Equityworld Futures | Logam Mulia Bersinar: Harga Emas, Perak, dan Platinum Pecahkan Rekor
Equityworld Futures | Harga logam mulia terus mencatat rekor baru pada Selasa (23/12/2025). Perak melanjutkan reli historisnya dengan menembus level penting US$ 70 per ons troi, sementara emas dan platinum juga menyentuh titik tertinggi sepanjang sejarah.
Equityworld Futures | Alasan Harga Emas Bertahan Dekat US$4.500
Melansir Reuters, harga perak spot naik 3,2% menjadi US$ 71,22 per ons troi pada pukul 20.12 WIB, setelah sebelumnya menyentuh rekor US$ 71,49 per ons tri. Sejak awal tahun, harga perak sudah melonjak sekitar 147%.
“Peningkatan ini dipicu oleh realitas pasar yang defisit selama lima tahun, ditambah permintaan industri yang terus meningkat. Faktor safe-haven, ekspektasi dolar yang melemah, dan imbal hasil yang rendah juga mendorong kenaikan harga,” ujar Peter Grant, Wakil Presiden dan Senior Metals Strategist di Zaner Metals.
Grant memprediksi, target berikutnya untuk perak adalah US$ 75 per ons troi, meski ada kemungkinan harga terkoreksi akibat aksi ambil untung menjelang akhir tahun.
Sementara itu, emas spot naik 1,1% menjadi US$ 4.492,99 per ons troi setelah sempat menyentuh rekor US$ 4.497,55.
Tahun ini, harga emas telah melonjak sekitar 70%, didorong oleh ketegangan geopolitik, penurunan suku bunga AS, pembelian besar-besaran bank sentral, dan tingginya permintaan investasi.
Kontrak berjangka emas AS untuk pengiriman Februari ditutup naik 0,8% di level US$ 4.505,7.
“Diversifikasi cadangan devisa oleh bank sentral akan terus menjadi pendorong utama harga emas hingga akhir dekade,” kata analis SP Angel.
Mereka memproyeksi emas bisa menembus US$ 5.000 per ons troi tahun depan.
Platinum juga mencatat rekor baru dengan kenaikan 6,8% menjadi US$ 2.268,95 per ons troi, setelah sebelumnya menyentuh US$ 2.274,10 per ons. Palladium naik 6,5% ke level tertinggi tiga tahun, US$ 1.874,22 per ons.
Kedua logam ini banyak digunakan dalam konverter katalitik otomotif untuk mengurangi emisi berbahaya.
Kabar tambahan, Uni Eropa berencana menunda pelarangan mobil berbahan bakar fosil hingga 2035. Hal ini disebut analis Mitsubishi sebagai “dorongan besar bagi logam PGMs (platinum group metals), yang memperpanjang penggunaannya dalam konverter katalitik.”
Rabu, 24 Desember 2025
Equityworld Futures | Logam Mulia Bersinar: Harga Emas, Perak, dan Platinum Pecahkan Rekor
Selasa, 23 Desember 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Dekati US$4.500/Troy Ons, Saham Emiten Emas Melesat
Equityworld Futures | Harga Emas Dekati US$4.500/Troy Ons, Saham Emiten Emas Melesat
Equityworld Futures | Harga emas dunia masih terus naik. Kini harga sang logam mulia telah mendekati level US$ 4.500/US$.
Equityworld Futures | Equityworld Futures Harga Emas 2026: Kilau Tenang yang Simpan Kejutan
Pada Selasa (23/12/2025) pukul 10:33 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 4.487,11/troy ons. Menguat 0,95% dibandingkan hari sebelumnya dan menjadi rekor tertinggi sepanjang masa.
Dalam sepekan perdagangan terakhir, harga emas naik 4,26% secara point-to-point. Dalam sebulan ke belakang, harga terangkat 8,5%.
Sepanjang 2025 (year-to-date), harga emas sudah naik 70,98%. Harga emas menuju kenaikan tahunan tertinggi sejak 1979.
Lantas bagaimana gerak saham-saham emiten terkait emas di Bursa Efek Indonesia (BEI)? Apakah ikut terangkat seiring lesatan harga emas dunia?
