The yen traded 0.5 percent from a
seven-year low amid speculation Japanese Prime Minister Shinzo Abe will
call a general election to shore up support and postpone a planned
sales-tax increase.
The yen reached 116.10 per dollar this week,
the least since October 2007, after a ruling Liberal Democratic Party
lawmaker said preparations for a snap election have begun. It rebounded
yesterday after Finance Minister Taro Aso downplayed the possibility of a
delay in raising the levy. The euro held a loss before German data
forecast to confirm consumer prices fell last month. The Aussie traded
near the highest in a week before Chinese data on retail sales and
industrial production.
The yen traded at 115.50 per dollar as of
9:21 a.m. in Tokyo from 115.49 yesterday, when it rose 0.3 percent. It
was little changed at 143.66 per euro. The shared currency was at
$1.2434, after declining 0.3 percent in New York.
Australia™s dollar traded at 87.16 U.S. cents from 87.19 yesterday, when it touched 87.45, the most since Nov. 5.
Japan™s
currency has tumbled 5.5 percent against the dollar since Oct. 30, the
most among its developed-market peers, after policy makers surprised
investors at the end of last month with further currency-depreciating
stimulus from the Bank of Japan and pension reforms that allow more
money to flow abroad and into domestic stocks. Japan™s Nikkei 225 Stock
Average has surged 9.2 percent, and closed above 17,000 this week for
the first time in seven years.
Source : Bloomberg
Tampilkan postingan dengan label bisnis-online. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label bisnis-online. Tampilkan semua postingan
Kamis, 13 November 2014
Gold Investor Exit Shakes Off Boredom With Higher Volatility
The
rout that sent gold prices to a four-year low is also shaking boredom
out of the market, with a rebound in volatility that™s giving some
investors more reason to sell.
The
metal™s 30-day volatility is close to the highest since January,
according to data compiled by Bloomberg. The measure in October touched
the lowest since 2010, with investors ignoring gold in favor of equities
for most of the year.
Gains
for the U.S. labor market lured the bears back. The metal erased its
2014 advance just before the Federal Reserve said it would stop buying
bonds. The declines accelerated as the dollar climbed to a five-year
high against a basket of 10 currencies and tumbling energy costs
signaled tame inflation. In the week ended Nov. 4, hedge funds cut
net-bullish gold bets by the most this year, and short holdings rose for
the first time in a month, the most-recent U.S. government data show.
Gold
futures for delivery in December fell 0.3 percent to settle at
$1,159.10 an ounce at 1:40 p.m. on the Comex in New York. Earlier, the
price climbed as much as 0.6 percent. On Nov. 7, the metal touched
$1,130.40, the lowest for a most-active contract since April 2010.
Source : Bloomberg
Senin, 10 November 2014
Emas Melemah Pasca Gain Terbesar Di Bulan Juni Setelah Aset SPDR Turun
Emas turun
dari level tertinggi dalam seminggu terkait ekspektasi bahwa biaya
pinjaman AS akan naik, dan aset dalam bursa ETP berbasis logam terbesar
memperpanjang penurunan. Perak dan platinum turun.
Emas untuk pengiriman segera turun 0,7%
menjadi $ 1,170.09 per ons, dan berada di $ 1,170.91 pada pukul 8:01
pagi di Singapura, menurut Bloomberg generic pricing. Pada
tanggal 7 November, emas melonjak ke level $ 1,178.82, reli dari level
terendah dalam lebih dari empat tahun di level $ 1,132.16, setelah data
pekerjaan AS membuntuti perkiraan, menekan dolar.
Bullion menghentikan penurunan dalam dua
minggu pada pekan lalu setelah membukukan kenaikan 3,2% pada 7 November
yang merupakan kenaikan satu hari terbesar sejak bulan Juni yang lalu.
Harga logam kuning naik bahkan ketika kepemilikan di SPDR Gold Trust
turun untuk hari keempat setidaknya sejak September 2008. Pengusaha di
AS menambah 214.000 pekerja pada bulan Oktober, meleset dari gain yang
diharapkan oleh para ekonom sebanyak 235.000 dan mengirimkan Indeks
Bloomberg Dollar Spot turun dari tertinggi lima tahun.
