Senin, 14 Januari 2019

Equityworld Futures | Messi Ukir Rekor di La Liga dan Samai Pencapaian Ronaldo

Equityworld Futures | Messi Ukir Rekor di La Liga dan Samai Pencapaian Ronaldo

Equityworld Futures | Lionel Messi tak berhenti menorehkan rekor. Sumbangan satu gol ke gawang Eibar saat Barcelona menang 3-0 di ajang La Liga, Senin (14/1/2019) dinihari WIB membuat Messi masuk buku sejarah lagi.

Pada laga di Nou Camp tersebut, Messi mencetak gol kedua Barcelona. Sedangkan dua gol lainnya dilesakkan penyerang asal Uruguay Luis Suarez.

Sumbangan satu gol tersebut membuat Messi menjadi pemain pertama dalam sejarah La Liga Spanyol yang berhasil membuat 400 gol. Musim ini Messi membuat 17 gol di La Liga.

Yang luar biasa, Messi cuma butuh 435 pertandingan saja untuk menghasilkan 400 gol. Messi pun makin kokoh sebagai top skorer sepanjang masa di La Liga.

Selain itu, Messi juga mencatatkan diri sebagai pemain kedua yang bisa membuat 400 gol di lima liga top Eropa. Messi menyusul jejak Cristiano Ronaldo.

Bukan Tanpa Alasan Jantungmu Berdegup Kencang, Ini 10 Lho Penyebabnya! | Equityworld Futures

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equityworld Futures


Ronaldo sudah membuat 409 gol di tiga liga berbeda, Inggris, Spanyol dan Italia. Bedanya Ronaldo membutuhkan pertandingan lebih banyak yakni 507 laga.

Diantara 400 gol Messi di La Liga, gawang Sevilla menjadi yang paling banyak dibobol. Messi merobek gawang Sevilla 25 kali dari 24 pertandingan.

Equityworld Futures

Kamis, 10 Januari 2019

Equity World | Ini 24 Pemain Muda Indonesia Dikirim PSSI Menimba Ilmu di Inggris

Equity World | Ini 24 Pemain Muda Indonesia Dikirim PSSI Menimba Ilmu di Inggris

Equity World | PSSI membuat program terobosan dengan memberangkatkan 24 pemain U-16 Indonesia menimba ilmu di Inggris, 15 Januari mendatang. Program yang diberi nama Garuda Select ini akan berlangsung selama enam bulan.

Total 24 pemain ini terpilih merupakan hasil seleksi program Elite Pro Academy yang berlangsung pada akhir 2018.

Dari 24 pemain, 20 di antaranya merupakan jebolan Timnas Indonesia U-16 asuhan Fakhri Husaini. Sementara empat pemain lain memang merupakan nama baru yang tampil mengesankan saat seleksi, termasuk Braif Fatari, pemain asal Papua yang dilihat oleh Dennis Wise di Sumba.

“Ia adalah pemain yang melengkapi seleksi akademi ini. Ia memiliki potensi besar seperti yang lainnya. Ia adalah pemain yang mampu belajar dengan sangat cepat,” ujar Direktur Teknis Program Garuda Select, Dennis Wise.

Mengenai program ini, Dennis menjelaskan, 24 pemain yang mengikuti Garuda Select akan menjalani evaluasi pada Mei 2019 oleh tim pembimbing dan pembina. Peserta juga akan menjalani program latihan setiap harinya dan berkompetisi menghadapi klub profesional Inggris pada setiap akhir pekan.

Sekjen PSSI, Ratu Tisha Destria, pun ikut merasa senang dengan kesempatan yang bisa diraih oleh anak-anak U-16 Indonesia lewat kegiatan ini. Ratu Tisha melihat program ini menjadi sebuah kesempatan langka bagi anak-anak yang telah melewati Elite Pro Academy U-16 yang dijalankan PSSI.

PSSI melalui program Garuda Select juga mengirimkan empat pelatih untuk mengikuti pelatihan dan membantu anak-anak selama enam bulan di Inggris. Keempat pelatih itu adalah Bima Sakti, Ilham Romadona, Sofyan Hadi, dan I Gede Mahatma Dharma.

Awas, Ini 6 Pertanda Serangan Kanker Kelenjar Getah Bening. Termasuk Benjolan di Ketiak | Equity World

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World


Kiper

    Ahludz Dzikri Fikri (Persib)
    Risky Muhammad Sudirman (Persija)
    Ernando Ari Sutaryadi (Persebaya)

Bek

    Amiruddin Bagas Kaffa (Barito Putera)
    Kartika Vedhayanyo Putra (PPLP Jateng)
    Liba Valentino (Perseru Serui)
    Mochamad Yudha Febrian (Barito Putera)
    Muhammad Reza Fauzan
    Komang Teguh Trisnanda (Diklat Ragunan)
     Fadilah Nur Rahman (Diklat Ragunan)
    Vito Rendy Candra (Persebaya Surabaya)
    Muhammad Salman Alfarid (Diklat Ragunan)

