Selasa, 06 Maret 2018

Equityworld Futures | Gabriel García Marquez Tampil Sebagai Google Doodle, Siapa Dia?

Equityworld Futures | Gabriel García Marquez Tampil Sebagai Google Doodle, Siapa Dia?

Equityworld Futures | Google hari ini merayakan ulang tahun penulis asal Kolombia, Gabriel García Márquez yang ke-91 melalui Google Doodle.

Dalam doodle yang tampil di laman pencarian tersebut, ia tampil dengan kumis khasnya didampingi ilustrasi yang penuh dengan warna.

Gabo, begitu ia dikenal oleh banyak orang, lahir di Aracataca, Kolombia pada 6 Maret 1927. Ia meninggal dunia di kota Meksiko, Meksiko, 17 April 2014, saat berusia 87 tahun.

Raksasa mesin pencari ini memperingati hari kelahiran Gabo karena dianggap sebagai salah satu penulis paling penting di abad ke-20, dan salah satu penulis berbahasa Spanyol terbaik.

Semasa hidupnya, Gabo berhasil membawa pembaca novelnya ke dalam dunia realisme yang penuh magis di dalam novel pertamanya, yakni Leaf Storm (1955).

Berawal dari novel tersebut, Gabo mampu menuturkan kisah yang tak hanya menceritakan kisah fiksi dan gaib semata, ia juga mencampurnya dengan keadaan di dunia nyata.

Selama hidupnya, Garcia Marquez telah menulis tujuh novel, di mana judul tambahannya termasuk The General in the Labyrinth (1989), dan Of Love and Other Demons (1994).

Masa Akhir Hidup Gabo

Di tahun-tahun terakhir, Garcia Marquez menjelajahi hidupnya sendiri dalam memoir-nya berjudul Vivir para contarla atau Living to Tell the Tale (2002) yang mendapatkan pengakuan luar biasa oleh kritikus dan penggemar setianya.

Baca juga : Harga Emas Tergelincir Kekhawatiran Perang Dagang | Equityworld Futures

Sepanjang karirnya, Garcia Marquez berhasil memenangkan berbagai penghargaan, termasuk Penghargaan Nobel Kesastraan pada 1982.

Gabo yang didiagnosa menderita kanker pada akhir 1990-an, dan menderita demensia ini pun menghembuskan nafas terakhirnya pada 17 April 2014 di Kota Meksiko.

Berkat kemampuannya bertutur di dalam karya-karyanya, Google pun menghormati warisan kesusastraannya dengan menampilkan sosok Gabo di Google Doodle hari ini.

Equityworld Futures

Senin, 05 Maret 2018

Equityworld Futures | Apple Bakal Rilis MacBook Air Murah Tahun Ini?

Equityworld Futures | Apple Bakal Rilis MacBook Air Murah Tahun Ini?


Equityworld Futures | Apple kabarnya berencana merilis laptop MacBook Air versi dengan harga terjangkau pada kuartal kedua 2018.

Hal tersebut disampaikan lewat analis KGI Securities Ming-Chi Kuo yang selama ini telah banyak memberikan analisisnya seputar perangkat Apple.

MacBook Air merupakan perangkat populer yang dijual dengan harga US$ 999 atau sekitar Rp 13,7 jutaan. Dalam beberapa tahun terakhir, Apple tidak mengubah banyak bentuk MacBook Air super tipis itu.

Kuo memprediksi Apple akan merilis MacBook Air berukuran 13 inci dengan banderol harga yang lebih terjangkau.

Dengan melepas MacBook Air yang dibanderol terjangkau, Kuo memperkirakan hal tersebut bakal meningkatkan penjualan perangkat laptop milik Apple.

Sekadar diketahui, tahun 2018 merupakan 10 tahun selebrasi kehadiran laptop MacBook Air di dunia laptop.

Sejak bertahun-tahun kehadirannya, baru pada musim panas lalu Apple memperbarui MacBook Air dengan prosesor Intel 1.8GHz yang lebih cepat.

Sayangnya sejauh ini belum diketahui MacBook Air seperti apa yang bakal dirilis Apple serta berapa banderol harga perangkat tersebut. Laporan sebelumnya mengungkapkan, Apple juga akan memperbarui perangkat AirPods mereka.

Awal Juni 2017, Apple justru memastikan kalau MacBook Air masih eksis dengan merilis MacBook Air 13 inci yang dibekali prosesor 1,8GHz. Pembaruan MacBook Air 13 inci ini hanya dari sektor CPU.

Dalam laporan Tech Crunch, tak ada pembaruan lain yang ditawarkan perusahaan yang bermarkas di Cupertino Amerika Serikat itu. Bahkan, Apple masih menggunakan prosesor Intel generasi kelima, Broadwell, pada perangkat ini.

