Kamis, 28 Februari 2019

Equity World | Crystal Palace vs MU: Badai Cedera Tak Halangi Kejayaan Setan Merah

Equity World | Crystal Palace vs MU: Badai Cedera Tak Halangi Kejayaan Setan Merah

Equity World | Manchester United (MU) masih mampu menunjukkan kejayaan mereka meski diterpa badai cedera. Rabu (27/2) atau Kamis dini hari WIB, mereka pulang membawa kemenangan 3-1 saat jadi tamu Crystal Palace di Selhurst Park Stadium.

Padahal, di laga ini, MU tak diperkuat sejumlah bintang mereka, seperti Ander Herrera, Jesse Lingard, Juan Mata, Nemanja Matic, Anthony Martial, dan Antonio Valencia. Namun, dengan pemain yang ada, manajer Ole Gunnar Solksjaer mampu membuat mesin Setan Merah tetap bekerja maksimal.

Tiga gol MU dicetak Romelu Lukaku (dua gol) dan Ashley Young.

"Ini kemenangan tandang yang penting. Kami mengontrol jalannya pertandingan," ujar Ole Solksjaer. "Kami sudah memenangkan beberapa pertandingan tandang."

Total, telah 11 pertandingan di Liga Inggris, MU tak terkalahkan bersama Solksjaer. Mereka mencatat sembilan kemenangan dan dua kali imbang.

Secara khusus, Solksjaer juga memuji Lukaku yang mencetak dua gol di pertandingan ini. Menurut Solksjaer, Lukaku punya etos kerja bagus, dalam latihan dia juga bekerja keras.

Kenali 5 Penyebab Timbulnya Varises, Penyakit yang Merusak Penampilan | Equity World

"Cara Lukaku bermain untuk tim sangat baik," tutur Solksjaer. "Dia juga cukup sering membantu serangan. Dia pemain nomor sembilan yang baik."

Pemain Debutan

Di laga ini, Solksjaer juga memberikan kesempatan kepada pemain muda, James Garner, untuk melakukan debutnya.

"Kami punya skuat dan materi pemain berkualitas. Kami akan terus memunculkan banyak pemain," ujar Solksjaer, lagi.

Equity World

Rabu, 27 Februari 2019

Equity World | Bolehkah Minum Obat Pencahar untuk Turunkan Berat Badan? Ini Kata Ahli

Equity World | Bolehkah Minum Obat Pencahar untuk Turunkan Berat Badan? Ini Kata Ahli

Equity World | Ada banyak cara untuk menurunkan berat badan, seperti diet atau olahraga intensif. Namun, gimana dengan minum obat pencahar? Obat pencahar adalah obat untuk meredakan gejala sembelit.

Beredar rumor bahwa obat pencahar bisa menurunkan berat badan. Dilansir dari jurnal Pediatrics, 10,5 persen perempuan berusia 23 hingga 25 tahun menggunakan obat pencahar untuk menurunkan berat badan mereka. Namun, apakah itu aman untuk kesehatan? Berikut fakta-faktanya dilansir dari Healthline.

1. Obat pencahar atau laksatif adalah obat sembelit yang berfungsi mengencerkan feses dan membantu mengeluarkannya dari dalam tubuh

2. Obat pencahar memungkinkan feses menyerap banyak air dari tubuh sehingga berat badan terlihat berkurang

3. Namun, menurunkan berat badan dengan obat pencahar tidak efektif karena hanya akan membuatmu dehidrasi

4. Kondisi ini diiringi dengan sakit kepala, pusing, lemas, kulit kering, dan urine berubah warna menjadi lebih pekat

5. Obat pencahar tidak benar-benar mengurangi lemak tubuh, justru kadar air dalam tubuhmu yang berkurang

6. Konsumsi obat pencahar juga membuat elektrolit tubuh tak seimbang, padahal elektrolit penting untuk membantu sel dan jaringan bekerja dengan normal

7. Elektrolit yang tak seimbang bisa menyebabkan kejang, kebingungan, bahkan koma

7 Fakta Penyebab dan Cara Menghilangkan Cegukan dengan Segera | Equity World

Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World


8. Bila dikonsumsi terus dalam waktu lama, obat pencahar bisa merusak sistem pencernaan dan pankreas

9. Fungi ginjal dan hati pun bisa menurun, lama-lama bahkan bisa rusak

10. Obat pencahar bisa menginduksi rhabdomyolysis yang menyebabkan kerusakan jaringan otot dan lepasnya protein berbahaya menuju aliran darah

Buat kamu yang ingin menggunakan obat pencahar untuk menurunkan berat badan, lebih baik pikirkan ulang, ya. Lebih baik kamu berdiet disertai olahraga dan mengonsumsi makanan sehat saja. Lebih sehat dan aman lho!

