakal mengarahkan harga emas ke titik support US$ 1.776/troy ons. Hanya kenaikan harga ke US$ 1.795/troy ons yang bisa membuat tren ini berbalik.

"Namun sepertinya target resistance di US$ 1.800/troy ons palsu belaka. Harga emas malah lebih mungkin jatuh menuju US$ 1.739/troy ons. Ini akan terkonfirmasi begitu harga menyentuh US$ 1.773/troy ons," demikian Wang.

Senin, 01 November 2021

Equityworld Futures | Jelang Pengumuman Inflasi, IHSG Diproyeksi Naik

Equityworld Futures | Indeks harga saham gabungan (IHSG) pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di tengah sentimen positif global.

"IHSG berpeluang melanjutkan penguatannya hari ini," kata Direktur MNC Asset Management Edwin Sebayang Senin (1/11/2021).

Harga Emas Sepanjang Oktober Masih Lesu, Ini Penyebabnya | Equityworld Futures

Dia mengatakan potensi penguatan merujuk naiknya indeks Dow Jones di bursa AS sebesar 0,25%, serta naiknya harga beberapa komoditas di antaranya minyak, minyak sawit mentah (CPO), nikel dan timah.

Di sisi lain, pelaku pasar menunggu rilis data inflasi Oktober Indonesia yang diperkirakan sebesar 0,1%.

Sementara meski selama seminggu lalu IHSG turun sebesar 0,79% disertai jual investor asing sebesar Rp 663.29 miliar, tetapi selama bulan Oktober ternyata IHSG menguat sebesar 4,74% disertai net buy asing sebesar Rp 7,51 triliun. Sementara bulan November secara historis berpeluang turun seiring selesainya rilis laporan keuangan.

Di lain pihak, tekanan jual diperkirakan akan kembali menghantam saham berbasis batu bara menyusul kembali terjungkalnya harga komoditas itu pada Jumat sebesar 10.55 persen untuk pengiriman bulan Desember 2021 serta proyeksi tekanan jual atas saham berbasis emas setelah turun sebesar 1,02% menjadi faktor negatif bagi perdagangan Senin ini.

Riset MNC menyatakan, secara teknikal IHSG pada perdagangan hari ini akan bergerak di rentang 6.547 - 6.642.

Pasar modal AS kembali mencetak rekor tertinggi pada perdagangan Jumat (29/10/2021) di Wall Street. Bulan Oktober sejauh ini menjadi bulan terbaik Wall Street. S&P 500 naik 0,19% ke 4.605,38. Dow Jones Industrial Average naik 0,25% ke 35.819,56. Nasdaq naik 0,33% ke 15.498,39. Ketiga indeks acuan tersebut ditutup di rekor tertinggi. Oktober adalah bulan terbaik Nasdaq dan S&P 500 sejak November 2020.

Adapun indeks harga saham gabungan (IHSG) Jumat (29/10/2021) mencapai 6.596.77. Sebanyak 327 saham harganya naik, 188 saham turun dan 152 saham stagnan. Nilai transaksi harian di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 12,93 triliun. Investor asing mencatat transaksi jual bersih di semua pasar sebesar Rp 345,33 miliar.

Jumat, 29 Oktober 2021

PT Equity World | Jumat Pagi, Saham Asia Pasifik Dibuka Beragam

PT Equity World | Saham di kawasan Asia-Pasifik pada Jumat pagi (29/10/2021) dibuka beragam. Investor memantau saham pemasok Apple setelah pendapatan raksasa teknologi itu meleset.

Nikkei 225 di Jepang naik 0,12% sementara indeks Topix melayang di atas garis datar.

Wall Street Melambung, Indeks Nasdaq dan S&P 500 Cetak Rekor | PT Equity World

Kospi Korea Selatan naik 0,57%.

Saham Australia jatuh ke wilayah negatif karena S&P/ASX 200 tergelincir 0,19%. Data penjualan ritel Australia untuk bulan September akan dirilis pada pukul 8:30 pagi HK/SIN.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,11% lebih tinggi.

Investor mengamati pergerakan saham pemasok Apple regional setelah penjualan perusahaan turun dari ekspektasi Wall Street pada kuartal keempat fiskal. CEO Tim Cook mengatakan ada kendala pasokan yang lebih besar dari perkiraan pada iPhone, iPad, dan Mac.