Emas untuk pengiriman Desember naik 0,1%
menjadi $ 1,171.40 per ons di bursa Comex New York setelah harga
teraktif naik ke level $ 1179 pada 7 November, yang merupakan level
tertinggi sejak 31 Oktober. Posisi net-long
dan opsi di New York berjangka turun 36% setelah spekulasi terkait
harga yang lebih tinggi turun 12%, terbesar sejak Desember 2012, data
pemerintah AS menunjukkan.
Perak untuk pengiriman segera turun 0,4%
menjadi $ 15,7254 per ons setelah naik 2,4% pada 7 November, yang
terbesar dalam sebulan.(frk)
Sumber : Bloomberg
Aussie Menguat Setelah Data Ekonomi China; Dollar Memperpanjang Penurunan
Dolar Australia menguat setelah data menunjukkan ekspor China naik lebih dari yang diharapkan, mitra dagang terbesar Australia. Greenback memperpanjang penurunan setelah pertumbuhan pekerjaan bulan Oktober lebih lemah dari perkiraan.
Mata uang AS turun menuju penurunan
harian kedua terhadap yen, setelah mencapai level tertinggi dalam tujuh
tahun pada minggu lalu karena Gubernur Bank of Japan, Haruhiko
Kuroda mengatakan tidak ada batasan untuk langkah-langkah pelonggaran
bank yang dapat mengatasi deflasi. Selandia Baru, kiwi dolar juga naik
akibat laporan China meningkatkan prospek untuk ekonomi terbesar di
kawasan Asia-Pasifik.
Mata uang Australia naik 0,1% menjadi
86,44 sen AS pada pukul 09:03 pagi di Tokyo dari 7 November. Dolar turun
0,1% menjadi 114,47 yen, setelah naik dalam minggu ketiga ke 114,60 dan
menyentuh level 115,59 pada 7 November, level tertinggi sejak November
2007.
Greenback melemah 0,1% menjadi $ 1,2464 terhadap euro. Mata uang 18-negara berada di level 142,63 yen dari 142,73 yen.
Dolar Selandia Baru naik 0,1% menjadi 77,64 sen AS.
Surplus perdagangan China diperluas
menjadi $ 45.4 miliar pada bulan Oktober, melampaui estimasi rata-rata
untuk surplus sebesar $ 42 miliar antara ekonom yang disurvei oleh Bloomberg News.
Harga konsumen China diprediksi naik
1,6% pada bulan Oktober dari tahun sebelumnya, laju yang sama dengan
bulan sebelumnya, menurut survei ekonom terpisah sebelum biro statistik
merilis data hari ini.(frk)
Sumber : Bloomberg
Kamis, 06 November 2014
China Factory Gauge Rises as Global Recovery Buoys Manufacturing
A
gauge of China’s manufacturing rose last month as a global recovery
helps the nation’s factories, underpinning an economy weighed by a
property slump.
The
Purchasing Managers’ Index from HSBC Holdings Plc and Markit Economics
for October was at 50.4, unchanged from the preliminary figure and up
from September’s final reading of 50.2. Numbers above 50 indicate
expansion.
Demand
from the U.S. is supporting manufacturing in China. Even still, the
world’s second-largest economy is headed for the slowest full-year
expansion since 1990, based on the median estimate of economists
surveyed by Bloomberg.
Average
input costs and prices charged both declined at the fastest rates since
March, the report showed, suggesting factory-gate deflation is
deepening. Higher new-export business was attributed to stronger demand
from customers across a number of key export markets, it said.
Source: Bloomberg
European Stocks Rebound From Two-Day Slide as M&S, Natixis Rally
European stocks rose for the first time in
three days as companies from Marks & Spencer Group Plc to Natixis
SA posted better-than-estimated earnings.
The Stoxx Europe 600 Index climbed 1.7 percent to 336.36 at the close of trading as all the industry groups on the gauge climbed. The measure had lost 1.8 percent in the past two days as some earnings missed projections and the European Commission cut growth forecasts for the region.
Profit for Stoxx 600 companies may increase 7.2 percent this year, analysts predict. That™s down from 8.3 percent growth forecast just a month ago. The gauge trades at 15.2 times its members™ projected earnings, 21 percent above its five-year average valuation, data compiled by Bloomberg show.