Di BEI, terdapat sejumlah emiten terkait emas. Mereka adalah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk (ANTM), PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA), PT Medco Energy Tbk (MEDC), PT United Tractors Tbk (UNTR), PT J Resources Indonesia Tbk (PSAB), PT Archi Indonesia Tbk (ARCI), PT Bumi Resources Mineral Tbk (BRMS), dan PT Merdeka Gold Resources Tbk (EMAS)
Senin, 22 Desember 2025
Equityworld Futures | Harga Emas di Persimpangan: Tembus US$4.900 atau Masuk Zona Bahaya?
Equityworld Futures | Harga Emas di Persimpangan: Tembus US$4.900 atau Masuk Zona Bahaya?
Equityworld Futures | Harga emas berhasil mencatatkan penguatan, sementara harga perak berhasil kembali mencetak rekor tertinggi dalam sejarah. Harga emas mencatatkan kenaikan mingguan karena spekulasi terhadap hasil penurunan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed).
Equityworld Futures | Harga Emas Berpeluang ke US$ 4.500, Ini Strategi yang Disarankan Analis
Pada perdagangan hari ini Senin (22/12/2025)
Sementara pada perdagangan sebelumnya Jumat (19/12/2025), harga emas dunia naik 0,14% di level US$4.337,99 per troy ons.
Harga perak melonjak ke rekor tertinggi pada perdagangan Jumat, didukung oleh permintaan investasi dan ketatnya pasokan, sementara harga emas mencatatkan kenaikan mingguan yang didorong oleh meningkatnya ekspektasi penurunan suku bunga oleh The Fed AS.
"Emas dan perak sangat berkorelasi dan biasanya emas memimpin, tetapi dalam dua bulan terakhir, kita melihat perak memimpin. Jadi, setiap kali Anda melihat selisih yang begitu lebar, orang akan mulai memilih emas dan memperketatnya dalam jangka pendek," ujar Michael Matousek, kepala pedagang di U.S. Global Investors.
Perak telah melonjak 132% tahun ini, jauh melampaui kenaikan emas sebesar 65%, didorong oleh permintaan investasi yang kuat dan kendala pasokan.
"Arus ETF (dalam perak) terus mendominasi tema tersebut serta beberapa spekulasi dari investor ritel," ujar Phillip Streible, kepala strategi pasar di Blue Line Futures.
Data makro semakin memicu optimisme untuk pemotongan suku bunga dengan harga konsumen AS naik 2,7% tahun-ke-tahun pada November, di bawah perkiraan ekonom sebesar 3,1%.
Secara terpisah, Departemen Tenaga Kerja AS melaporkan awal pekan ini bahwa tingkat pengangguran naik menjadi 4,6% pada bulan November, tertinggi sejak September 2021.
"Kita telah melihat data inflasi yang lebih rendah, laporan tenaga kerja yang melemah. Ini benar-benar menegaskan bahwa The Federal Reserve harus terus melanjutkan jalur pelonggaran kebijakan moneter, itu adalah salah satu pendorong utamanya. Kedua adalah banyak ketidakpastian seputar kebijakan bank sentral yang akan diterapkan," tambah Streible.
Para pedagang terus bertaruh pada setidaknya dua kali penurunan suku bunga sebesar 25 basis poin tahun depan dari The Fed, menurut data LSEG.
Proyeksi Harga Emas
Goldman Sachs GS.N memperkirakan harga emas akan naik 14% menjadi US$4.900 per troy ons pada Desember 2026 dalam skenario dasarnya, demikian dinyatakan dalam sebuah catatan pada hari Kamis, sambil menyebutkan risiko kenaikan terhadap pandangan ini karena potensi perluasan diversifikasi ke investor swasta.
Dalam catatan di mana bank tersebut membahas pandangannya tentang komoditas untuk tahun 2026, Goldman Sachs mengatakan pihaknya memperkirakan permintaan bank sentral yang tinggi secara struktural dan dukungan siklikal dari pemotongan suku bunga The Federal Reserve AS akan menaikkan harga emas. Mereka terus merekomendasikan eksposur jangka panjang pada logam mulia tersebut.