Oleh karenanya, model MacBook Air teranyar ini sesungguhnya masih mengusung spesifikasi serupa dengan MacBook Air di versi 2015.

MacBook Air sendiri genap berusia 10 tahun pada Januari 2018. Saat itu, 2008, Steve Jobs yang menjabat CEO Apple memperkenalkan apa yang disebutnya sebagai laptop tertipis di dunia.

Sambil membuka amplop coklat tipis di depan hadirin, Jobs pun mengeluarkan sebuah laptop yang untuk saat itu ukurannya memang terbilang tipis.

Ya, Apple resmi memperkenalkan laptop tertipisnya ini pada 16 Januari 2008. Sebulan setelahnya, MacBook Air langsung dijual di pasaran.

Kiprah MacBook Air di industri laptop sendiri bisa dibilang sangat gemilang. Bahkan, MacBook Air adalah salah satu seri laptop Apple paling laris di sepanjang sejarah.

Baca juga : Catat! Ini Alat Bayar yang Aman untuk Belanja Online | Equityworld Futures

Bagaimana tidak, MacBook Air hadir dalam dua varian yang sama-sama tipis. Keduanya memiliki bobot 1,28 kg (untuk seri 11 inci) dan 1,35 kg (untuk seri 13 inci), yang terbilang sangat ringan pada kelasnya.

Berbeda dengan MacBook Pro, MacBook Air mengusung sejumlah perubahan desain, di antaranya seperti absennya slot CD Drive dan beberapa port USB.

MacBook Air juga menjadi laptop pertama yang hadir dengan trackpad multi touch dan kapasitas penyimpanan SSD.

Equityworld Futures

Jumat, 02 Maret 2018

Equity World | Siapa yang Pertama Kali Bikin Hujan Uang?

Equity World | Siapa yang Pertama Kali Bikin Hujan Uang?
Siapa yang Pertama Kali Bikin Hujan Uang?

Equity World | Aksi hujan uang saat ini tengah menjadi perhatian warga, karena aksi tersebut baru saja terjadi di Jalan Rasuna Said, Jakarta Selatan, kemarin. Aksi tersebut merupakan sebuah kegiatan dalam rangka promosi, namun ternyata cara ini pernah juga dilakukan di tahun 2008 lalu.

Pakar Marketing Tung Desem Waringin yang pernah melakukan aksi tersebut. Berbeda cara namun serupa. Tung Desem menebar uang dari langit menggunakan pesawat sebagai langkah promosi bukunya. Uang dengan pecahan Rp 1.000 sebanyak Rp 100 juta ditebar dijatuhkan dari pesawat dan menjadi perhatian warga, langkah tersebut merupakan strategi promosi bukunya berjudul Marketing Revolution.

"Misalnya, buku yang saya launching itu bukan hanya untuk branding tapi ada penawarannya. Jadi pada waktu saya launching buku selain sebar uang saya tambahin voucher seminar 3 hari di 10. Saat penjualan buku dalam 1 hari berhasil terjual 38.878 buku. Jadi terkenal tidak cukup kalau tidak ada penawaran," jelasnya.

Ternyat, Tung Desem juga bukan yang pertama melakukan metode promosi yang bikin heboh tersebut.

Tung Desem mengatakan ide tersebut lahir karena ia melihat Richard Branson, yang merupakan pendiri dan pemilik grup Virgin Records yang merupakan salah satu miliuner sukses yang terkenal didunia.

Tung Desem mengatakan, promosi yang dilakukan Richard Branson yang selalu mengundang perhatian banyak orang atau menjadi viral. Dirinya mengaku mendapatkan teori tersebut dan kemudian diaplikasikan dalam bentuk yang berbeda.

Sebuah hal yang saat itu dilakukan Tung Desem untuk menebar uang di langit, untuk mendapat perhatian masyarakat dalam bentuk promosi yang dilakukan untuk menjual bukunya saat itu.

"Saya dapat ide dari Richard Brandson, dia spesialis ahli menampilkan sesuatu yang heboh seperti itu," ujarnya.

Baca juga : 7 Penyakit Mahasiswa yang Bikin Sulit Bersaing di Dunia Kerja | Equity World

Tung Desem menjelaskan, beberapa tahun lalu saat dirinya meluncurkan buku pertama di tahun 2005 juga membuat perhatian warga dengan cara yang unik. Yaitu Tung Desem malakukan upcara di Jalan Jendral Sudirman dan menggunakan kuda perang lengkap dengan pakaian perang khas Jendral Sudirman. Aksi tersebut dikawal pasukan brimob dan pendapat banyak perhatian warga, ketika wartawan datang dan meliput baru lah promosi mulai dilakukan. Langkah tersebut merupakan aksi peluncuran buku marketing yaitu Vinansial Marketing aksi tersebut merupakan isi dari visi buku yang berperang melawan kemiskinan

"Nah untuk itu saya terbitkan buku mengenai vinansial revolution terlari 10.511 buku 2005 waktu itu kemudian. Aksi yang itu (tebar uang) di 2008 berhasil terjual sebanyak 38.878 terjual buku. Dulu bahkan uang yang disebar Rp 100 juta itu punya Gramedia, tapi setelah itu mereka dapat Rp 8 miliar dari penjualan buku (Marketing Revolution). Dengan buku seharga Rp 200 ribu dapat seminar dan dapat CD waktu itu pertama di dunia lho," paparnya.