A private report based on October payrolls showed American companies hired the highest number of workers since June. The ADP Research Institute™s data precedes the Labor Department™s employment report on Nov. 7.
Source : Bloomberg
The Stoxx Europe 600 Index climbed 1.7 percent to 336.36 at the close of trading as all the industry groups on the gauge climbed. The measure had lost 1.8 percent in the past two days as some earnings missed projections and the European Commission cut growth forecasts for the region.
Profit for Stoxx 600 companies may increase 7.2 percent this year, analysts predict. That™s down from 8.3 percent growth forecast just a month ago. The gauge trades at 15.2 times its members™ projected earnings, 21 percent above its five-year average valuation, data compiled by Bloomberg show.
A private report based on October payrolls showed American companies hired the highest number of workers since June. The ADP Research Institute™s data precedes the Labor Department™s employment report on Nov. 7.
Source : Bloomberg
Senin, 03 November 2014
Yen Melemah Terkait Stimulus Moneter BOJ
Yen merosot ke level terendah dalam hampir tujuh tahun terhadap dolar setelah Bank of Japan secara tak terduga meningkat stimulus moneter yang cenderung mendevaluasi mata uang.
Mata uang Jepang tersebut turun sebanyak
3%, terbesar sejak bank sentral pertama kali memperluas stimulus pada
bulan April 2013. Di akhir minggu di mana Federal Reserve
mengambil jalur yang berlawanan dan menyimpulkan pembelian aset, indeks
dolar terhadap sebagian besar rekan-rekan naik ke tertinggi empat tahun.
Euro turun ke level terendah dua tahun. Kenaikan suku bunga di Rusia
tidak bisa menghentikan penurunan lain oleh rubel. Penurunan yang nyata.
Yen turun 2,9% menjadi 112,32 per dolar
pada pukul 17:00 sore waktu New York setelah terdepresiasi ke level
112,48, level terlemah sejak Desember 2007. Mata uang Jepang tergelincir
2,1% menjadi 140,68 per euro setelah turun 2,2%, terbesar sejak 16
April 2013. Mata uang bersama turun 0,7% menjadi $ 1,2525 dan menyentuh $
1,2486, terendah sejak Agustus 2012.
Indeks Bloomberg Dollar Spot, yang
melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama, naik 1% menjadi 1,080.84
setelah naik ke 1,082.92, tertinggi dalam penutupan sejak Juni 2010.
Indeks tersebut naik 0,9% pada bulan Oktober, kenaikan bulanan keempat
beruntun, yang stretch terpanjang sejak periode sampai 29 Maret
2013.(frk)
Sumber : Bloomberg
Emas & Perak Turun ke Level Terendah Sejak 2010 Terkait Penguatan Dolar
Emas dan perak merosot ke level terendah sejak 2010 karena dolar menguat setelah Bank of Japan secara tak terduga meningkatkan stimulus dan Federal Reserve mengakhiri pembelian aset minggu ini.
The Fed menimbang waktu kenaikan suku bunga akibat bank sentral lainnya menambah stimulus untuk meningkatkan perekonomian mereka. Bank of Japan hari ini menaikkan target tahunan untuk memperbesar basis
moneter sampai 80 triliun yen ($ 723 miliar), naik 60-70 triliun,
mengirimkan yen ke posisi terendah enam tahun terhadap dolar. Emas
kemarin menghapus kenaikan tahunan setelah produk domestik bruto (PDB)
Amerika Serikat mengalahkan perkiraan.
Emas
berjangka untuk pengiriman Desember turun 2,3% menjadi $ 1,1171.60 per
ons pada pukul 1:50 siang di bursa Comex New York, setelah menyentuh
level $ 1,160.50, level terendah untuk kontrak teraktif sejak Juli 2010.
Perak berjangka untuk pengiriman di bulan yang sama turun sebanyak 4,8%
menjadi $ 15,635, terendah sejak Februari 2010.
Emas
turun 4,9% dalam minggu ini, penurunan terbesar sejak September 2013.