Pada perdagangan Jumat pagi, saham Alps Alpine di Jepang anjlok 5,9% sementara Murata Manufacturing turun 0,5%. Taiyo Yuden, di sisi lain, naik 1,41%.

Semalam di Amerika Serikat, S&P 500 melonjak 0,98% menjadi 4.596,42 sementara Dow Jones Industrial Average naik 239,79 poin menjadi 35.730,48. Nasdaq Composite melonjak 1,39% menjadi 15.448,12.

Mata Uang

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 93,348 setelah penurunan baru-baru ini dari di atas 93,9.

Yen Jepang diperdagangkan pada 113,67 per dolar, lebih kuat dari level di atas 114 yang terlihat terhadap greenback awal pekan ini. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7537, sebagian besar mempertahankan kenaikan setelah naik dari bawah $0,75 awal pekan ini.

Kamis, 28 Oktober 2021

PT Equity World | Harga Emas Rebound Berkat Penurunan Imbal Hasil Obligasi AS

PT Equity World | Harga emas menguat pada akhir perdagangan Rabu (27/10/2021) waktu setempat setelah bergerak fluktuatif sepanjang sesi, didukung oleh penurunan imbal hasil obligasi AS dan dolar yang lebih lemah. Namun selera risiko yang kuat di pasar ekuitas menahan kenaikan emas lebih lanjut.

Mengutip Antara, Kamis (28/10/2021), kontrak emas paling aktif untuk pengiriman Desember di divisi Comex New York Exchange, terdongkrak US$5,4 atau 0,3 persen, menjadi ditutup pada US$1.798,80 per ounce. Sehari sebelumnya, Selasa (26/10/2021), emas berjangka merosot US$13,4 atau 0,74 persen menjadi US$1,793,40.

Kamis Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Terkoreksi | PT Equity World

Emas berjangka bertambah US$10,5 atau 0,58 persen menjadi US$1.806,80 pada Senin (25/10/2021), setelah melonjak US$14,4 atau 0,81 persen menjadi US$1.796,30 pada Jumat (22/10/2021), dan melemah US$3 atau 0,17 persen menjadi US$1,781,90 pada Kamis (21/10/2021).

"Kami berada dalam periode konsolidasi untuk emas, tapi saya pikir pada akhirnya pengetatan kebijakan dan kekhawatiran inflasi akan positif untuk logam emas," kata Edward Moya, analis pasar senior di broker OANDA.

Selera terhadap aset-aset berisiko tetap kuat setelah laporan keuangan kuartalan yang kuat dari pemilik Google, Alphabet Inc dan Microsoft Corp mengangkat Nasdaq.

Membantu emas, indeks dolar turun 0,2 persen terhadap para pesaingnya. Imbal hasil obligasi pemerintah AS 10 tahun yang jadi acuan tergelincir di bawah 1,6 persen ke level terendah hampir dua minggu, mengurangi peluang kerugian memegang emas yang tidak memberikan imbal hasil.

Investor sekarang menunggu pertemuan Bank Sentral Eropa (ECB) pada Kamis dan pertemuan kebijakan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) AS pada 3 November untuk petunjuk lebih lanjut tentang jadwal waktu pengurangan pembelian aset.

ECB diperkirakan akan mempertahankan kebijakannya tidak berubah dan membiarkan keputusan tentang program pembelian obligasi darurat pandemi hingga Desember.

Sementara emas sering dianggap sebagai lindung nilai inflasi, pengurangan stimulus ekonomi dan suku bunga yang lebih tinggi mendorong imbal hasil obligasi pemerintah naik, meningkatkan peluang kerugian memegang emas.

Meningkatnya permintaan emas fisik China juga mendukung emas, menurut MarketWatch.

Emas mendapat dukungan tambahan ketika Departemen Perdagangan AS melaporkan pada Rabu (27/10/2021) bahwa pesanan barang tahan lama AS turun 0,4 persen menjadi US$261,3 miliar yang disesuaikan secara musiman pada September dibandingkan dengan Agustus.

Logam mulia lainnya, perak untuk pengiriman Desember naik 10,3 sen atau 0,43 persen, menjadi ditutup pada US$24,191 per ounce. Platinum untuk pengiriman Januari turun US$13,6 atau 1,32 persen, menjadi ditutup pada US$1.019,3 per ounce.