Equityworld Futures | Harga Emas Rebound pada Perdagangan Rabu (25/6) Pagi
Equityworld Futures | Harga emas rebound pada perdagangan Rabu (25/6) pagi. Pukul 06.53 WIB, harga emas untuk pengiriman Agustus 2025 di Commodity Exchange ada di US$ 3.337,40 per ons troi, naik 0,10% dari sehari sebelumnya yang ada di US$ 3.333,90 per ons troi.
Equityworld Futures | Sudah Dibantu “Musuh Abadi”, Harga Emas Tetap Jeblok: Terburuk 10 Hari
Mengutip Bloomberg, harga emas berusaha rebound setelah turun kemarin karena gencatan senjata Israel-Iran yang diumumkan oleh Presiden AS Donald Trump, meski dalam beberapa jam setelahnya kedua belah pihak melanggar perjanjian tersebut.
Kini, kesepakatan tersebut tampaknya kembali, dimana Israel setuju untuk menunda serangan lebih lanjut.
"Pendorong utama (pergerakan harga emas) saat ini adalah ketegangan di Timur Tengah," kata Bob Haberkorn, ahli strategi pasar senior di RJO Futures seperti dikutip Bloomberg.
Meningkatnya permintaan aset safe haven akibat meningkatnya ketegangan geopolitik merupakan salah satu katalis yang mendorong kenaikan harga emas sebesar 27% sepanjang tahun ini.
"Dengan kenaikan harga emas yang begitu cepat, saya rasa penurunan (harga emas) tidak akan berlangsung lama," kata Haberkorn.
Apalagi, kata Haberkorn, tekanan pada The Fed untuk memangkas suku bunga saat ini sangat besar. "Jika mereka benar-benar memangkas suku bunga, saya rasa emas akan diuntungkan."
Rabu, 25 Juni 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Rebound pada Perdagangan Rabu (25/6) Pagi
Selasa, 24 Juni 2025
Equityworld Futures | Wall Street Menguat, Investor Harap Suku Bunga The Fed Segera Turun
Equityworld Futures | Wall Street Menguat, Investor Harap Suku Bunga The Fed Segera Turun
Equityworld Futures | Indeks saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, berakhir menguat karena harapan terhadap pemotongan suku bunga The Fed di awal bulan depan. Hal ini mampu mengimbangi ketakutan investor terhadap konflik di Timur Tengah.
Equityworld Futures | Harga Emas Terjun Bebas Hari ini, Tiba-tiba Kehilangan Tenaga
Dikutip dari Reuters, Selasa (24/6), Dow Jones Industrial Average (DJI), naik 374,96 poin atau 0,89 persen, menjadi 42.581,78; S&P 500 (SPX) naik 57,33 poin atau 0,96 persen menjadi 6.025,17; dan Nasdaq Composite (IXIC) naik 183,57 poin atau 0,94 persen menjadi 19.630,98.
Ketiga indeks saham utama AS kompak naik. Saham sektor konsumen (SPLRCD) memimpin bursa AS, dengan dorongan kuat dari Tesla (TSLA.O) setelah peluncuran layanan robotaxi di Austin, Texas. Saham pembuat kendaraan listrik ini naik 8,2 persen.
"Relinya sedikit mengejutkan," kata Jay Hatfield, CEO dan manajer portofolio di InfraCap di New York.
"Aksi pasar sangat bullish karena ini adalah kerangka waktu di bulan Juni, ketika kita seharusnya mengalami kemunduran," tambah Hatfield. "Orang-orang banyak yang tidak ingin melepas (saham) di pasar ini," lanjutnya.
Wakil Ketua Fed, Michelle Bowman, pada awal pekan ini mengatakan sudah saatnya mempertimbangkan untuk menurunkan suku bunga acuan atau Fed Fund Rate.
"Sudahlah, saatnya untuk mempertimbangkan penyesuaian tingkat kebijakan, karena risiko terhadap pasar kerja melebihi kekhawatiran inflasi yang terkait dengan tarif," katanya.