Logam kuning juga turun 3,3 persen pada bulan Oktober untuk mencatatkan
kerugian bulanan beruntun untuk pertama kalinya dalam tahun ini. Harga
emas telah kehilangan 2,6% pada tahun 2014 ini.(frk)
Sumber : Bloomberg
Jumat, 31 Oktober 2014
Emas Bersiap Menuju Penurunan Dalam 2-Bulan Terakhir
Emas
bersiap menuju penurunan bulanan untuk pertama kalinya secara
berturut-turut pada tahun 2014 pasca menghapus gain untuk tahun ini
terkait Federal Reserve mengakhiri program pembelian obligasi di tengah
tanda-tanda pemuluhan perekonomian AS, memangkas permintaan emas.
Bullion
untuk pengiriman segera diperdagangkan di level $ 1,200.67 per ounce
pada pukul 8:46 pagi di Singapura dari level $ 1,198.85 kemarin, menurut
harga Bloomberg. Logam kemarin turun ke level $ 1,196.07, merupakan
level terendah sejak 6 Oktober lalu, sementara produk domestik bruto AS
mengalahkan perkiraan pada kuartal ketiga dan China menyelidiki kenaikan
ekspor logam mulia. Sementara obligasi dalam produk yang diperdagangkan
di bursa terbesar turun ke level terendah dalam enam tahun terakhir.
Emas
di perdagangkan sebesar 0,6 persen lebih rendah pada bulan Oktober ini
pasca turun sebesar 6,2 persen bulan lalu, dan logam kemarin menghapus
kenaikan tahun ini terkait Indeks Bloomberg Dollar Spot naik ke level
tertinggi dalam tiga pekan terakhir. Pejabat The Fed pekan ini akan
mengatakan pasar kerja telah membaik sehingga memutuskan untuk
mengakhiri pembelian obligasi, dengan tetap mempertahankan komitmen
untuk mempertahankan suku bunga rendah untuk waktu yang cukup. Sementara
Bank sentral telah mempertahankan suku bunga utamanya pada nol hingga
0,25 persen sejak tahun 2008 silam. (vck)
Sumber: Bloomberg
Laporan Dana Pensiun Jepang Tekan Yen Mendekati Level 6 Tahun Terendah
Yen
ditransaksikan mendekati level terendahnya dalam enam tahun terakhir
terhadap dolar pasca sebuah laporan dari dana pensiun terbesar di dunia
akan meningkatkan kepemilikan surat berharga di luar Jepang.
Dana
Investasi Pensiun Jepang (GPIF) akan meningkatkan kepemilikan saham
asing sampai 40 persen dari 23 persen dengan total investasi mencapai
$1.2 triliun, kata koran Nikkei. Itu lebih tinggi dari perkiraan sebesar
29 persen dalam survei Bloomberg terhadap analis. Dolar menyentuh level
tertingginya dalam tiga pekan terakhir terhadap mata uang utama kemarin
karena ekonomi AS berkembang lebih dari perkiraan pada kuartal ketiga.
Yen
stagnan pada level 109,18 per dolar AS pukul 8:57 pagi di Tokyo dari
kemarin, turun ke 109,47 yen di New York, 0,6 persen dari terendah dalam
enam tahun terakhir dari level 110,09 yang dicapai pada 1 Oktober lalu.
Yen ditransaksikan pada level 137,71 per euro.
Dollar
berada di level $1,2609 per euro pasca menguat menguat ke level $1,2548
di New York, level terkuat sejak 6 Oktober lalu. Indeks Spot Dolar
Bloomberg, yang melacak dolar terhadap 10 mata uang utama, mendatar pada
level 1,070.52. Dolar naik meningkat tajam sampai ke level 1,073.85
kemarin, tertinggi sejak 6 Oktober lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg
Kamis, 30 Oktober 2014
Emas Mendekati Level 3 Pekan Terendah Pasca The Fed Optimis Terhadap Ekonomi AS
Emas
tertahan di dekat level tiga pekan terendahnya pada hari Kamis pagi
pasca Federal Reserve AS mengakhiri program stimulus pembelian obligasi
dan mengungkapkan keyakinannya dalam pemulihan ekonomi, meredupkan daya
tarik emas sebagai safe haven.