Uji Gelembung dan Perilaku "Eksplosif", Risiko Valuasi Memasuki Narasi Emas
Meskipun pemotongan suku bunga telah mendukung emas, perilaku harga di akhir tahun telah memaksa lembaga-lembaga serius untuk bertanya apakah pergerakan tersebut telah terlalu jauh dan terlalu cepat.
Sebuah studi kuantitatif baru-baru ini menggunakan uji deteksi gelembung standar menemukan bahwa emas dan tolok ukur ekuitas utama AS berada di wilayah "eksplosif" secara bersamaan tumpang tindih yang hanya terjadi sekali dalam lima puluh tahun terakhir.
Uji ini tidak memberi tahu siapa pun kapan koreksi harus dimulai, tetapi menandai bahwa dinamika harga baru-baru ini di XAU telah menyimpang dari perilaku tren normal dan bergerak ke rezim yang saling memperkuat. Hal itu penting pada harga US$4.300-US$4.350 per troy ons.
Pertama, risiko volatilitas lebih tinggi, jika sentimen berubah, pengambilan keuntungan dapat meningkat dengan cepat dalam lingkungan "long yang ramai".
Kedua, kesenjangan likuiditas menjadi lebih mungkin terjadi dalam perdagangan liburan yang tipis, terutama di sekitar batas kalender.
Ketiga, asumsi tradisional bahwa emas secara otomatis menawarkan diversifikasi terhadap risiko ekuitas menjadi kurang dapat diandalkan ketika kedua aset tersebut dicap sebagai "eksplosif" pada saat yang bersamaan.
Narasi gelembung tidak secara otomatis berarti emas harus runtuh, tetapi memaksa para pedagang untuk memperlakukan level saat ini sebagai bagian dari fase yang berkepanjangan dan didorong oleh momentum, bukan sebagai keseimbangan yang nyaman.
Jumat, 19 Desember 2025
Equityworld Futures | Harga Emas Tergelincir Usai Inflasi AS Lebih Rendah dari Perkiraan
Equityworld Futures | Harga Emas Tergelincir Usai Inflasi AS Lebih Rendah dari Perkiraan
Equityworld Futures | Harga emas global tergelincr pada perdagangan Kamis (18/12/2025) waktu setempat, seiring pelaku pasar mencermati data inflasi Amerika Serikat (AS) yang lebih rendah dari perkiraan.
Equityworld Futures | Harga Emas Turun Tipis Setelah Dekati Rekor, Mau Jual atau Beli?
Dikutip dari CNBC internasional, kondisi tersebut mengurangi daya tarik emas sebagai lindung nilai terhadap inflasi, meski kenaikan tingkat pengangguran AS pada November menahan tekanan penurunan lebih lanjut.
Harga emas spot tercatat turun 0,12% ke level US$ 4.333,20 per ons troi dan sempat mendekati rekor tertinggi sepanjang masa (all time high/ATH) di US$ 4.381,21 per ons troi yang dicetak pada 20 Oktober lalu. Sementara itu, kontrak berjangka emas AS ditutup melemah 0,23% di posisi US$ 4.363,65 per ons troi.
Analis pasar City Index dan FOREX.com Fawad Razaqzada menilai, pelemahan emas cukup masuk akal setelah rilis data inflasi AS.
“Sekarang inflasi terlihat turun lebih cepat dari perkiraan, sehingga mengurangi minat untuk membeli instrumen lindung nilai inflasi. Emas selama ini menjadi aset utama pelindung inflasi, jadi wajar jika harganya melemah setelah laporan CPI,” ujar Razaqzada.
Data menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) AS naik 2,7% secara tahunan pada November, lebih rendah dibandingkan proyeksi ekonom yang disurvei Reuters sebesar 3,1%. Merespons data tersebut, pasar meningkatkan peluang The Fed untuk memangkas suku bunga pada pertemuan Januari mendatang.
Razaqzada menambahkan, kenaikan harga emas dalam beberapa tahun terakhir tidak lepas dari tingginya inflasi yang menggerus nilai mata uang fiat. “Sebagian besar penguatan emas selama ini dipicu inflasi tinggi yang melemahkan daya beli mata uang,” katanya.
Sebagai aset tanpa imbal hasil (non-yielding), emas cenderung diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah dan dikenal luas sebagai pelindung nilai terhadap inflasi.