Equity World

Selasa, 26 Februari 2019

Equity World | Final Piala AFF U-22 2019: 4 Ancaman Thailand yang Perlu Diwaspadai Timnas Indonesia

Equity World | Final Piala AFF U-22 2019: 4 Ancaman Thailand yang Perlu Diwaspadai Timnas Indonesia

Equity World | Tak terbantahkan, Thailand adalah rajanya sepak bola Asia Tenggara. Negeri Gajah Putih seperti tak pernah bosan jadi juara event bergengsi AFF di berbagai level, mulai dari senior hingga junior.

Bisa dibilang Thailand tak pernah kering mencetak pemain-pemain bertalenta. Di ajang Piala AFF U-22 2019, Thailand berstatus juara bertahan.

Mereka jadi yang terbaik di edisi terakhir 2015 silam. Timnas Indonesia yang akan bersua mereka di laga final Piala AFF U-22 2019pada Selasa (26/2/2019) harus ekstrawaspada. Thailand yang sudah terbiasa menghadapi atmosfer pertandingan final bisa jadi momok.

Langkah Timnas Thailand U-22 cenderung mulus hingga ke laga puncak.

Tim asuhan Alexandre Lima, belum tersentuh kekalahan serta kebobolan dalam waktu normal pertandingan selama Piala AFF U-22 2019. Sang arsitek asal Brasil yang didapuk jadi nakhoda tim pada awal November 2018 terlihat sukses menjaga tempo permainan Timnas Thailand U-22.

Menghadapi jadwal padat turnamen, Thailand tak habis-habisan di awal namun gembos di akhir.

Di fase penyisihan Grup A Piala AFF U-22 2019, Thailand menang 1-0 dan 3-0 masing-masing atas Timor Leste dan Filipina, bermain tanpa gol kontra Vietnam.

Mereka melaju ke semifinal dengan status runner-up Grup A. Memasuki periode knock-out Tim Negeri Gajah Putih Muda bersua tuan rumah Kamboja yang jadi tim kuda hitam di penyisihan. Thailand menang 5-3 dalam adu penalti atas Kamboja (0-0) di semifinal.

Saat laga final nanti, Tim Garuda Muda kudu mewaspadai empat pemain yang jadi kartu truf Thailand. Siapa saja mereka?

Rekor tak kebobolan menunjukkan ketangguhan lini belakang Thailand U-22. Penyerang-penyerang Timnas Indonesia U-22 kudu cerdik untuk bisa menembus kerapatan poros belakang mereka.

Sebagai catatan Tim Merah-Putih berlaga di Piala AFF U-22 2019 tanpa penyerang-penyerang terbaik macam: Ezra Wallian, Egy Maulana Vikri, dan Saddil Ramdani.

Sebagai ganti Indra Sjafri menyiapkan duo Indonesia Timur, Osvaldo Haay dan Marinus Wanewar.

Ketangguhan lini belakang Thailand karena mereka punya duo stoper raksasa yang sulit ditembus.

Marco Ballini, bek keturunan Italia amat jago dalam duel-duel bola udara.

Ballini bersama kapten tim Saringkan Promsupa merupakan duet kunci sukses Thailand hingga melangkah ke babak final Piala AFF U-22 2019. Berkat duet bek tengah itu timnas Thailand U-22 tidak pernah kebobolan hingga memasuki babak final.

Ballini merupakan pesepak bola berdarah Italia yang lahir di Bologna pada 12 Juni 1998. Terlahir dari ayah asal Italia dan ibu asal Thailand, Ballini memulai karier sepak bola di tim akademi AC Cesena.

Setelah sempat memulai karier profesional bersama Alfonsine FC, Ballini kemudian direkrut klub asal Thailand Chainat Hornbill pada 2018. Ballini dikontrak juara Thai League 2 2017 itu hingga 2020. Musim lalu Ballini tampil di 16 pertandingan dan mencetak satu gol untuk Chainat.

Ballini sempat masuk daftar skuat bayangan Timnas Thailand senior untuk tampil di Piala AFF 2018. Tapi, pelatih Milovan Rajevac memutuskan untuk tidak membawa Ballini ke putaran final.

Dengan postur tinggi menjulang 198 cm, Ballini jelas jadi tembok  yang sulit ditembus.

Mengandalkan tinggi badannya, Ballini juga menjadi andalan Thailand untuk mencetak gol lewat skema bola-bola mati. Ballini menjadi eksekutor terakhir timnas Thailand U-22 saat mengalahkan Kamboja di babak semifinal lewat adu penalti.

Duetnya Saringkan Promsupa yang berstatus sebagai kapten juga tak kalah garang. Ia saat ini jadi top scorer tim dengan lesakan dua gol.

Sebiji gol dicetak ke gawang Timor Leste, serta satu gol lainnya ke gawang Filipina.

Selain dua pemain di atas Thailand punya juga punya Jaroensak Wonggorn, sosok pengendali permainan di lini kedua.


Muntah? Ini 7 Gangguan Kesehatan yang Paling Sering Jadi Penyebabnya | Equity World



Info lowongan kerja di Equity World SSC Jakarta | Equity World


Jaroensak Wonggorn sudah mencetak satu gol di Piala AFF U-22 2019 ke gawang Filipina. Ini adalah gol international keduanya untuk Timnas Thailand U-23.

