Rabu, 06 Oktober 2021

Equityworld Futures | Ada Kabar Buruk! Harga Emas Kayaknya Madesu Deh...

Equityworld Futures | Harga emas dunia bergerak turun pada perdagangan pagi ini. Ke depan, sepertinya 'awan mendung' masih membayangi harga sang logam mulia.

Pada Rabu (6/10/2021) pukul 06:05 WIB, harga emas dunia di pasar spot tercatat US$ 1.759,69/troy ons. Turun tipis hampir flat di 0,02%.

Wall Street berakhir naik tajam setelah saham Big Tech bangkit kembali | Equityworld Futures

Secara mingguan, harga emas masih membukukan kenaikan 1,52%. Namun secara bulanan, harga anjlok 3,46%. Sejak akhir 2020 (year-to-date), harga juga masih terkoreksi 7,2%.

Ke depan, risiko koreksi harga emas masih tinggi. Ini karena ada kemungkinan nilai tukar mata uang dolar Amerika Serikat (AS) menguat.

Pada Jumat malam waktu Indonesia, US Bureau of Labor Statistics akan merilis data ketenagakerjaan Negeri Paman Sam periode September 2021. Konsensus yang dihimpun Reuters memperkirakan perekonomian AS menciptakan 488.000 lapangan kerja non-pertanian (non-farm payroll). Jauh lebih tinggi ketimbang bulan sebelumnya yang sebanyak 235.000.

Perkembangan di pasar tenaga kerja akan menentukan arah kebijakan moneter bank sentral AS (The Federal Reserve/The Fed). Jika pasar tenaga kerja semakin kuat, maka The Fed diperkirakan mulai mengurangi 'dosis' pembelian aset (quantitative easing) pada November 2021.

Pengurangan quantitative easing akan membuat pasokan dolar AS tidak sederas sekarang. Seperti barang, pasokan yang berkurang akan membuat dolar AS menjadi 'mahal'.

Nah, dolar AS dan harga emas punya hubungan yang berbanding terbalik. Saat dolar AS digdaya, emas bakal merana.

Ini karena emas adalah komoditas yang dibanderol dengan dolar AS. Kala dolar AS menguat, emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas turun, harga pun mengikuti.

"Harga emas akan bergantung kepada kapan dan berapa besar pengurangan quantitative easing. Juga kapan suku bunga acuan akan mulai naik," kata Ilya Spivak, Currency Strategist di DailyFX, sebagaimana diwartakan Reuters.

"Harga emas bisa menuju titik support di US$ 1.750/troy ons pekan ini," ujar Jeffrey Halley, Senior Market Analyst untuk Asia-Pasifik di OANDA, seperti dikutip dari Reuters.

Selasa, 05 Oktober 2021

Equityworld Futures | Wall Street memerah, Nasdaq jatuh karena yield US Treasury menenggelamkan Big Tech

Equityworld Futures | Wall Street berakhir turun tajam pada perdagangan Senin (4/10) karena investor membuang Big Tech dan saham pertumbuhan lainnya dalam menghadapi kenaikan imbal hasil US Treasury. Sementara kekhawatiran tentang potensi default utang pemerintah Amerika Serikat (AS) juga membayangi.

Melansir Reuters, Dow Jones Industrial Average turun 0,94% menjadi berakhir pada 34.002,92, S&P 500 kehilangan 1,30% menjadi 4.300,46, dan Nasdaq Composite turun 2,14% menjadi 14.255,49.

Selasa Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Terkoreksi | Equityworld Futures

Saham Apple, Microsoft, Amazon dan Alphabet, empat perusahaan paling berharga di pasar saham AS, masing-masing turun lebih dari 2%.

Facebook, perusahaan kelima yang paling berharga, merosot hampir 5% setelah aplikasi dan platform berbagi foto Instagram turun untuk ribuan pengguna, menurut situs pelacakan pemadaman Downdetector.com.