Spot
emas stagnan pada level $1,212.60 per ons pukul 07:31 di Singapura. Di
sesi sebelumnya, emas jatuh ke level $1,208.26 - terendah sejak 8
Oktober lalu, sebelum ditutup turun sebesar 1,3 persen.
Emas berjangka AS anjlok sekitar sebesar 1 persen ke level $1,212.80 pada hari Kamis, mengikuti penurunan di spot emas.
The
Fed pada Rabu mengakhiri program pembelian obligasi bulanannya dan
menjatuhkan karakterisasi pelemahan pasar tenaga kerja AS seiring secara
"signifikan" menunjukkan peningkatan kepercayaan prospek perekonomian.
Dalam
sebuah pernyataan pasca pertemuan dua hari, sebagian besar bank sentral
menolak volatilitas pasar keuangan baru-baru ini, peredupan pertumbuhan
ekonomi di Eropa dan prospek inflasi yang lemah seiring tidak mungkin
untuk melemahkan kemajuan menuju tujuan pengangguran dan inflasi.
Emas,
sering dianggap sebagai alternatif investasi saat ketidakpastian
ekonomi dan keuangan, jatuh di tengah kekhawatiran bahwa mosi percaya
dalam pemulihan bisa mendorong The Fed untuk menaikkan suku bunga
segera. Bullion, sebagai aset non-berbunga, bisa menerima pukulan ketika
suku bunga naik di AS. (izr)
Sumber: Reuters
Persediaan Minyak AS Meningkat Akibatkan WTI Turun Dari Level Tertinggi
West
Texas Intermediate turun dari level tertinggi lebih dari sepekan
terakhir pasca sebuah laporan pemerintah menunjukkan persediaan minyak
mentah meningkat di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak
berjangka turun sebesar 0,3 persen di New York pasca kemarin naik ke
level tertinggi sejak 21 Oktober lalu. Stok minyak mentah naik 2,06 juta
per barel pekan lalu, merupakan kenaikan yang paling tinggi dalam
hampir empat bulan terakhir, Administrasi Informasi Energi mengatakan
kemarin. Sementara pasokan minyak dan permintaan akan kembali stabil dan
anggota Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) tidak melancarkan
perang harga, menurut kelompok sekretaris jenderal Abdalla El-Badri,
mengatakan pada konferensi Minyak & Uang di London kemarin.
WTI
untuk pengiriman Desember turun sebesar 31 sen ke level $ 81,89 per
barel pada perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, dan
berada di level $ 81,90 pukul 9:02 pagi di Seoul. Kontrak tersebut naik
78 sen ke level $ 82,20 kemarin. Volume semua berjangka yang
diperdagangkan sekitar 55 persen di bawah RSI 100-hari. Sementara harga
turun 17 persen tahun ini.
Brent
untuk pengiriman Desember turun 24 sen, atau 0,3 persen, ke level $
86,88 per barel di ICE Futures Europe exchange yang berbasis di London.
Kontrak tersebut naik 1,3 persen kemarin. Sementara minyak mentah acuan
Eropa diperdagangkan lebih tinggi sebesar $ 4,99 di bandingkan WTI.
(vck)
Sumber: Bloomberg
Rabu, 29 Oktober 2014
Dolar Gelar Penurunan untuk Hari Ketiga Jelang Keputusan Suku Bunga The Fed
Dolar gelar penurunan selama tiga hari terakhir seiring ketidak meratanya pemulihan perekonomian AS karena pelaku pasar menyesuaikan proyeksi mereka mengenai suku bunga acuan tahun depan sebelum The Fed menetapkan kebijakannya hari ini.
Mata
uang AS mendekati level satu pekan terendahnya terhadap sekeranjang
mata uang utama pasca rilis data kemarin menunjukkan pesanan barang
tahan lama tiba-tiba menurun. The Fed mengatakan pada September lalu
bahwa mereka akan menyimpulkan mengenai kebijakan pelonggaran
kuantitatif (QE) bulan ini jika ekonomi terus membaik. Pedagang telah
mendorong kembali spekulasi terkait kapan Federal Open Market Committee (FOMC) akan menaikkan suku bunga acuannya.