Equity World

Kamis, 01 Maret 2018

Equity World | Robbie Williams tentang Depresi: Penyakit dalam Kepalaku yang Ingin Membunuhku

Equity World | Robbie Williams tentang Depresi: Penyakit dalam Kepalaku yang Ingin Membunuhku
Robbie Williams tentang Depresi: Penyakit dalam Kepalaku yang Ingin Membunuhku

Equity World | Depresi memang bisa terjadi pada siapa saja. Tak terkecuali pada pesohor seperti Robbie Williams. Baru-baru ini ia buka-bukaan tentang perjuangannya melawan penyakit mental ini.

Penyanyi berusia 44 tahun itu mengungkapkan seperti apa depresi yang dialaminya sejak lama. "Aku punya penyakit dalam kepalaku yang ingin membunuhku, jadi aku harus berjaga-jaga. Kadangkala ini membuatku kewalahan, tetapi kadangkala ini kujadikan alat untuk bisa tampil di atas panggung," katanya.

Ia juga menyuratkan bahwa kematian sahabatnya, George Michael ikut mempengaruhinya. Ia mengaku teringat akan saat-saat di mana ia begitu dekat dengan kematian bila mengenang George.

"Kami mengalami 'roller-coaster' yang sangat sama. Dan aku merindukan George Michael, aku berharap dia disini," tuturnya.

Saat itu ia merasa kehilangan seorang sosok pahlawan. "Itu adalah tahun yang mengerikan, semua orang kehilangan pahlawan mereka, dan kamu menyadari kamu tidak hidup abadi dan aku merindukannya," lanjutnya.

Baru dua bulan yang lalu, ayah dua anak itu mengaku menjalani perawatan intensif karena ditemukan kejanggalan pada otaknya sehingga ia juga harus membatalkan tur konsernya di Rusia. Ia pun segera diterbangkan kembali ke London dan memulihkan diri di rumahnya di LA selama dua bulan.

"Itu membuatku benar-benar ketakutan, karena aku pernah berada di situasi yang gelap sebelumnya, tetapi itu saat aku masih 23, 27 atau 32. Tapi ketika usiamu 43 tahun, kamu menyadari bahwa -meskipun kamu punya segalanya- kamu bukannya tidak bisa tumbang. Jadi mulai sekarang aku akan mengurus diriku sendiri lebih baik," paparnya.

Ia menambahkan, istrinya, Ayda Field adalah sosok yang paling berjasa untuknya. Bahkan sejak pertama kali mereka berkencan, Aydalah yang membuat Robbie 'tobat'.

"Ia merawatku, memberiku apa yang aku butuhkan di waktu yang tepat dan rasa cinta. Ia melihatku dalam kondisi terburukku, bahkan sejak malam pertama kami bersama," tutupnya.

Selain depresi, Robbie juga kerap blak-blakan tentang perjuangannya dalam melawan alkohol dan kecanduan narkoba. Seingat Robbie, ia terserang gangguan ansietas (kecemasan), depresi, demam panggung dan masalah berat badan sejak terkenal sebagai pentolan boyband Take That.

Kepada The Sunday Times Magazine, Robbie juga pernah mengutarakan dukanya menjadi seorang pesohor. Ia bahkan mengatakan jika pekerjaannya suatu saat bisa 'membunuhnya'.

"Pekerjaan ini begitu buruk bagi kesehatanku. Ini akan membunuhku, kecuali aku melihatnya dengan cara yang berbeda," ujarnya.

Namun ia bersyukur jika dewasa ini depresi dan gangguan kecemasan menjadi sesuatu yang lumrah untuk dibicarakan. "Aku bakal lebih dan lebih terisolasi karena dulu aku hanya diminta untuk mengabaikannya saja," ungkapnya.

Baca juga : Inilah yang terjadi saat kamu nggak tidur selama seminggu, ngeri! | Equity World

Ia pun mencoba berbenah dengan mengikuti rehabilitasi beberapa kali dan sejumlah terapi lainnya untuk mengatasi persoalannya tersebut.

Robbie pertama kali mengaku mengidap depresi di tahun 2003 akibat mengonsumsi ekstasi. Dalam kesempatan yang sama, Robbie mengatakan bahwa ia telah mengonsumsi obat antidepresan selama setahun untuk mengendalikan kondisi tersebut.

Equity World