"Untuk Big Tech, ini adalah hal jangka pendek hingga menengah, bagian dari proses koreksi. Suku bunga jelas terlalu rendah, sebagian besar karena kebijakan bank sentral, dan sekarang karena investor mengantisipasi kebijakan tersebut dicakar kembali, suku bunga diturunkan. bergerak lebih dekat ke nilai sebenarnya," kata Jack Ablin, Chief Investment Officer di Cresset Wealth Advisors di Palm Beach, Florida.

Imbal hasil US Treasury naik karena investor khawatir tentang kurangnya perbaikan plafon utang di Kongres AS dan menantikan rilis data ketenagakerjaan September minggu ini, yang dapat membuka jalan bagi pengurangan pembelian aset Federal Reserve.

Presiden Joe Biden mengatakan dia tidak dapat menjamin pemerintah tidak akan melanggar batas utang US$28,4 triliun kecuali Partai Republik bergabung dengan Demokrat dalam pemungutan suara untuk menaikkannya, karena Amerika Serikat menghadapi risiko gagal bayar bersejarah hanya dalam dua minggu.

Data terbaru menunjukkan peningkatan belanja konsumen, aktivitas pabrik yang dipercepat dan pertumbuhan inflasi yang meningkat telah memicu taruhan bahwa Federal Reserve dapat mulai memperketat kebijakan moneter akomodatifnya lebih cepat dari yang diharapkan.

Asal tahu, Wall Street terpukul pada bulan September, dilanda kekhawatiran termasuk nasib tagihan belanja infrastruktur besar-besaran dan kasus utang pengembang China Evergrande Group.

Penutupan S&P 500 dan Nasdaq adalah yang terendah sejak Juli. Indeks S&P 500 kini telah jatuh sekitar 5% dari rekor penutupan tertinggi pada 2 September.

Namun, lebih dari setengah saham S&P 500 telah turun 10% atau lebih dari level tertinggi 52 minggu, termasuk 71 saham yang turun lebih dari 20%.

Senin, 04 Oktober 2021

Equityworld Futures | Senin Pagi, Mayoritas Saham Asia Pasifik Dibuka Menguat

Equityworld Futures | Mayoritas saham di kawasan Asia-Pasifik naik pada perdagangan Senin pagi setelah Merck mengumumkan pengobatan antivirus oral Covid baru yang mengurangi risiko rawat inap atau kematian.

Di Jepang, Nikkei 225 naik 0,65% sedangkan indeks Topix naik 0,78%.

Kebangkitan Harga Emas Sudah di Depan Mata...? | Equityworld Futures

Saham Australia melonjak, dengan S&P/ASX 200 naik 1,34%.

Indeks MSCI dari saham Asia Pasifik di luar Jepang diperdagangkan 0,4% lebih tinggi.

Pasar di China ditutup untuk sebagian besar minggu ini untuk liburan dan akan dibuka kembali pada hari Jumat.

Pasar Korea Selatan juga ditutup pada hari Senin untuk liburan.

Merck dan Ridgeback Biotherapeutics hari Jumat mengumumkan bahwa mereka telah mengembangkan obat yang mengurangi risiko rawat inap atau kematian sekitar 50% pada pasien Covid. Jika disahkan oleh badan pengawas, obat tersebut bisa menjadi obat antivirus oral pertama untuk Covid.

Perusahaan berencana untuk mencari otorisasi darurat untuk pengobatan antivirus Covid setelah obat tersebut menunjukkan “hasil yang meyakinkan” dalam uji klinis.

Mata Uang dan Minyak

Indeks dolar AS, yang melacak greenback terhadap sekeranjang rekan-rekannya, berada di 93,948 setelah penurunan baru-baru ini dari di atas 94,4.

Yen Jepang diperdagangkan pada 110,96 per dolar, lebih kuat dari level di sekitar 112 yang terlihat terhadap greenback minggu lalu. Dolar Australia berpindah tangan pada $0,7279 menyusul pemantulan akhir pekan lalu dari sekitar $0,72.

