Jakarta - Nigeria dan Iran kini sedang
memperebutkan satu tiket lolos untuk menemani Nigeria. Menariknya, ada
skenario di mana nasib Nigeria dan Iran ujung-ujungnya mesti ditentukan
lewat undian.
Grup F saat ini baru meloloskan Argentina yang
mengoleksi 6 poin dari dua pertandingan. Posisi dua sementara itu
ditempati Nigeria dengan 4 poin dan selisih gol +1 (satu gol dan belum
kebobolan), diikuti Iran dengan 1 poin dan selisih gol -1 (belum bikin
gol dan kebobolan satu gol). Sedangkan Bosnia-Herzegovina dengan 0 poin
sudah dipastikan tersingkir.
Melihat poin, Nigeria tentu tampak
punya peluang lebih besar untuk lolos dibandingkan dengan Iran. Namun
dalam sepakbola tentu saja apapun bisa terjadi.
Untuk laga
terakhir grup ini sendiri Nigeria harus berhadapan dengan Argentina di
Estadio Beira-Rio, Porto Alegre, sedangkan Bosnia berjumpa Iran di Arena
Fonte Nova, Salvador. Kedua partai dimainkan bersamaan, Rabu
(25/6/2014) malam WIB.
Untuk laga tersebut tugas Nigeria di atas
kertas memang lebih ringan dibandingkan Iran. 'Elang Super' akan lolos
jika minimal mengimbangi Argentina, terlepas dari hasil Iran lawan
Bosnia. Jikapun kalah dari tim Tango, Nigeria tetap bisa lolos asalkan
Iran seri atau kalah dari Bosnia.
Iran sebaliknya tentu punya
misi yang jauh lebih berat. Untuk lolos mereka perlu mengalahkan Bosnia
dengan skor yang cukup seraya berharap Argentina menang, di mana hal itu
diharapkan membuat selisih gol 'Singa Persia' melampaui Nigeria.
Akan
tetapi, ada satu skenario lain yang sangat mungkin membuat tim yang
mesti pulang kampung akan amat berduka, yakni melalui pengundian.
Hal
ini bisa terwujud jika Nigeria kalah 0-1 dari Argentina sementara Iran
menang 1-0 atas Bosnia. Hal itu akan membuat Nigeria dan Iran punya poin
setara, selisih gol dan produktivitas gol persis sama, dan mengingat
duel antara kedua tim berakhir 0-0 aturan head to head juga tak bisa
diterapkan. Maka siapa yang berhak duduk di posisi dua grup dan siapa
yang masuk kotak pun akan ditentukan lewat proses pengundian oleh FIFA.
Menurut catatan ESPN, proses pengundian semacam itu pernah terjadi beberapa kali. Yang teranyar adalah dalam gelaran Piala Dunia 1990 di Italia.
Saat
itu Republik Irlandia dan Belanda mesti menjalani proses pengundian
setelah finis di belakang Inggris di Grup F. Namun, Republik Irlandia
dan Belanda bisa sama-sama lolos terkait aturan ketika itu--Republik
Irlandia jadi runner-up sedangkan Belanda lolos sebagai salah satu tim
posisi tiga terbaik.
Sebelumnya ada juga Spanyol yang pada tahun
1954 gagal tampil di putaran final Piala Dunia karena kalah undian.
Diundi satu grup yang cuma diisi oleh Spanyol sendiri dan Turki, tim
Matador menang 4-1 di kandang lalu kalah 0-1 di Istanbul. Tetapi karena
saat itu aturan selisih gol belum diterapkan, kedua tim pun mesti
menyelesaikan lewat duel playoff di Roma.
Setelah kedua tim
berimbang 2-2 di ibukota Italia tersebut, seorang bocah Italia mengambil
undian dan Turki berhak terbang ke Swiss untuk mengikuti putaran final.
Sumber : Sport.Detik.com
Rabu, 25 Juni 2014
Senin, 23 Juni 2014
Emas Perpanjang Penurunan Dari Level 2 Bulan Tertinggi
Emas jatuh
untuk hari kedua terkait sinyal reli yang meredam permintaan fisik
serta aset investasi. Platinum menurun di tengah ekspektasi para
penambang di Afrika Selatan dapat kembali bekerja di pekan ini.
Bullion untuk pengiriman segera turun
0,3% ke level $ 1,311.29 per ons pada pukul 9:16 pagi di Singapura,
menurut harga Bloomberg. Emas naik ke level $ 1,322.12 pada tanggal 20
Juni, level tertinggi sejak 15 April lalu, terkait spekulasi biaya
pinjaman di AS akan menalami penurunan.