Dolar
turun ke level $1,2738 per euro pada pukul 9:05 pagi waktu Tokyo dari
level $1,2734 di New York, pasca melemah sebesar 0,7 persen dalam tiga
hari sebelumnya. Dolar mendatar pada level 108,15 yen. Mata uang Jepang
ditransaksikan pada level 137,75 per euro dari 137,73 per euro.
IndeksSpot
Dolar Bloomberg, yang melacak mata uang terhadap 10 mata uang utama,
stagnan pada level 1,063.17 pasca menyentuh level 1,062.65 kemarin,
terendah sejak 21 Oktober lalu.
Pemesanan
barang yang dimaksudkan untuk terakhir setidaknya dalam tiga tahun
terakhir turun sebesar 1,3 persen setelah jatuh sebesar 18,3 persen pada
Agustus lalu, sebuah laporan Departemen Perdagangan menunjukkan kemarin
di Washington.
Indeks
dolar Bloomberg menuju penurunan sebesar 0,7 persen pada Oktober,
penurunan bulan pertama sejak Juni lalu, karena para pedagang memangkas
spekulasi sebelumnya mengenai suku bunga The Fed. Kemungkinan suku bunga
akan naik pada bulan Oktober 2015 mendatang sebesar 50 persen, dari 85
persen pada 30September lalu. Para pembuat kebijakan telah
mempertahankan suku bunga utama mereka pada nol hingga 0,25 persen sejak
Desember 2008 lalu. (izr)
Sumber: Bloomberg
Pasokan Bahan Bakar AS Menyusut Akibatkan WTI Dekati Level 1-Pekan Tertinggi
West
Texas Intermediate diperdagangkan mendekati harga tertinggi hampir satu
pekan terakahir jelang laporan yang mungkin menunjukkan persediaan
bahan bakar kendaraan bermotor menyusut ke level terendah dalam dua
tahun terakhir di AS, sebagai konsumen minyak terbesar di dunia.
Kontrak
berjangka stagnan di New York, pasca menguat untuk pertama kalinya
dalam tiga hari terakhir kemarin. Stok bensin AS kemungkinan turun
900.000 barel ke level 203.500.000 pekan lalu, menurut survei Bloomberg
News jelang data dari Administrasi Informasi Energi hari ini. Sementara
persediaan turun sebesar 3,7 juta barel, American Petroleum Institute
melaporkan kemarin, menurut pernyataan Live Squawk di Twitter.
WTI
untuk pengiriman Desember berada di level $ 81,55 per barel pada
perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange, sehingga naik 13
sen, pukul 9:08 pagi di Seoul. Kontrak naik 42 sen ke level $ 81,42
kemarin. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sekitar 68 persen di
bawah RSI 100-hari. Sementara harga WTI turun 17 persen di tahun ini.
Brent
untuk pengiriman Desember naik 6 sen ke level $ 86,09 per barel di ICE
Futures Europe exchange yang berbasis di London. Sementara minyak mentah
acuan Eropa lebih tinggi sebesar $ 4,56 dibandingkan WTI. (vck)
Sumber: Bloomberg
Selasa, 28 Oktober 2014
Emas Turun; Kepemilikan dalam ETP Perpanjang Penurunan ke Level Terendah 5 Thn
Emas
berjangka turun untuk ketiga kalinya dalam empat sesi akibat
kepemilikan dalam ETP yang berbasis logam turun ke level terendah dalam
lebih dari lima tahun.
Pekan
lalu, aset di ETPS global turun 0,8% menjadi 1,654.2 metrik ton,
terendah sejak September 2009. 30-hari volatilitas historis logam telah
naik dalam satu bulan terakhir karena investor mengikuti data ekonomi
untuk memprediksi seberapa cepat Federal Reserve akan mulai menaikkan
biaya pinjaman. Para pembuat kebijakan akan memulai pertemuan dua hari
besok.
Emas
berjangka merosot 8,4% pada kuartal ketiga, menyentuh level termurah
dalam tahun ini pada 6 Oktober lalu, akibat ekuitas AS melonjak ke rekor
di tengah tanda-tanda pemulihan mulai menguat. Harga mengalami rebound sebanyak
6,1 dari level terendah setelah The Fed mengutip perlambatan ekonomi
asing sebagai risiko bagi AS. Hal tersebut membuat beberapa investor
untuk mendorong kembali perkiraan untuk kenaikan suku bunga.