Presiden Fed Chicago, Austan Goolsbee, mengatakan bahwa sejauh ini suku bunga memiliki dampak ekonomi yang lebih sederhana dari yang diharapkan.
Investor berharap The Fed memangkas dua kali suku bunga sebesar masing-masing 25 basis poin sebelum akhir tahun. Pemotongan pertama secara luas diperkirakan akan terjadi pada September.
Israel terus membombardir Iran, sehari setelah AS bergabung dalam perang. Namun, harga minyak jatuh setelah pembalasan Iran tidak termasuk tindakan untuk mengganggu lalu lintas kapal tanker minyak dan gas melalui Selat Hormuz. Teheran juga memperingatkan akan menutup Selat Hormuz, rute pengiriman minyak yang penting.
"Pasar membaca ini sebagai hei, kami berhasil, kami mengeluarkan kemampuan nuklir mereka dan kami dapat mendukung serangan balik apa pun," kata Nolte.
"Saya pikir ada banyak kekhawatiran bahwa Iran akan melakukan lebih banyak daripada yang dilakukannya," tambahnya.
Volume di bursa AS adalah 18,60 miliar saham, lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata 18,16 miliar untuk sesi penuh selama 20 hari perdagangan terakhir.
Senin, 23 Juni 2025
Equityworld Futures | Perang Iran-Israel Pengaruhi Harga Emas
Equityworld Futures | Perang Iran-Israel Pengaruhi Harga Emas
Equityworld Futures | Analis mata uang Doo Financial Futures, Lukman Leong, memproyeksikan harga emas dunia masih berpotensi terkoreksi atau menurun, meskipun terbatas. Hal ini berkaitan dengan ketegangan geopolitik dan perang dagang saat ini.
Equityworld Futures | Harga Emas Menggila! Siap Tembus US$ 3.500 Usai Serangan AS ke Iran
Menurut Lukman, ada dua faktor utama jangka pendek yang saat ini menjadi faktor penentu arah harga emas dunia, yakni perkembangan situasi geopolitik Iran-Israel dan tarif resiprokal Amerika Serikat (AS). "Keduanya masih penuh ketidakpastian dan bisa menekan harga emas apabila situasi berubah membaik," kata Lukman kepada Tempo, dikutip Ahad, 22 Juni 2025.
Menurut dia, saat ini investor cenderung mengambil sikap wait and see. Di sisi lain, ada pula sebagian yang memilih melakukan aksi ambil untung oleh kemungkinan deal nuklir AS-Iran dan kesepakatan tarif resiprokal AS. "Mengingat ambang batas penundaan tarif hanya tinggal beberapa minggu lagi, berakhir pekan pertama Juli," ujar Lukman.
Dengan segala perkembangan akhir-akhir ini dan potensi koreksi, Lukman menyebut investor boleh saja menambah kepemilikan emas mereka. Hal ini mengingat outlook jangka panjang harga emas dinilai masih belum berubah, yakni masih akan cenderung naik.
Akan tetapi, dia menyarankan investor untuk tidak terlalu agresif. "Namun disarankan untuk tidak agresif, karena koreksi saat ini masih belum besar. Wait and see juga langkah yang bijaksana.
Hari ini, harga emas dunia berkisar US$ 3.368 per troy ons. Dalam jangka waktu dekat, Lukman memperkirakan harga emas dunia masih akan berkisar US$ 3.300 hingga US$ 3.450 per troy ons.
Terkait dengan potensi harga emas dunia kembali mencetak rekor tertinggi atau all-time high (ATH), dia menyebut hal ini masih bergantung pada dinamika beberapa pekan ke depan. Mulai dari kesepakatan tarif AS dengan negara mitra dagangnya, hingga eskalasi Iran-Israel disebut menjadi faktor penentu.
"Kalau awal Juli tidak ada kesepakatan tarif dan tidak diundurkan lagi, serta eskalasi Iran-Israel, besar kemungkinan harga emas akan kembali ATH," ujar Lukman.