Gelandang

    Brylian Negietha Dwiki Aldama (Persebaya Surabaya)
    Dagid Maulana (Barito Putera)
    Sandi Arta Samosir (PSMS Medan)
    Alif Jaelani (Barito Putera)
    Andre Oktaviansyah (PS Tira)
    Braif Fatari
    Mochammad Supriadi (Diklat Ragunan)
    Yadi Mulyadi (Persib Bandung)
    Muhammad Fajar Fathur Rachman (Persib Bandung)

Striker

    Amiruddin Bagus Kahfi Alfikri (Barito Putera)
    Sutan Diego Armandoondriano Zico (Persija Jakarta)
    Amanar Abdillah (Persib Bandung)

Equity World

Rabu, 09 Januari 2019

Equity World | Kriteria Striker Timnas Indonesia U-22 Versi Indra Sjafri

Equity World | Kriteria Striker Timnas Indonesia U-22 Versi Indra Sjafri

Equity World | Pelatih Timnas Indonesia U-22, Indra Sjafri, mengungkap kriteria utama striker yang dinginkannya. Dia mengaku menginginkan penyerang yang efisien dan tajam dalam penyelesaian akhir di kotak penalti.

Pada pemusatan latihan Timnas Indonesia U-22 di Senayan, Jakarta, Indra Sjafri memanggil empat pemain berposisi striker. Keempat striker itu adalah Marinus Wanewar, Beni Oktaviansyah, Dimas Drajad, dan Ezra Walian. Nama terakhir belum bergabung karena mengikuti pramusim bersama klubnya di Eropa.

Pelatih asal Sumatra Barat itu mengatakan dalam beberapa tahun terakhir Timnas Indonesia punya masalah dalam penyelesaian akhir. Problem tersebut menurutnya harus segera dicari solusinya.

"Evaluasi pertama saya untuk masalah itu adalah mendegradasi dua pemain yang sudah pernah saya tangani saat itu, yaitu Rafli (Mursalim) dan (Hanis) Saghara," ujar Indra Sjafri usai sesi latihan Timnas Indonesia U-22 di Lapangan ABC Senayan, Jakarta, Rabu (9/1/2019).

Pogba Bergabung, MU Pulangkan Rojo dari Dubai | Equity World

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World

"Mereka tidak masuk tim dulu saat ini dan saya berharap striker yang ada di sini bisa menjadi solusi untuk memperbaiki masalah tersebut," lanjutnya.

Timnas Indonesia U-22 menggelar pemusatan latihan untuk mempersiapkan diri menghadapi dua turnamen yang akan digelar dalam waktu dekat. Kedua turnamen itu adalah Piala AFF U-22 2019 yang digelar 17 Februari hinggaf 2 Maret 2019, dan Kualifikasi Piala AFC U-23 2020 yang digelar pada akhir Maret 2019.

Equity World

Selasa, 08 Januari 2019

Equity World | 'Kantong Kering' dan Hubungannya dengan Risiko Penyakit Jantung

Equity World | 'Kantong Kering' dan Hubungannya dengan Risiko Penyakit Jantung

Equity World | Siapa sangka kalau ternyata kondisi ekonomi seseorang saat masih muda ternyata bisa berhubungan dengan risiko sakit jantung dan kematian dini kelak. Hal tersebut ditemukan oleh studi terbaru yang dilakukan oleh para peneliti di Amerika.

Pemimpin studi Tali Elfassy dari University of Miami mengatakan orang-orang yang saat masih muda penghasilannya berkurang mendadak bisa mengalami peningkatan risiko sakit jantung dua kali lipat dalam jangka waktu 15 tahun. Peneliti mengetahuinya dengan membandingkan data dari orang-orang yang memiliki penghasilan stabil.

"Biasanya studi yang membandingkan hubungan antara penghasilan dan kematian menggunakan populasi orang tua. Dalam penelitian ini kami melihat orang dewasa muda usia 23-35 tahun," kata Tali seperti dikutip dari Reuters, Selasa (8/1/2019).

Peneliti melihat semakin jauh besar berkurangnya penghasilan maka akan semakin besar peningkatan risiko sakit jantung. Berkurang pendapatan sampai Rp 280 juta ke atas misalnya bisa meningkatkan risiko sakit jantung hingga empat kali lipat.

7 Cara Tersehat Pakai Earphone Biar Gak Sakit Telinga dan Berdengung | Equity World

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World

Mengapa berkurangnya penghasilan yang populer disebut kantong kering ini bisa berhubungan dengan penyakit jantung? Menurut peneliti kemungkinan bisa karena faktor stres. Atau selain itu bisa juga karena kondisi kantong kering memaksa seseorang untuk tidak memprioritaskan kebutuhan kesehatannya.

"Kalau penghasilan kamu tidak tentu kamu mungkin akan menukar beberapa kebutuhan contohya bayar sewa atau makanan untuk obat. Nah beberapa kebutuhan yang dikorbankan itu bisa jadi tidak bagus untuk kesehatan," komentar ahli kesehatan masyarakat Tiffany Gary-Webb dari University of Pittsburgh.

Studi ini telah dipublikasi dalam jurnal Circulation.


Equity World