Di
bursa Comex, emas berjangka untuk pengiriman Desember turun 0,2% untuk
menetap di $ 1,229.30 per ons pada pukul 1:36 siang di New York.
Perdagangan adalah 37% di bawah rata-rata 100-hari, data yang
dikumpulkan oleh Bloomberg menunjukkan.(frk)
Sumber : Bloomberg
Jumat, 24 Oktober 2014
Yen Meningkat untuk Pertama Kali dalam 7 Hari Terkait Laporan Ebola New York
Yen
menguat untuk pertama kalinya dalam tujuh hari terakhir terhadap dolar
pasca sebuah laporan media bahwa seorang pasien di New York City
dinyatakan positif Ebola, mendorong permintaan untuk aset haven.
Mata
uang Jepang menguat setidaknya 0,2 persen terhadap 16 mata uang utama
pasca New York Times mengatakan tes lebih lanjut akan dilakukan untuk
mengkonfirmasi temuan awal kasus ebola tanpa mengatakan di mana ia
mendapat informasinya. Obligasi AS naik, sementara indeks berjangka
Standard & Poor 500 melanjutkan penurunannya.
Yen
menguat sebesar 0,3 persen ke level 108 per dolar pukul 10:03 pagi di
Tokyo pasca merosot ke level 108,35 kemarin, level terendah sejak 8
Oktober. Yen menguat sebesar 0,2 persen ke level 136,71 per euro. Dolar
stagnan pada level $ 1,2657 per euro. (izr)
Sumber: Bloomberg
Emas Menuju Penurunan Mingguan Seiring Menurunnya Permintaan Haven
Emas
menuju penurunan mingguan setelah 2 hari menurun seiring rilis data
ekonomi AS memperkuat alasan untuk pemulihan, membatasi permintaan
haven. Sementara palladium naik, menetepkan untuk kenaikan mingguan.
Bullion untuk
pengiriman segera diperdagangkan pada level $ 1,231.71 per ons pukul
8:37 pagi waktu Singapura dari level $ 1,231.84 kemarin, menurut harga
dari Bloomberg. Bullion menguat sebesar 0,5 persen pekan ini setelah
melemah ke level $ 1,226.43 kemarin, level terendahnya sejak 15 Oktober
lalu. Penurunan bullion hari ini pada hari ketiga akan memperpanjang
penurunan bulan ini.
Dalam 4 pekan
rata-rata klaim pengangguran AS turun ke level terendahnya sejak Mei
2000 silam, sedangkan Indeks Consumer Comfort Bloomberg pada kondisi
ekonomi naik pekan lalu, rilis data menunjukkan kemarin, dolar menguat.
Aset di SPDR Gold Trust, produk yang diperdagangkan di bursa emas yang
didukung terbesar, turun ke level terendahnya sejak November 2008.
Aset di SPDR Gold
Trust turun menjadi 749,87 metrik ton pada 22 Oktober lalui, level
terendahnya sejak November 2008 silam, menurut rilis data yang disurvei
oleh Bloomberg. Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang melacak mata uang
terhadap 10 mata uang utama, menguat sebesar 0,6 persen pekan ini. (knc)
Sumber : Bloomberg
Kamis, 23 Oktober 2014
Emas Stabil diatas Level $1,240
Emas
stabil di atas $ 1.240 per ons pada Kamis pasca melemah semalam terkait
penguatan dolar, namun kenaikan cukup berhati-hati menjelang rilis
sejumlah data ekonomi global dan pada arus keluar dana bullion lebih
lanjut.
Spot
emas sedikit berubah pada level $1,241.60 per ons pukul 07:45 di
Singapura, pasca merosot sebesar 0,7 persen pada sesi sebelumnya. Emas
mengalami penurunan dari level beru tertingginya dalam enam pekan
terakhir pada level $1,255.20 yang di capai pada awal pekan ini.
Dolar tertahan mendekati level satu pekan tertingginya terhadap sekeranjang mata uang utama yang dicapai pada hari Rabu kemarin.