Sang playmaker sebelumnya mencetak satu gol ke gawang Bahrain pada turnamen Alpine Cup 2018. Jaroensak amat berbahaya saat mengeksekusi bola mati. Ia juga penembak jarak jauh yang jitu.

Di sektor tengah ia didampingi kompatriotnya Jedsadakorn Kowngam yang tak kalah mobil.

Jedsadakorn Kowngam adalah penggawa muda Ubon United FC dan saat ini sedang dipinjamkan ke Army United di tahun 2019 ini. Jedsadakorn yang berusia 21 tahun juga menjadi pemain penting di lini tengah Thailand U-22.

Jedsadakorn Kowngam mencetak satu gol ke gawang Filipina di Piala AFF U-22 2019. Jedsadakorn Kowngam juga menjadi salah satu algojo Thailand saat menghempaskan Kamboja di adu penalti.

Equity World

Senin, 25 Februari 2019

Equity World | Kepa Arrizabalaga Membangkang, Sarri Bantah Kehilangan Respek di Chelsea

Equity World | Kepa Arrizabalaga Membangkang, Sarri Bantah Kehilangan Respek di Chelsea

Equity World | Maurizio Sarri membantah sudah kehilangan kendali di Chelsea usai insiden dengan kiper Kepa Arrizabalaga. Seperti diketahui, Kepa sempat membuat ulah karena ogah digantikan Willy Caballero pada injury times final Carabao Cup antara Chelsea vs Manchester City pada Minggu (24/2/2019).

Apakah Sarri sudah kehilangan respek dari pemain-pemain Chelsea? Sarri memastikan dirinya masih memegang kendali di ruang ganti Chelsea.

Kepa Arrizabalaga menolak diganti menjelang adu penalti saat Chelsea menghadapi City di final Carabao Cup. Hal itu sontak membuat Sarri berang.Kepa yang diduga mengalami kram memang sempat menghalau penalti Leroy Sane.

Namun, City pada akhirnya menjadi juara Carabao setelah menang 4-3 dalam adu tos-tosan.

Sarri kemudian menegaskan insiden itu hanya kesalahpahaman. Dia tak akan memberi sanksi apapun untuk Kepa Arrizabalaga, kiper Chelsea yang sudah tidak mematuhi instruksinya.

Manajer berusia 60 tahun itu mengatakan bahwa penampilan impresif Chelsea dalam pertandingan tersebut menunjukkan bahwa dia tidak kehilangan kendali atas timnya meski insiden dengan Kepa mengisyaratkan sebaliknya.

"Saya pikir, jika Anda melihat pertandingan, Anda bisa memahami dengan baik bahwa hari ini, para pemain memainkan pertandingan yang kami siapkan kemarin. Jadi, saya pikir saya memegang kendali, mengendalikan situasi sepenuhnya," kata Sarri seperti dilansir Fox Sports Asia.

"Sekarang, saya ingin berbicara tentang hal yang lain, tentang cara kami bermain sepakbola hari ini, karena cara bermain kami hari ini sedikit berbeda dari pertandingan-pertandingan lainnya."

Insiden tersebut membuat Kepa dianggap tidak menunjukkan rasa hormat kepada Sarri. Namun, sang manajer tidak berpikir demikian.

"Tidak, Kepa hanya berkata:" Tidak, tidak, saya baik-baik saja dan bisa melanjutkan pertandingan. Dia mengerti saya ingin menggantinya karena cedera," lanjutnya.

"Dia hanya mengatakan kondisinya dengan mengatakan dia baik-baik saja. Jadi, saya pikir, dalam 120 menit, diskusi bisa terjadi dengan para pemain.

“Saya pikir kami harus berkonsentrasi pada sepakbola. Tentu saja, saya akan berbicara dengannya. Seperti yang saya katakan sebelumnya, dia benar untuk motivasinya. Tapi tidak untuk kelakuannya.”

7 Alasan Ini Menjelaskan Perbedaan Cepat Lambatnya Seseorang Tertidur | Equity World



7 Alasan Ini Menjelaskan Perbedaan Cepat Lambatnya Seseorang Tertidur | Equity World


Tidak Pengaruhi Pemain

Sarri juga membantah bahwa insiden itu mempengaruhi para pemain Chelsea menjelang adu penalti. Menurutnya, para pemain The Blues sangat tenang dalam adu penalti.

"Tidak, saya rasa tidak, karena satu-satunya orang yang gugup adalah diri saya sendiri. Saya melihat para pemain sangat tenang," kata Sarri.

“Kami sudah mempersiapkan [adu penalti], tetapi itu tidak berguna karena sangat mudah menendang penalti di tempat latihan. Kemudian, setelah 20 jam, Anda harus menendang penalti di sini di depan 80.000 orang, dan jutaan orang menonton di televisi. Jadi, ini sangat berbeda. Ini bukan masalah kemampuan teknis. Tetapi lebih banyak ke pikiran, saya pikir."

Equity World