Harga minyak lebih rendah di pagi hari jam perdagangan Asia, dengan patokan internasional minyak mentah berjangka Brent turun 0,19% menjadi $79,13 per barel. Minyak mentah berjangka AS turun 0,26% menjadi $75,68 per barel.

Jumat, 01 Oktober 2021

PT Equity World | Waspada, Ada 'Racun' yang Bakal Buat Harga Emas Pingsan!

PT Equity World | Harga emas dunia naik tajam pada perdagangan kemarin. Namun pagi ini, harga langsung turun lagi meski tipis saja.

Kemarin, harga emas dunia di pasar spot ditutup US$ 1.757,44/troy ons. Melonjak 1,82% dibandingkan hari sebelumnya.

Wall Street tergelincir, S&P 500 catatkan kinerja bulanan terburuk sejak pandemi | PT Equity World

Lalu pada Jumat (1/10/2021) pukul 05:22 WB, harga berada d US$ 1.755,36/troy ons. Turun tipis 0,12%.

Harga sang logam mulia naik tajam merespons data ketenagakerjaan terbaru di Amerika Serikat (AS). Pada pekan yang berakhir 25 September 2021, klaim tunjangan pengangguran bertambah 11.000 dari minggu sebelumnya menjadi 362.000. Tidak sesuai dengan ekspektasi pasar, di mana konsensus pasar yang dihimpun Reuters memperkirakan jumlahnya turun menjadi 335.000.

Data ini menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja sepertinya belum pulih betul dari dampak pandemi virus corona (Coronavirus Disease-2019/Covid-19). Sepanjang jalan menuju penciptaan lapangan kerja maksimal (maximum unemployment) belum terlihat, maka bank sentral AS The Federal Reserve/The Fed mungkin saja tetap mempertahankan kebijakan moneter akomodatif.

"Ada ketidakpastian soal kapan The Fed akan melakukan tapering (pengurangan pembelian surat berharga). Seperti diketahui, The Fed ingin pasar tenaga kerja yang kuat sebelum mengumumkan tapering," kata Robin Bhar, seorang konsultan independen, seperti dikutip dari Reuters.

Selain itu, lanjut Bhar, emas juga kembali menjadi aset yang diburu pelaku pasar karena investor ingin melakukan lindung nilai (hedging) atas risiko percepatan laju inflasi di Negeri Paman Sam.

Akan tetapi, kenaikan harga emas kemarin dinilai hanya riak kecil di tengah samudera koreksi harga emas. Ya, sepertinya masa depan harga emas masih suram, risiko penurunan sangat besar.

Sebab meski klaim tunjangan pengangguran naik, tetapi rasanya cuma fenomena musiman. Klaim meningkat karena Negara Bagian California mengalihkan penerima Pandemic Emergency Unemployment Compensation (PEUC) yang berakhir pada 4 September 2021 ke Federal State Extended Duration.

Tunjangan ini adalah tambahan dari yang diberikan pemerintah, penerima akan mendapatkan tambahan bernilai satu minggu bantuan. Alhasil, banyak yang mengklaim tunjangan tersebut sehingga terjadi distorsi.

"Jadi rasanya peningkatan klaim tunjangan pengangguran secara nasional tidak terlalu mengkhawatirkan. Itu hanya disebabkan oleh kejadian di California, ujar Ryan Sweet, Ekonom Senior Moody's Analytics, sebagaimana diwartakan Reuters.

Oleh karena itu, pasar tetap meyakini bahwa The Fed akan memulai tapering pada November 2021 alias bulan depan. Tidak lama lagi, pasokan dolar AS akan berkurang, tidak akan semelimpah sekarang, karena The Fed mengurangi 'dosis' pembelian aset. Hasilnya, nilai tukar dolar AS sepertinya bakal menguat.

"Keperkasaan dolar AS yang diiringi oleh kenaikan yield (imbal hasil) oblgasi adalah racun bagi emas. Dalam waktu dekat, ada risiko harga akan turun mungkin sampai ke US$ 1.700/troy ons," sebut riset Commerzbank.