Harga
konsumen AS naik sedikit pada bulan September, mengambarkan laju
inflasi melemah, memberikan banyak ruang bagi Federal Reserve untuk
mempertahankan suku bunga ultra rendahnya untuk sementara waktu.
Kepemilikan
emas di SPDR Gold Trust, turun 0,3 persen ke level 749,87 metrik ton
pada hari Rabu - terendah sejak akhir 2008 lalu. (izr)
Sumber: Reuters
Dolar Naik Ke Level Tertinggi Sepekan; Euro Melemah
Dolar
naik ke level tertinggi sepekan terhadap rekan-rekan utama dikarenankan
kenaikan tak terduga dalam biaya hidup di AS pada bulan September
sehingga mendorong kekuatan ekonomi terbesar di dunia ditengah
perlambatan pertumbuhan global.
Mata
uang AS menguat untuk hari kelima terhadap yen, secara beruntun di
lebih dari sebulan terakhir. Euro jatuh terhadap sebagian besar mata
uang utama karena investor menimbang outlook pertemuan kebijakan
pelonggaran tambahan dari European Central Bank (ECB). Pound tergelincir
terkait hasil rilisah terbaru dari Bank of England yang menunjukkan
para otoritas melihat resiko yang lebih besar di Inggris dari pelemahan
di zona euro. Won Korea Selatan mengalami penguatan.
Indeks Spot Dollar Bloomberg, yang mengukur mata uang terhadap sekumpulan 10 mata uang utama, naik 0,3% menjadi 1,067.67 pada 03:20 sore waktu New York. Menyentyh level 1,067.70, yang terkuat dalam sepekan terakhir.
Indeks
tersebut turun 1,4% dalam dua minggu terakhir karena para trader
mendorong kembali harapan mengenai kenaikan suku bunga AS akibat
kekhawatiran pertumbuhan ekonomi global mengalmi perlambatan.
Euro
turun 0,6% menjadi $ 1,2645 setelah sebelumnya naik sebanyak 0,2%.
Kemarin mengalami penurunan sebanyak 0,7%, merupakan yang tertajam sejak
14 Oktober. Mata uang region melemah 0,4% menjadi 135,56 ¥. Yen turun
0,2% menjadi 107,20 per dolar, membukukan penurunan lima hari untuk
pertama kalinya sejak 12 September.(yds)
Sumber: Bloomberg
Rabu, 22 Oktober 2014
Minyak mentah WTI Naik Untuk Hari Kedua
Minyak
mentah West Texas Intermediate (WTI) naik untuk hari kedua jelang
laporan yang mungkin menunjukkan persediaan bahan bakar bermotor
menyusut ke level 2 tahun terendahnya di AS, yang merupakan konsumen
minyak terbesar.
Kontrak berjangka yang
berakhir pada bulan Desember naik 0,5 % di New York. Persediaan bensin
kemungkinan turun 1,45 juta barel menjadi 204.200.000, menurut survei
Bloomberg News jelang rilis data Administrasi Informasi Energi hari ini.
Merupakan level terendahnya sejak November 2012 lalu. Persediaan turun
sebesar 500.000 barel sampai 17 Oktober kemarin, American Petroleum
Institute melaporkan kemarin, menurut Bain Energi.
Minyak mentah WTI
untuk pengiriman bulan Desember menguat 38 sen ke level $ 82,87 per
barel di perdagangan elektronik di New York Mercantile Exchange dan
berada di level $ 82,73 pukul 10:16 pagi waktu Sydney. Kontrak pada
bulan November yang berakhir kemarin setelah sebelumnya naik 10 sen ke
level $ 82,81. Volume semua berjangka yang diperdagangkan sebesar 57 %
di bawah rata-rata 100-hari. Bulan depan harga menurun 16 % tahun ini.
Minyak Brent untuk
pengiriman bulan Desember naik 82 sen, atau 1 % ke level $ 86,22 per
barel di London berbasis ICE Futures Europe exchange kemarin. Minyak
mentah acuan Eropa mengakhiri sesi dengan premi sebesar $ 3,73
dibandingkan minyak WTI pada bulan yang sama. (knc)
Sumber : Bloomberg
Langganan:
Postingan (Atom)