Jumat, 20 Juni 2025
Equityworld Futures | Arah Harga Emas Pasca Keputusan The Fed
Equityworld Futures | Arah Harga Emas Pasca Keputusan The Fed
Equityworld Futures | Harga emas pada Kamis (19/6) pagi bergerak di kisaran USUS$ 3.370, pasca keputusan The Fed mempertahankan suku bunga di kisaran 4,25%–4,50%. Namun demikian, tekanan dari arah teknikal dan faktor geopolitik tetap memberikan bayang-bayang bearish bagi pergerakan emas hari ini.
Equityworld Futures | Akhirnya! Pemilik Emas Bisa Tersenyum Lagi
Harga emas hari ini terlihat naik 0,1% menjadi US$ 3.372,7 pada saat berita ini ditulis.
Analis Dupoin Futures Indonesia Andy Nugraha menyebut, secara kombinasi teknikal antara pola candlestick dan indikator Moving Average, tren emas saat ini masih berada dalam fase bearish yang cukup kuat. “Tekanan jual masih membayangi pasar emas, meskipun dukungan fundamental dari keputusan The Fed memberikan sedikit ruang untuk pergerakan naik,” tulis Andy dalam risetnya, Kamis (19/6/2025).
Dari sisi teknikal, lanjut Andy, tekanan masih cukup dominan. Jika harga emas menembus level support di US$ 3.365, maka potensi penurunan bisa berlanjut lebih dalam. “Namun, jika terjadi pantulan teknikal dan sentimen pasar membaik, maka harga emas bisa menguji kembali level US$ 3.398 sebagai resistance jangka pendek," ujar Andy.
Dari sisi fundamental, pernyataan Ketua The Fed Jerome Powell yang tetap menjaga sikap hati-hati dengan menyebut bahwa kebijakan moneter saat ini masih fleksibel terhadap guncangan ekonomi seperti risiko tarif atau geopolitik, membuat pasar tetap menunggu arah pasti dari bank sentral Amerika Serikat (AS).
Menurut Andy, proyeksi terbaru dari Ringkasan Proyeksi Ekonomi (SEP) juga mengindikasikan revisi turun pada pertumbuhan ekonomi AS di 2025, dari 1,7% menjadi 1,4%. Tingkat pengangguran diproyeksikan naik menjadi 4,5%, dan inflasi PCE inti meningkat menjadi 3,1% dari sebelumnya 2,8%.
Pernyataan Kontroversi Trump
Selain faktor The Fed, Andy menambahkan, pernyataan kontroversial dari Presiden AS Donald Trump juga memberikan sentimen tambahan terhadap pasar. Trump dalam konferensi pers menyatakan bahwa dirinya mungkin bersedia berunding dengan Iran, pernyataan yang sempat memicu penurunan tajam harga emas ke level US$ 3.362 sebelum akhirnya rebound ke kisaran saat ini.
Andy menilai, faktor geopolitik seperti konflik di Timur Tengah dan ketegangan diplomatik AS–Iran tetap menjadi katalis penting yang harus dicermati oleh para pelaku pasar, terutama dalam jangka pendek. Di sisi lain, data ekonomi AS yang menunjukkan peningkatan jumlah klaim tunjangan pengangguran.
“Ditambah lagi, lemahnya sektor perumahan turut menambah ketidakpastian pasar, yang bisa sewaktu-waktu mendorong permintaan terhadap aset safe haven seperti emas,” jelas Andy.
Secara keseluruhan, Andy memprediksi harga emas hari ini mengindikasikan bahwa emas masih berada dalam tekanan jangka pendek. Namun, sentimen pasar yang labil dan ketidakpastian arah kebijakan moneter AS membuat investor tetap harus waspada terhadap potensi perubahan arah yang cepat.
“Jika tekanan bearish berlanjut, maka penurunan lebih lanjut sangat mungkin terjadi. Sebaliknya, bila terjadi pembalikan arah (rebound), maka emas memiliki peluang untuk naik kembali ke US$ 3.398,” tutupnya.