Emas untuk pengiriman Agustus turun 0,2%
ke level $ 1,313.70 per ons di New York Comex. Para investor
meningkatkan posisi bullish 30% ke level 66.572, kenaikan terbesar sejak
Februari lalu, Data Commodity Futures Trading Commission AS
menunjukkan.
Platinum turun sebanyak 0,6% ke level $ 1,447.63 per ons.
Perak untuk pengiriman segera turun 0,2%
ke level $ 20,8305 per ons. Palladium turun 0,2% ke level menjadi $
820,50 per ons, mencatat penurunan untuk hari keduanya.
Sumber : ewfpro.com
Kupas Tuntas 'Semprotan Busa' Milik Wasit Piala Dunia Apa kegunaannya? Apa bahan dasarnya? Apa merknya?
Berbagai terobosan coba dilakukan oleh
FIFA untuk membuat pertandingan sepakbola lebih adil namun tetap
menarik. Salah satunya semprotan busa pembatas pagar betis.
Selain teknologi garis gawang, semprotan yang selalu dibawa wasit ini juga menjadi salah satu peralatan yang paling terlihat. Howard Webb, Nicola Rizzoli, sampai Yuichi Nishimura sudah terlihat menggunakannya.
Mungkin anda sudah tahu soal kegunaannya, tapi apakah anda tahu apa sebenarnya bahan dasar dari semprotan tersebut dan sejarahnya? Berikut seperti dilansir iol.co.za:
Semprotan ini memiliki bahan dasar air bernama Aero Comez Futline. Saat disemprotkan akan menghasilkan busa berwarna putih. Teknologi ini mirip dengan yang ada pada produk kosmetik seperti shampo atau alat pemadam kebakaran.
Setelah membuat garis jarak bola sampai pagar hidup, busa putih tersebut akan menguap dalam hitungan menit dan tidak meninggalkan bekas apapun.
Semprotan yang digunakan selama Piala Dunia 2014 bermerek 9:15 Fairplay, produksi perusahaan cat Meksiko, Comex. Angka 9:15 adalah jarak bola dengan pagar hidup sesuai peraturan FIFA.
Untuk penggemar sepakbola Eropa, mungkin semprotan ini agak asing. Namun, bagi pecinta sepakbola di Amerika Selatan hal ini sudah lumrah. Liga Brasil sudah menggunakannya selama delapan tahun belakangan.
Semprotan ini diciptakan untuk menghindari kecurangan dari pagar hidup pemain, yang sering maju untuk mempersempit jarak tembak. Pemain-pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo menyebutnya sebagai "ide yang luar biasa."
Selain teknologi garis gawang, semprotan yang selalu dibawa wasit ini juga menjadi salah satu peralatan yang paling terlihat. Howard Webb, Nicola Rizzoli, sampai Yuichi Nishimura sudah terlihat menggunakannya.
Mungkin anda sudah tahu soal kegunaannya, tapi apakah anda tahu apa sebenarnya bahan dasar dari semprotan tersebut dan sejarahnya? Berikut seperti dilansir iol.co.za:
Semprotan ini memiliki bahan dasar air bernama Aero Comez Futline. Saat disemprotkan akan menghasilkan busa berwarna putih. Teknologi ini mirip dengan yang ada pada produk kosmetik seperti shampo atau alat pemadam kebakaran.
Setelah membuat garis jarak bola sampai pagar hidup, busa putih tersebut akan menguap dalam hitungan menit dan tidak meninggalkan bekas apapun.
Semprotan yang digunakan selama Piala Dunia 2014 bermerek 9:15 Fairplay, produksi perusahaan cat Meksiko, Comex. Angka 9:15 adalah jarak bola dengan pagar hidup sesuai peraturan FIFA.
Untuk penggemar sepakbola Eropa, mungkin semprotan ini agak asing. Namun, bagi pecinta sepakbola di Amerika Selatan hal ini sudah lumrah. Liga Brasil sudah menggunakannya selama delapan tahun belakangan.
Semprotan ini diciptakan untuk menghindari kecurangan dari pagar hidup pemain, yang sering maju untuk mempersempit jarak tembak. Pemain-pemain bintang seperti Cristiano Ronaldo menyebutnya sebagai "ide yang luar biasa."
Sumber : Viva
Langganan:
Postingan (Atom)